64 : Succubus

335 67 141
                                    

Sebuah golok melesat dan akan mengahantam Erix. Pemuda yang menjadi sasarannya masih diam terpaku menatap Haruka, menganakan bikini armor dengan corak kegelapan mengerikan. Gadis itu mengekspos bagian tubuh yang selama ini tertutup gaun rok selutut.

"Papa!" seru Dera. Suaranya cukup nyaring menggetarkan otak Erix. Segara dia ayunkan Excalibur dan menepis serangan tersebut.

"Erix, fokus! Jangan lihat dadanya!" seru Salamander kesal.

"Maaf, aku hanya teringat apa dada Haruka memang sebesar itu," jawab Erix sambil cengengesan.

Pemuda itu langsung melesat ke arah Beelzebub. Di waktu yang sama, para monster lalat berkerumun menghampirinya. Monster-mosnter itu menghunuskan lengan mereka yang berupa pisau sabit. Namun, serangga tetaplah serangga. Erix hanya mengalirkan zirah dragonnya dengan energi api milik Salamander dan langsung memebakar semua lalat yang menghampiri.

Setelah itu, Erix mengalirkan energi cahaya ke Excalibur dan bersiap menebas Beelzebub. Sialnya, begitu cepat iblis serangga raksasa itu menepis serangan Erix hanya dengan depakkan tangannya. Namun, Erix langsung melesat ke bagian bawah tubuh Beelzebub dan mengambil tombak tujuh warna yang tertancap di tanah karena sejak awal itulah tujuannya.

Dengan tombak itu, Erix kembali terbang meluncur dengan kecepatan luar biasa dan akan menusuk tubuh belakang Beelzebub yang seperti perut semut raksasa. Namun, belum sempat ujung tombak menghujam, Haruka melesat dan membentukan pedang hitam miliknya menggagalkan serangan Erix.

Haruka di depannya itu, jelas dia bukan Haruka yang sebenenarnya karena Haruka tidak bisa menggunakan pedang.

"Siapa kau!?" seru Erix.

"Murakami Haruka," jawab Haruka.

"Apa kau tolol? Aku tanya siapa kau sebenarnya?" Erix terus menekan supaya wanita itu mengaku.

"Sudah aku katakan aku Murakami Haruka. Mungkin aku lebih dikenal dengan sebutan Sakura-no-miya Haruka Naishinno, putri Kaisar Suijin Kekaisaran Sakura. Wanita yang kau cintai. Tapi sayang, aku tidak mencintaimu lagi," ujar Haruka dengan wajah sarkastrik.

Erix menatap Haruka penuh curiga. "Siapa nama ibumu?" tanya Erix lagi.

"Maya," jawab Haruka sangat yakin.

Mendengar jawaban itu, Erix justru tertawa terbahak-bahak. "Kau terlalu naif. Membaca pikiranku untuk mencari jawaban. Dan sepertinya, kau hanya bisa membaca pikiran jika aku yang bertanya."

Saat menanyakan pertanyaan tersebut, yang Erix pikirkan bukalah nama Yui. Namun, Maya. Dari sanalah, Erix menarik kesimpulan kalau Haruka palsu ini mencari jawaban dengan membaca pikiran. Jika ditanya dari mana Erix mendapatkan pengetahuan itu, sudah pasti karena kemapuan seperti itu sudah mainstream di dunia asalnya.

Wanita berpenampilan persis Haruka itu seketika terperangah. Matanya melebar karena tidak menyangka kalau pemuda di depannya itu akan mematahkan trik miliknya bahkan sampai ke titik yang tidak mungkin orang biasa sadari.

"Sepertinya trikmu sudah dipatahkan, Eisheth," ujar Armaros. Malaikat jatuh itu tampak menyeringai dengan golok di tangannya. Rambut pirang lurus sebahunya terlihat bergoyaang saat ia terbang turun.

"Armaros? Satu dari dua puluh pemimpin malaikat yang dibuang. Tidak menyangka jika tampangmu ternyata seperti ini," ujar Erix. Ada nada provokasi dari perkataan tersebut.

"Sepertinya aku tidak perlu memperkenalkan diri lagi," ujar Armaros. Kali ini wajah seringainya menghilang, digantikan dengan cemberut dan kesal.

"Ya, tidak perlu. Bahkan aku tahu kalau kau pernah menemui Musa dan memintanya untuk menyampaikan mohon ampun pada Tuhan," timpal Erix dengan tawa yang mengejek.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang