28 : Perang Musim Dingin

528 74 40
                                    

Dentuman demi dentuman terdengar dengan jelas. Serangan kejutan tersebut membuat semua orang di balik tembok tampak panik.

Di depan gerbang, para pasukan gabungan sudah menyiapkan pasukan masing-masing.

"Semua sudah siap," ujar Meyfa Kimberlie. Sederet pasukan sudah ia lengkapi dengan mantra pelindung.

"Kami juga sudah di posisi." Beatrice datang menghampiri Lucius dan Selina. Semua penyihir terbang dengan sapu terbang mereka.

"Kami juga sudah siap." Kali ini Jean D'Arc yang datang.

Pasukan gabungan dari Kekaisaran Sakura, Kerajaan Ziheld, Kerajaan West Cape, Kerajaan Ardesdale, Kaum Arthurian, dan War Gorilla. Tampak siap untuk berperang.

"Tidak ada sedikit pun rasa takut dari para pasukan. Aku suka ini," ujar Raja Helicius di atas kudanya.

"Ya, Anda benar, Yang Mulia," sahut Jendral Frederik.

Jendral Albuquer McGin dan Jendral Lew Wallace sudah siap di posisi mereka untuk memimpin pasukan Kerajaan West Cape. Dua pangeran Ardesdale juga tampak perkasa di barisan terdepan pasukan mereka.

Idris Willow menatap pasukan musuh dari udara sambil menunggu aba-aba.

Zenda mengayunkan pedang besarnya dengan semangat ke udara. "Aku rasa, sekaranglah waktunya aku untuk mengamuk."

"Tapi jangan sampai asal hantam," sindir Shiro.

"Lucius!" Geppetto datang dari udara dengan battle arm-nya menghempiri Lucius, Selina, Zenda dan Shiro.

"Tuan Geppetto, sebaiknya Anda tidak ikut perang kali ini. Pergilah bersama Shin untuk mengefakuasi warga," pinta Lucius dengan sangat.

"Tapi ...." Padahal Geppetto ingin sekali mencoba senjatanya yang sudah dimodifikasi.

"Pergilah!"

Dengan kecewa, laki-laki itu menerbangkan battle arm-nya dan pergi dari medan perang.

Alatar turun dengan sapu terbangnya untuk menyampaikan informasi. "Semua orang sudah diungsikan dibantu oleh para dragon."

"Terima kasih," jawab Lucius. Lalu ia memberikan sebuah tombak pada Alatar. "Pakai ini! Kau lebih cocok memakainya."

"I-ini kan ... Tombak Poseidon!" Alatar tampak tidak percahaya dengan senjata legenda yang ia pegang.

"Gunakan dengan baik," sahut Lucius. Sedangkan ia mensejatai dirinya sendiri dengan sebuah pistol jenis Sub Machine Gun HK MP7 yang sudah dimodifikasi. Ia juga menyiapkan beberapa cadangan peluru di dalam body bag-nya.

Sebuah bayangan tiba-tiba muncul di dekat Lucius. Dia adalah Hattori Kijin. "Mereka sudah melewati padang ranjau."

"Lucius ...," Selina tampak khawatir.

"Yang Mulia Helicius!" teriak Lucius memberi intruksi.

Raja Helicius tersenyum. "Semua pasukan!" Semua prajurit dari berbagai negara seketika mengeluarkan laser saber. Kali ini, senjata itu dibuat dengan kualitas dibawah dari sebelumnya dengan alasan sedikitnya pekerja. "Seraaaaang!!"

"Seraaang!" Jean D'Arc ikut berteriak dan langsung melesat memasuki medan perang.

"Hancurkan semua lawan! Seraang!!" Zenda maju dengan semua pasukan Arthurian dan war Gorilla yang sudah terlatih.

Teriakan semangat seketika bergemuruh dari semua pasukan dan mereka melesat maju. Menerjang udara dingin untuk menghalau serangan pasukan lawan. Titik-titik salju mereka terobos seakan tak kenal rasa dingin.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang