Di ruang tahta, yang sekarang menjadi ruang strategi perang, Selina sangat menempel pada Lucius. Dia terus mendekatkan dirinya pada kekasihnya itu seakan tidak ingin ditinggal pergi lagi.
Bagi Aikawa yang sudah tua, tidak terlalu terganggu dengan kemesraan dua sejoli itu. Hiel dan Aegina pun begitu. Namun, berbeda dengan Gavin. Pemimpin dwarf klan Goldenbeard itu sedikit risih mengingat dirinya yang belum menikah sampai sekarang.
"Itu kah Raja Arthur ...." Bayu masih mengenang pertemuan pertama dirinya dengan junjungan yang selalu ia rindukan itu. "Jiwa kepemimpinan, hati yang lembut dan keputusan tegas yang dia pancarkan menggambarkan sosok penguasa sejati."
Di pertemuan pertama ia dan Erix beberapa saat lalu, Bayu tunduk dan mengikrarkan diri untuk melayani Erix sampai akhir hayatnya. Dan Erix merasakan satu nama di prasati Rune Psilakiel bersinar. Nama dari rasi bintang Crater yang kosong.
Saat Erix datang dan mengantar Lucius ke tempat ini, raja Kerajaan Camelot itu melahap Prilly palsu yang terikat dengan energi kegelapannya. Meski wujud makhluk tak dikenal itu persis tunangannya, Erix tidak menahan diri sama sekali. Sisa dari tubuh Prilly palsu berupa beberapa stik kayu, kain putih dan sebuah batok kelapa yang dipotong setengah, pun dibiarkan begitu saja.
Tidak hanya itu, Erix memberikan mereka sebuah ornamen ukiran dari batu onyx. Bentuknya unik dan beragam. Masing-masing dari mereka mendapatkan satu buah. Oleh-oleh dari masa lalu, begitulah Erix menyebutnya.
"Sosok pemimpin sejati ...." Kalimat yang diutarakan Bayu itu sedikit tercemar dengan pengambaran Erix konyol di otak Gavin.
"Yang aku kagetkan justru dia ternyata masuh hidup," sahut Aikawa Kazue.
"Dia orang yang terpilih, Nyonya Aikawa. Selalu ada jalan untuknya kembali. Dan dia tidak akan bisa mati kecuali tugasnya sebagai penyelamat sudah selesai," timpal Aegina. Sama seperti Bayu Aswanta dari Tujuh Bintang Arthur, oracle mantan bawahan Belphegor itu pun menjunjung tunggi keberadaan Erix.
"Lalu ... kau ... kenapa memalsukan kematian?" tanya Aikawa pada Lucius. "Bukankah situasi sekarang memaksa kita untuk bersatu. Bukannya lari dari kenyataan."
"Saat aku diserang Merlin waktu itu, aku sempat berfikir apa hanya Merlin yang berkhianat. Jadi, aku mengambil inisiatif untuk memalsukan kematian dan menunggu informasi lebih lanjut. Karena saat Merlin menyerang Haruka, maksudku, Putri Sakura, dia mengatakan untuk menghancurkan simbol persatuan yang lain. Artinya, jika Erix, aku, dan Putri Sakura berhasil disingkirkan, kemungkinan besar orang-orang yang sama dengan Merlin akan muncul juga. Dan tebakanku benar, 'kan?" jelas Lucius. "Meskipun aku akhirnya menyakiti Selina, aku merasa sangat beralah."
"Aku tidak peduli lagi dengan semua itu, yang penting kau ada di sini," ujar Selina. Dia memeluk tangan Lucius erat-erat.
"Kau bisa berpikir sangat cepat diposisi genting seperti itu?" Gavin tampak tercengang. "Woooow."
"Jenius. Eksistensi yang sangat cocok untuk orang yang bersama dengan Raja Arthur," ujar Bayu.
"Jadi, bagaimana situasinya sekarang?" tanya Lucius. Tentu yang dia maksud adalah situasi medan perang.
"Ini sedikit jadi masalah. Kami hanya memiliki hubungan di Dataran Halley. Perang di Kota Ute dan Kota Ginkaku kami tidak tahu kondisi terbarunya," jawab Bayu. Dia sedikit kesal akan ketidak tahuan situasi di dua kota tersebut.
"Nona Aegina, segera hubungi Alatar Gorindof. Raja memerintahkannya untuk membantu di Kota Ute," sahut Lucius.
Detik itu juga, Aegina langsung menggunakan sihir telepati. Karena dia mengenal orang yang dituju dan dia juga tahu lokasi kota orang tersebut, mantra telepati pun terhubung. "Tuan Alatar, ini Aegina. Bagaimana keadaan di Kota Ute?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...