Triton memimpin pasukannya menuju ke Kota Ute yang mana sekarang sedang dihajar habis-habisan oleh bangsa sahagin.
Pergerakan mereka sangat cepat. Kibasan ekor yang kuat membuat daya lesat makin melaju. Aurelia dan dua saudarinya juga ada diantara pasukan mermaid dan merman tersebut.
Erix terbang di udara seorang diri. Kecepatannya begitu luar biasa. Bahkan air laut seperti akan terbelah saat dia lewat. Dengan tubuh yang terbalut energi, dia terlihat seperti komet yang meluncur.
Dalam waktu singkat, mereka tiba di lautan Kota Ute. Ada banyak sahagin di sana. Sangat amat banyak, seperti kerumunan ikan sarden, bahkan sampai memenuhi lautan. Saking banyaknya, air terlihat sangat gelap.
Di bibir pantai, ada banyak ras sedang bertarung dan terus menghalau serangan tersebut. Erix juga melihat Raja Dragon Salamander tampak mengamuk membumi hanguskan lawan. Dia berendam di laut dan memanaskan airnya sehingga banyak sahagin mati yang mengapung. Mereka mati direbus hidup-hidup.
Raja dragon itu tidak sendiri. Dia ditemani seekor dragon lain dengan sisik berwarna jingga. Secara keseluruhan, bentuk tubuhnya hampir mirip dengan Salamander. Bisa dikatakan dia seperti Salamander muda.
Saat Erix menatap dragon tersebut, jiwanya seketika bergetar. Bayangan prasasti Rune Psilakiel terlintas dalam benak dan memunculkan satu nama baru yang bersinar. Quining dengan rasi bintang Scorpius.
Erix tidak menyangka hal itu akan terjadi. Nama baru yang bahkan tidak pernah dia temui muncul dengan sendirinya. Dia cukup bersyukur akan hal itu.
Kaum trainer juga terlihat. Mereka menunggangi hewan partner mereka dan nampak tak mau kalah dalam kobaran semangat untuk melindungi kota.
Buaya raksasa milik Idris menerkam banyak sahagin sekaligus dan berhasil membunuh belasan sahagin dalam satu kali terkaman. Rahangnya yang besar dan kuat bagai gunting raksasa yang langsung memotong sebaris pasukan lawan.
Jereth sang raja goblin dan temannya pemimpin goblin merah, Vrogyl, sangat aktif melesat ke sana-sini memenggal sahagin yang tanpa henti berkerumun menuju pantai.
Dari laut, Fairyu dan kaum Maridscal terus mengurangi banyak jumlah lawan. Meski mereka juga ditekan, tetapi mereka terlihat semangat dan pantang menyerah.
Ras Totempest dan Harpy membantu di sisi belakang sebagai supporter dan healer. Merekalah penyembuh unggul yang akan terus menyembuhkan dan melindungi pasukan dari belakang.
Erix sangat terpukau akan semangat juang rakyatnya. Dia merasa bersalah karena pergi ke masa lalu dan meninggalkan mereka begitu saja. Oleh karena itu, sekarang dia akan membalas ketertinggalannya.
"Kau ...." Idris yang sedang menunggangi Griffon tampak tercengang dengan pemuda bersayap hitam yang sedang memantau jalannya pertempuran dari udara. "Erix ...?"
Pemuda itu menoleh ke belakang. Dia tersenyum pada pemimpin kaum Trainer tersebut. "Katakan pada yang lain kalau aku sudah kembali."
Idris hanya tercengang. Namun, Griffon tiba-tiba menjerit dan membuyarkan lamunannya.
"Kita diserang!" seru Idris tiba-tiba. "Dan ... dan ...."
"Ya, aku bisa melihatnya. Dan aku membawa bantuan." Erix menunjuk ke bawah. Di sana Idris melihat air yang beriak dengan sosok manusia beku dan bola salju meluncur ke arah medan perang.
Matanya menangkap segerombol mermaid berenang cepat dan akan menyerang pasukan sahagin dari belakang.
"Akan aku sampaikan pada yang lain." Idris menghentakkan tali kekangnya tanda untuk griffinnya meluncur. Namun, setelah lima meter, ia berbalik sesaat. "Senang melihatmu kembali, Yang Mulia. Selamat datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...