Aroma masakan lezat yang tertangkap indra penciuman membuat seorang bocah laki-laki terbangun dari tidur lelapnya. Ia membuka mata dengan perlahan, mengercapkan mata beberapa kali untuk memaksimalkan penglihatannya. Saat ini, ia sedang berbaring di sebuah kasur lipat berwarna putih yang berada pada ruangan empat kali empat meter.
Bocah itu beranjak dari kasur tersebut. Kepalanya terasa bergoyang saat ia berhasil duduk.
Dilihatnya lagi sekelilingnya. Pengambaran ruang kayu sederhana dengan perbotan sederhana pula, menjadi pemdangan pertama yang ia lihat.
Tiba-tiba, seorang gadis kecil membuka pintu ruang tersebut. Cahaya matahari yang terik menyilaukan matanya sesaat. Ia bahkan tidak bisa melihat dengan jelas gadis kecil di ambang pintu tersebut.
"Hey, anak aneh. Kau sudah bangun?" ujar gadis itu.
Bocah laki-laki itu tidak menjawab. Ia hanya menatap gadis itu berjalan menghampirinya. Di saat itulah ia bisa melihat jelas sosok ketus tersebut.
Gadis itu sangat manis, meskipun sekarang pipinya yang merah terlihat menyembul karena kesal. Rambut hitam panjangnya terjatuh dengan halus saat ia mendekatkan dirinya pada bocah laki-laki tadi.
Tiba-tiba, wajah seorang wanita muncul dalam pikiran bacah tersebut. Wajah asing itu sangat mirip dengan gadis di depannya itu. Kepalanya seketika berdenyut seakan angatan lamanya ingin menyeruak keluar. Ia menggenggam kepalanya dan mencengkram rambutnya dengan kuat. Ia mengerang kesakitan.
"Hey, kau tidak apa-apa?" tanya gadis itu.
"Kepalaku sakit!!"
Karena panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, gadis kecil itu segera beranjak dan pergi memanggil ibunya.
Rasa sakit di kepalanya mulai mereda dan ia mencoba menstabilkan dirinya. Sosok wajah cantik tadi masih tersimpan dalam bayangannya, dan ia akan mecoba mencari wanita itu. Namun, saat ia melihat tangannya sendiri, detik itu juga teriakan meledak dari mulutnya.
"Ada apa!?" Seorang wanita bersama gadis kecil tadi masuk seketika dan menghampiri bocah itu.
"Tangan ... kaki ... badan ... apa yang terjadi pada tubuhku!"
"Kenapa dengan tubuhmu?" tanya wanita itu.
Bocah itu segera beranjak dan ke luar dari ruangan itu. Silaunya sengatan matahari menyambutnya di luar namun, tidak ia hiraukan. Ia terus saja berlari mencari sesuatu yang bisa memantulkan bayangan.
Tidak sengaja ia melihat sebuah guci besar di sebelah kebun sayur. Bergegas ia lari menghampiri guci tersebut dan langsung melihat isinya. Air bersih yang jernih memantulkan wajah bocah itu. Berbentuk bulat bermata agak sipit dengan rambut hitam urakan. Ia mengenakan jinbei warna biru lusuh yang tampak agak using.
"Hey! Apa yang terjadi?" tanya wanita tadi lagi. Ia terlihat sangat khawatir sekarang.
"Aku berubah menjadi anak kecil!"seru bocah itu.
"Ha? Apa maksudmu?" sahut si gadis kecil.
"Tubuhku kembali menjadi anak kecil!" ujarnya lagi agak tegas. Tubuhnya seketika lemas membuatnya berjongkok memeluk betisnya sendiri. "Ini pasti mimpi buruk."
"Hey, ada apa denganmu?" tanya wanita itu namun, tidak mendapat respon apa pun.
"Orang aneh," sahut gadis tadi.
"Ada apa rebut-ribut?" Seorang laki-laki dewasa ke luar dari rumah dan menghampiri mereka. Laki-laki itu terlihat sangat bugar, tampak jelas dari otot-ototnya yang kekar pada lengan meski yukata yang ia kenakan menutup sebagian otot tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasiaSekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...