161 : Dark Lord dan Class Lord

85 27 27
                                    

Di tengah ibukota Kerajaan Camelot, Kota Crownwald, suatu kericuhan terjadi beberapa saat yang lalu akibat datangnya sosok yang sangat ditakuti di seluruh Leavgard.

Wujudnya saat ini seperti mayat dengan daging yang sudah mengering sehingga nampak seperti tengkorak berjalan. Dia melapisi tubuhnya dengan kain hitam, tetapi kain itu sendiri merupakan kain magis seperti aura kegelapan.

Di dekatnya, terdapat tiga buah tentakel kegelapan yang sedang melilit tiga orang yang sejak tadi terus memberontak. Keluar dari semacam kawah kegelapan penuh lumpur.

"Merlin ...." Salah satu wanita yang dipastikan seorang penyihir, nampak sesak napas karena tentakel kegelapan melilit kencang perutnya.

"Ahqwildum Nera!" Merlin mengayunkan tongkatnya dan melesat otomatis sebilah angin padat membentuk pisau tajam. Mantra Merlin itu memutuskan sulur yang mengikat.

Sesaat setelah dia terlepas, wanita penyihir langsung mengerahkan serangan langsung ke penggendali sulur. "Maximum Level : Dark Pulse!" Muncul gelembung kegelapan di ujung tongkatnya, lalu gelembung itu membesar dan menebal menjadi bola kegelapan. Penyihir itu melempar bola hitam tersebut ke arah lawan.

Hanya dengan ayunan tangan yang seperti menahan, muncul perisai hitam tebal di depan makhluk tengkorak tadi. Gelembung kegelapan seketika memantul setelah menerjang perisai tersebut dan menghantam sebuah gedung. Ledakan langsung saja tercipta. Gedung tadi berubah menjadi reruntuhan dalam sekejap.

"Sepertinya kau baru saja membunuh banyak orang ...." Sebelum tengkorak itu menyelesaikan kalimatnya, dia menyadari kalau tidak ada siapa pun di dalam gedung. Dia celingukan melihat sekitar, kota besar itu nampak sepi tanpa penghuni.

Di saat lawan dalam kebingungan, penyihir yang sudah lepas tadi memanfaatkan kesempatan untuk membebaskan kedua temannya. Dari bola biru gelap yang dia pegang, keluar semacam cambuk air dan mendepak dua sulur kegelapan yang melilit dua temannya. Tentakel kegelapan lawan seketika putus.

Dia cukup beruntung memiliki bola kaca tersebut. Pemberian dari Erix, disebut Bola Dasar Samudra yang dapat mengeluarkan kekutan air jumlah besar.

"Wahai Dewa Lignum Yang Agung, berkati pedangku untuk menumpas kejahatan!" Kesatria wanita langsung melesat dan akan menebas lawan. Sayang, serangannya terpantul oleh perisai sihir yang sama.

"Master Merlin ... Master Mathilda ...." seru kesatria tersebut. Isyarat untuk menyerang bersamaan.

Merlin dan Mathilda langsung merapal mantra.

Energi hitam pekat dengan pancaran listrik hitam muncul di hadapan Mathilda dan langsung membentuk semacam tombak. Sedangkan Merlin, dia menciptakan bola merah kehitaman dengan energi yang sangat padat.

"Maximize Magic : Dark Lance!" seru Mathilda.

"Maximize Magic : Excrixy!" seru Merlin bersamaan.

Dua energi tersebut melesat dengan kecepatan luar biasa dan langsung menghantam perisai hitam lawan.

Tombak hitam Methilda menghujam sangat keras. Di waktu bersamaan, bola merah gelap milik Merlin langsung meledakkan perisai tersebut. Tombak Mathilda ikut meledak sehingga dentuman yang tercipta langsung menghancurkan kota di area itu. Jalan yang awalnya dilapisi beton rapi, kini hancur menampakkan tanah dan liat.

Beberapa bangunan langsung saja remuk. Tinggal puing dan serpihan tak berguna.

Sesaat setelah ledakan, kesatria wanita melesat dengan pedang yang dialiri energi padat sehingga menyala kebiruan. "Rasakan ini!" Sayang, serangan kejutannya gagal, ayunan pedangnya terpantul. Perisai sihir lawan tetap eksis meski dihantamkan dua ledakan besar sebelumnya.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang