Di komplek perumahan megah dengan gaya arsitektur zaman China kuno, nampak tersusun diantara gunung-gunung pencakar langit. Bahkan, arakan awan pun ada di bawah puncak pegunungan ini.
Seorang pemuda mengenakan busana hanfu putih dengan pedang di pinggangnya, berjalan penuh gesa saat melewati teras. Ia bergegas masuk ke satu rumah yang sengaja dibangun lebih besar dari yang lain. Dari fungsinya, dapat dipastikan bangunan itu adalah aula.
Di ruangan tersebut sudah berkumpul beberapa orang yang jika dilihat dari busana dikenakan, merupakan tokoh-tokoh sentral wilayah pegunungan tersebut.
Pemuda tadi langsung tunduk dengan kedua lutut menyentuh lantai, memberi salam gaya China, kemudian sujud dan memberi salam lagi. "Wei Wuxian sudah datang, Ayahanda."
Sorang laki-laki renta dengan janggut dan rambut yang sudah memutih, menyembut kedatangan putra sulungnya itu dengan anggukan ringan.
Wuxian pun beranjak dan duduk di kursi kosong sisi kanan.
"Ada kabar buruk yang harus kamu dengar, Wuxian," ujar pria yang diagungkan tersebut.
"Kabar buruk tentang apa, Ayahanda?" tanya Wuxian penasaran.
"Paranormal Zhu, berikan laporanmu!" perintahnya sambil menatap orang yang dimaksud.
Seorang laki-laki setengah baya mengenakan pakaian keagamaan Budha, beranjak dari tempat duduknya di sisi kiri dan maju ke tengah ruangan. Semua mata sekarang tertuju padanya.
Ia memberi hormat pada junjungannya terlebih dahulu. "Terima kasih, Yang Mulia Kaisar Langit." Lalu ia menatap semua orang di sana sambil memberi hormat dengan cara yang sama. "Aku mendapati ramalan buruk. Mungkin nasib yang akan kita hadapi kelak jauh lebih buruk dari yang pernah terjadi. Aku juga sudah menggunakan berbagai media untuk memastikannya. Mulai dari tulang, dadu, dupa, koin dan juga i-ching, dan hasilnya semua sama. Bencana besar akan datang melanda dari arah timur."
"Pasukan iblis, kah?" tanya seorang laki-laki yang mengenakan hanfu perpaduan warna hitam dan merah gelap. Tatapannya teduh, tetapi dipastikan dia menegang akan kabar yang baru saja disampaikan.
"Ya, Anda benar, Jendral Wu," lanjut Paranormal Zhu. "Bangsa iblis akan menyerang dengan semua kekuatannya sekarang. Mereka ingin memebalas dendam karena selama ini Erix Arthur berhasil menekan mereka dengan sangat keras."
"Apa tiga Pangeran Neraka yang tersisa akan menyerang secara bersamaan?" tanya Wei Wuxian.
"Jika benar demikian, saya rasa kejadian itu masihlah ramalan kecil, Pangeran. Namun, yang saya lihat jauh lebih besar," timpal Paranormal Zhu.
Wei Wuxian seketika beranjak. "Raja Iblis ...."
Ucapan Wuxian tersebut membuat semua orang di sana tersentak. Sang marabahaya akan kembali bangkit setelah tertidur lamanya.
Ramalan ini datang dari Paranaormal Zhu yang kekuatan peramalannya diberikan langsung oleh Dewa Wasalu, sehingga tidak mungkin informasi yang di depat meleset. Hal itu membuat semua orang dirundung kecemasan.
"Yang Mulia," sahut Wuxian. Bukan panggilan ayah, tetapi panggilan agung menunjukkan kalau dia sekarang berbicara pada seorang pemimpin. "Saya rasa, sudah tidak memungkinkan lagi bagi kita mengasingkan diri. Kita harus ikut berperang kali ini."
Jendral Wu beranjak dari tempat duduknya dan langsung bertekuk lutut pada kaisar. "Aku sependapat dengan Putra Mahkota, Yang Mulia."
Sorot mata sang kaisar menetap tajam para bawahannya. "Wei Wuxian, aku perintahkan engkau untuk memimpin seribu pasukan Long. Dan aku juga mengizinkan kalian menggunakan wujud Long kalian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...