Beelzebub dengan tubuh berupa lalat raksasa – meski disebut lalat, hanya kepala makhluk itu yang menyerupaia lalat. Selebihanya lebih seperti gabungan beberapa serangga – tampak menegang setelah melihat Eisheth, salah satu tiga succubus bersaudari, tewas dengan tubuh yang hancur.
Tidak hanya iblis lalat itu. Armaros, salah satu dari 20 pemimpin malaikat jatuh, juga ikut menegang. Ia merasakan aura mengerikan berpancar dari sosok Erix Arthur.
Sekhemresankhtawy, laki-laki berpenampilan Mesir kuno, tampak biasa saja. Ia bahkan sudah siap untuk kembali bertempur dengan khopesh – senjata seperti celurit yang tajam di kedua sisi – yang siap ia hujamkan.
Erix memutar-mutar Tombak Tujuh Warna di tangan kirinya dan Excalibur di tangan kanannya. "Mari kita lanjutkan," ujarnya.
Seketika ia melesat dengan kecepatan luar biasa, menyisakan energi merah di udara dari zirah sisik Salamander-nya di belakang seperti roket yang meluncur.
Beelzebuh tidak diam saja. Segera ia menyemburkan energi kegelapan dari mulutnya yang lebih seperti mulut belalang. Semburan itu meluncur seperti semprotan air tekanan tinggi dan menghantam Erix. Namun, pemuda itu tampak tak terusik. Ia menerobos semburan itu tanpa masalah dan langsung menebas Beelzebub dengan Excalibur. Serangan kuat itu hanya berhasil memberi luka gores yang tidak terlalu dalam pada dada lawan. Meski terlihat seperti serangga, kulit monster itu sangat amat keras.
Armaros ikut bergerak. Ia segera melesat untuk menebas lawan dengan golok hitamnya. Dengan cepat Erix melempar tombak ke arah malaikat jatuh itu. Saat tombak meluncur, kilauan komet pelangi berpancar dari ujung tombak dan siap menghujam lawan. Sayangnya, reflek Armaros cukup bagus. Ia langsung melejit ke samping. Ujung tombak berhasil menggores kaki kanannya. Meski begitu, ia terus terbang meluncur dan menebas Erix dengan senjatanya.
Tanpa di sangka, Erix juga melesat ke arahnya dengan keceptan diluar akal sehat. Energi putih tertinggal membentuk garis luruh yang mengarah langsung ke leher lawan.
"Hanum um Ranma ...." Hanya kata itu yang sempat terdengar oleh Armaros setelah ia tahu kalau Sekhemresankhtawy menjadi pelindung badan untuknya. Laki-laki berpenampilan Mesir kuni itu tewas dengan dada kanan yang terbelah.
Erix masih meluncur lurus meninggalkan Armaros yang tampak tercengang. Segera Erix ambil Tombak Tujuh Warnanya yang menancap di tanah dan kembali bersiap untuk bertempur. "Tinggal dua lagi."
Tubuh Sekhemresankhtawy yang terjatuh, terlihat mulai hancur menjadi serbuk cahaya ungu dan menghilng. Tinggallah seonggong core, bola biru bercampur putih yang tergeletak di tanah.
Armaros menegang. Energi kegelapan seketika mengepul pada dirinya. "Erix ... Arthur ... kau sudah menginjak wilayah yang seharusnya tidak kau usik .... Kau ... tidak ... akan ... AKU MAAFKAN!"
Mata malaikat jatu itu tampak berkilau dengan nafsu membunuh yang kuat. Bahkan, Erix dapat merasakan tenakan energi menekan di seluruh medan perang yang berpusat pada Armaros.
"Mati ... aku akan membunuhmu .... Mati ... kau akan mati ...."
Erix langsung memposisikan kedua senjatanya untuk siap bertempur. Ia mulai khawatir, Armaros tampak seperti orang gila sekarang.
Yang mulanya menekan energi, sekarang ia menyerap semua energi. Udara seketika terasa berat, hal itu memuat Erix merasa sesak napas.
Bukan hanya shensin muda itu, Beelzebub pun merasakan hal yang sama. Aura kegelapannya dipaksa keluar dari tubuh dan bersatu dengan energi alam di sekitar, baru setelah itu disedot oleh Armaros.
Secara perlahan, tubuh malaikat jatuh itu berubah. Bulu-bulu hitam pada sayapnya tampak rontok dan digantikan dengan aura kegelapan. Ia tidak butuh bulu pada sayapnya. Duri-duri hitam dan tajam tumbuh di punggug sampai ke tangan sisi belakang, membuatnya tidak pantas lagi disebut malaikat jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasíaSekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...