Semua penduduk Camelot yang tergabung dalam beberapa ras, terlihat waspada di balik Tembok Besar Nara yang masih tahap renovasi.
Para wanita, anak-anak, manula dan beberapa laki-laki yang tidak ikut berperang, tampak cemas setelah melihat sebuah dentuman besar jauh di ujung timur. Asap merah tebal berbetuk jamur raksasa melayang ke udara tanda kalau sebuah ledakan baru saja tercipta.
"Aku harap mereka baik-baik saja," ujar laki-laki yang mengenakan jubah lab.
Tiba-tiba, beberapa laki-laki dari ras Drake – campuran manusia dan iblis – berlari menghampiri laki-laki berjubah lab tersebut. "Prof. Alfor, kami melihat beberapa orang sedang menuju ke sini. Mereka datang dari hutan selatan."
Dahi Alfor seketika mengkerut. "Apa kau mengenali mereka?"
"Mereka dari bangsa Oni," jawab laki-laki Drak itu tergesa. Ia ingat kalau pernah bertemu dengan ras itu saat masih menjadi bawahan Pangeran Belphegor.
"Kalian lindungi tempat ini!" Setelah menyerukan perintah itu, Prof. Alfor langsung berlari menuju ke arah benteng. Melewati gerbang dengan tergesa dan langsung berbelok ke kiri menuju bibir kawah yang sekarang menjadi danau. Di sana, beberapa dwarf tampak sibuk menyiapkan roket.
"Gavin, kita diserang dari arah selatan!" seru Alfor setiba dia pada pemimpin dwarf tersebut.
"Apa!" seru Gavin seketika. Namun, ia tidak langsung panik. Segera ia menyentuh alat komunikasi di telinganya untuk menghubungi seseorang. "Geppetto, kita kedatangan tamu dari arah selatan!"
Geppetto yang ada di dalam pondok tak jauh dari posisi Gavin, yang terdapat banyak sekali layar monitor untuk memantau pertempuran Lucius melawan Lucifer, agak tersentak dengan laporan Gavin tersebut.
Laki-laki yang selalu mengenakan topi kerpus warna coklat itu, mencoba untuk menenangkan diri. "Berapa banyak?" tanya Geppetto menggunakan alat komunikasinya.
"Hanya sekelompok Oni," jawab Gavin. Sesuai perkataan Prof. Alfor.
"Akan aku selidiki," sahut Geppetto. Dia langsung mematikan alat di telinganya tersebut.
"Apa yang terjadi?" tanya Vespiqueen. Sesosok lebah raksasa ratu para lebah Apis Deidara.
"Sekelompok oni mendekat dari arah selatan," jawab Geppetto. "Ratu Vespiqueen, tolong pantau terus situasi Lucius. Aku akan menyelidiki bagian selatan."
Geppetto segera keluar dari ruangan itu dan langsung menuju ke pertendaan yang berada agak ke arah utara yang dekat dengan bangkai kadal titan membeku.
Ia memasuki tendanya dan langsung mengambil sebuah alat seperti kerangka helikopter dengan empat baling-baling, masing-masing di empat sudut. Alat yang ia rakit sendiri di waktu senggang sesuai ajaran Lucius.
"Aku tidak menyangka akan menggunakanmu sekarang," ujarnya dan membawa keluar helikopter tersebut bersama remot dan sebuah kotak yang terlihat seperti televisi dengan ukuran layar 15x15 senti.
Di sebuah tanah lapang dekat dengan tendanya, ia menerbangkan helikopter tersebut. Dengan remot kontrol yang ia pegang, Geppetto mencoba menggerakkan helikopter tersebut ke arah selatan.
Helikopter sudah dilengkapi dengan kamera pengintai seperti dipasangkan pada lebah Apis Deidara yang sekarang menjadi juru kamera untuk memantau pertempuran Lucius. Namun, milik helikopter itu masih model lama.
Hingga, saat helikopter sudah berada tak jauh dari bibir hutan selatan, ia menangkap segerombol orang yang mengendarai rubah merah besar. Geppetto sempat mengira kalau hewan tunggangan itu adalah srigala.
Namun, wajah Geppetto seketika menegang dengan mata yang melebar ketika melihat di belakang sekelompok oni itu ada pasukan besar yang mengikuti. Jarak mempersulit untuk menerka pasukan tersebut terdiri dari makhluk apa, tetapi Geppetto dapat memprediksi jumlah pasukan besar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...