Sekuel Dungeon Hallow
~Tamat~
Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka.
...
Leavgard kini dalam masa pemulihan pasca perang. Semau negara saling bahu-mambahu untuk membangun peradaban mereka masing-masing.
Seperti yang sudah diprediksi kalau bawahan Satan memilih dungeon sebagai markas baru mereka. Namun, para bawahan itu tak bisa menumpuk pasukan karena para shensin terus memburu.
Kedamaian nyata kini telah terjalin. Masalah mereka yang semula adalah iblis, kini berganti dengan bagaimana cara mengenyangkan semua perut penduduk.
Kerajaan Camelon dengan senang hati mambantu setiap negara yang sulit pangan. Lambat tapi pasti, Camelot menjadi negara paling berpengaruh di dunia.
Ini adalah kisah indah dan penuh semangat untuk diikuti. Perjuangan dan aksi heroik sang raja shensin dalam menumpas kegelapan, tertera gamlang di setiap adegannya.
Hanya dalam satu tahun, dia berhasil mengumpulkan orang-orang penting yang bahkan tak terpikirkan sebelumnya, untuk bekerja sama dalam melawan raja iblis.
Banyak tragedi yang terjadi, ada pula kisah indah yang penutup tragedi tersebut. Dan Erix Arthur berhasil melaluinya dengan sempurna.
Sekarang adalah tugas kita untuk meneruskan tongkat estapet pejuangan mambangun bangsa. Kita tidak perlu lagi melawan iblis dan berperang dengan mereka. Yang harus kita lakukan adalah mengabdikan diri untuk negara kita tercinta.
"Aku rasa cukup," ujar Yuhka mengakhiri kisah biografi rajanya. Dia sangat puas akan hal itu.
Lucius sudah mengembangkan alat ketik untuknya. Namun, dia lebih memilih untuk menulis langsung dengan tangan.
Di samping itu, ia teringat dengan ucapan Erix dalam rapat yang dihadiri beberapa orang saja. Di sana Erix berkata kalau di dimensi yang berbeda ada sosok lain yang merupakan atasan Satan. Sosok yang lebih gelap, lebih kejam dan jauh lebih kuat dari Raja Iblis. Satan berniat memanggil sosok ini dengan Leavgard sebagai altarnya.
Saat mengetahui hal ini, Yuhka hanya menghela napas. Tidak ada yang biasa dia lakukan. Lagi pula, dia hanya seorang Pendongeng.
"Sayang, makan malam sudah siap!" seru seorang wanita dari ruangan berbeda.
"Iya, Nella," sahut Yuhka. Kemudian, dia pun pergi meninggalkan ruang kerjanya menuju ruang makan.
Finn
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
