100 : Garuda - part2

211 46 61
                                    

Erix sekarang menghadap makhluk manusia burung yang menamai diri mereka Garuda. Berwujud persis seperti dalam legenda India, bertubuh manusia dengan tangan dan kakinya kaki unggas. Berkepala elang dan memiliki sepasang sayap. Keseluruhan bulu mereka berwarna putih, mirip seperti elang laut.

Pemimpin makhluk burung yang bertubuh hampir dua kali lipat tingginya dari tubuh Erix itu, menatap rendah manusia di hadapannya dengan alis yang mengkerut. "Apa maksudmu dengan menambahkan kata werebeast pada ras kami?"

"Bukankah di Leavgard manusia hewan disebut werebeast dan nama Garuda merupakan nama klasifikasi jenisnya," jelas Erix.

"Jangan samakan kami dengan mereka!" seru pemimpin garuda itu tidak terima. Di waktu bersamaan, semua garuda yang terbang mengepung alun-alun, langsung mengeluarkan tombak mereka yang terbuat dari batu asah diikat ke kayu.

"Sepertinya ada kesalah pahaman di sini," ujar Erix dengan bibirnya tersenyum sarkastis. "Aku datang bukan untuk berkunjung, tetapi untuk menaklukkan. Lagi pula, ini adalah dungeon dan aku seorang shensin, atau lebih tepatnya Lord Shensin."

Sebuah ledakan cahaya muncul dari tubuh Erix dan menghempas apa pun ke sekitarnya. Para anggota Nasi Goreng Party yang berada di belakang Erix tidak merasakan tekanan apa pun. Sepertinya, Erix sudah bisa mengendalikan kekuatannya sampai ke tahap lebih rumit.

Kilauan cahaya putih kekuningan itu membuat semua garuda tercengan. Mereka tampak terpukau sekaligus takut.

Erix melangkah untuk lebih mendekati pemimpin garuda tadi. "Pilih, tunduk padaku dengan jaminan keselamatan dan kesejahteraan atau mati. Dan tentu saja bukan kematian yang mudah. Aku akan membongkar perut kalian secara perlahan, memenggal anak kalian, menggoreng tubuhnya dan dimakan dengan arak."

"Kau!" Pemimpin Garuda langsung memunculkan sebuah tombak dari ketiadaan di tangannya dan langsung dihunuskannya pada Erix. "Aku Gaganeshwara akan melindungi ...."

Belum selesai garuda besar itu berbicara, semacam duri cahaya mencuat dari rubuh Erix dan menembus bahu serta pahanya membuat garuda itu langsung tertekuk lutut. "Kau masih belum tahu sedang berhadapan dengan siapa."

Dari cahaya tadi, sulur energi melesat dari tubuh Erix dengan sangat cepat dan menangkap satu anak garuda yang sembunyi di dalam rumah. Ia menariknya dengan paksa. Dalam kurun waktu tak kurang dari lima detik, anak garuda tadi sudah ada di tangan Erix sekarang.

"Kau pikir aku bercanda saat mengatakan akan memakan anak kalian dengan arak?"

"Erix." Rodin yang sudah tidak tahan dengan tingkah Erix langsung menepuk pundak temannya itu. "Apa yang kau lakukan? Kau terlalu kejam."

Erix menoleh ke belakang dan berkata dengan suara yang sangat kecil. "Ikuti saja jalan mainnya."

Meski keling, Rodin merupakan werewolf sehingga pendengarannya cukup tajam. Apa yang Erix ucapkan barusan dapat ia tangkap sehingga sekarang ia mundur ke posisi awalnya.

"Anakku!" Seru lengkingan terdengar dari garuda wanita yang tampak cemas akan anaknya. Ia segera mengepakkan sayap dan terbang menghampiri Erix. Namun, dengan cepat garuda lain menghalangi niatnya karena apa yang Erix pancarkan terasa begitu berbahaya.

"Mau tunduk atau tidak? Kau tidak perlu takut sengsara, aku bersumpah tidak akan ada penderitaan pada satu garuda pun."

"Kenapa ...? Kenapa kau lakukan ini pada kami? Apa salah kami?" tanya Gaganeshwara. Ia tampak tak mampu lagi untuk bertarung.

"Ada banyak alasan dan yang paling utama karena aku ingin menyelamatkan kalian."

"Dengan cara yang kejam?" potong Gaganeshwara. Karena menurutnya tidak masuk akal kalau Erix berkata ingin melindungi garuda, tetapi sekarang menyekap seorang anak yang ingin dia lindungi.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang