62 : Lahirnya Gastrodiah

363 65 84
                                    

Salamander mengumpulkan energi panas di mulutnya dan ia semburkan. Pusaran puting beliung api raksasa tercipta dan mebakar banyak sekali monster lalat. Ia tidak hanya menciptakan satu, tapi ia menciptakan tiga pusaran dengan kekuatan yang sama. Membakar semua lalat yang sangat mengganggu. Ia jadikan puting beliung itu sebagai perisai sementara.

Aksi Salamander tidak hanya itu. Dari tubuhnya, ia mengumpulkan energi panas yang tinggi membuat tubuh kadalnya dipenuhi dengan uap. Sela-sela sisik merahnya tampak terbakar membuat suhu pada tubuh raja dragon itu meningkat tajam. Tanduk dan duri tampak memerah, seperti logam yang dipanaskan. Dengan begitu, setiap lalat yang mendekat, langsung hangus menjadi abu.

Di sisi lain, Erix tertekuk lutut di hadapan Beelzebub yang tertawa terbahak-bahak, seketika tersenyum dengan bibir yang melengkung tajam.

"Kau pikir aku sudah kalah? Kau pikir kekuatanku hanya sampai di situ? Heh hehe hahahaa ... kau begitu naif Beelzebub."

Dengan legak tawa tuannya itu, membuat prasangka buruk Salamander kalau Erix sudah menyerah, tersingkirkan. Ia justru lebih semangat lagi untuk bertarung. Dikepakkan sayapnya lebar-lebar dan tinggal landas mengudara.

Salamander terbang tinggi ke pusaran kegelapan di angkasa, tempat semua lalat keluar, sambil membawa tiga pusaran apinya dengan sihir. Salamander berencana membakar lubang tersebut.

"Tidak akan aku biarkan!" Beelzebub akan melesat mengudara untuk mengejar Salamander. Namun, dengan kecepatan kilat, Erix melesat cepat dan menabrakkan dirinya pada iblis itu. Ia tidak menggunakan senjatanya, hanya dengan tubuh fisik. Hal itu membuat ia dan Beelzebub terhempas ke tanah.

Beelzebub langsung berangkat dan melesat. Namun, di waktu yang sama, Erix sudah ada di sebelahnya dengan energi hitam membalut tubuh. Pemuda itu terlihat seperti komet kegelapan sekarang. Ia hantamkan pukulan ke wajah Beelzebub. Sayangnya, serangan itu ditepis cepat. Erix tidka berhenti beraksi. Ia terus memukul dna menerjang lawan dengan kecepatan super. Beelzebub tidak mau kalah. Selain menepis, ia juga membalas memukul shensin lawannya itu.

Pertempuran sengit tercipta di udara. Suara hentakan hasil pertempuran terdengar seperti ledakan bom. Hingga, sebuah tendangan mendarat di leher Beelzebub membuat iblis bertubuh kekar itu terhempas ke tanah.

Erix mendarat di dekat iblis yang tampak terpuruk itu. "Jangan lari ... aku ada urusan denganmu." Matanya berkilau dengan pancaran cahaya hitam. Sorot mata itu, seperti elang yang sudah menemukan mangsanya.

Tubuh Beelzebub merinding akan tatapan itu. Keringat dingin dari dahi mulai mengalir ke dagunya. Apa ini? Tubuhku gematar. Tubuhku takut dengan bocah ini. Tentu saja Beelzebub tidak terima dengan kenyataan tersebut. Ia meraung dan mendepak Erix untuk menjauh dari dirinya. "JANGAN BERCANDA. AKU ... AKU TIDAK TAKUT SIAPA PUN!"

Erix terhempas kuat. Namun, dalam kedipan mata, ia kembali melejit dan berada di depan Beelzebub. Mata pemuda itu mengisyaratkan akan kegelapan yang haus akan aura kelam. Inilah yang disebut kegelapan melahap kegelapan. Beelzebub kembali merasa takut, merasakan apa yang pernah dirasakan Asmodeus.

"Diam ...," ujar Erix dingin. Ia menarik kalung yang diberikan Belphegor padanya dan langsung ia hantamkan ke tubuh Beelzebub. Kalung itu meresap semua energi kegelapan di sekitarnya dengan sangat cepat.

Energi kegelapan yang meluap dari tubuh Beelzebub terlihat melayang menghampiri dan memebentuk pusaran menutupi bandul. Pusaran energi kegelapan itu secara perlahan masuk ke dalam kalung.

"Apa itu ...? Apa yang kau lakukan?" Beelzebub tampak panik. Energinya tersedot dan ia merasakan penurunan kekuatan. Namun, di waktu yang sama, ia merasakan energi kegelapan lain dari liontin tersebut. Energi dari salah satu pangeran neraka yang sudah mati. "Belphegor ... Belphegor! Sialan kau! Meski sudah mati, kau tetap menyusahkan. Belphego-"

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang