Suara dentuman terdengar di pinggir ibukota. Pancaran-pancaran energi dari serangan sihir sesekali mencuat ke atas membuat semacam teror tersendiri untuk para penduduk. Untungnya, mereka sudah dievakuasi sehingga tidak ada korban jiwa.
Namun, hasil kerja keras penduduk dalam membangun kota sedikit disayangkan. Kehancuran kota tak bisa terhindarkan.
Seorang penyihir mengenakan dress hitam melesat di udara dan menembakkan banyak sekali gelembung-gelembung kegelapan dari tongkat sihirnya. Topi lancip khas penyihir melekat mantap di kepala, menutup rambut pirangnya yang panjang. "Hentikan, Merlin! Sudah cukup!"
Penyihir lain yang menjadi objek serangan menepis tembakan gelembung lawannya dengan sihir perisai. "Apa yang kau bicarakan, Mathilda? Aku tidak mengerti," jawabnya dengan senyum sarkastik.
"Kau ...." Matilda tampak mengerang kesal.
Merlin mengumpulkan energi di tangannya membentuk bola merah padat dan akan dia lempar ke perumahan. Namun, seorang gadis berpakaian ala gotik warna merah meluncur dan menangkap bola energi Merlin tersebut dengan aura kegelapan, kemudian ia lempar kembali ke yang punya. Tentu Merlin dapat menghindarinya dengan mudah.
Sayangnya, seorang wanita half-elf berpakaian gaun madieval biru yang berdiri di atap sebuah rumah, melempar semacam panah yang terbuat dari air. Anak panah tersebut menghantam bola energi dan meledakkannya.
Daya hempas hasil ledakan menghantam Merlin dari belakang. Dia sedikit terkecoh dan itu membuatnya kesal. "Nimue sialan."
Menyebut kekasih dengan kata sialan, Nimue yang mendengarnya pun sedikit tertusuk hatinya.
Serangan tak berhenti di sana. Mathilda mengeluarkan Bola Dasar Samudra yang dia terima dari tuannya, Erix. Dialirkannya energi ke bola tersebut sampai bersinar. Mathilda mengarahkan bola ke arah Merlin. Dari bola tersebul meluncur banyak sekali peluru air dan terus menembaki lawannya itu seperti senapan mesin.
Dengan cepat Merlin menghindari semua serangan. Dia terbang dengan daya lesat tinggi. Namun, gadis gotik mengerahkan skill-nya. Dia mengumpulkan mana jumlah banyak di tangan dan langsung dia semburkan. Serangan laser merah darah meluncur dan siap menghantam Merlin.
Serangan dari dua arah belum cukup untuk menghentikan penyihir tersebut. Dia terbang manuver untuk menghindar dan langsung memberikan serangan balasan. "Terima ini, Murid Bodoh! Explosion!"
Sebuah ledakan hebat tercipta tepat di hadapan wajah gadis gotik.
"Beatrice!" seru Nimue. Dia tidak sempat memberikan sihir pelindung pada temannya itu.
"Tidak segampang itu kau menyingkirkanku!" seru gadis gotik yang sekarang ada di belakang Merlin.
"Teleportasi ... sial," gerutu Merlin kesal karena kemenangan yang sempat terpikirkan ternyata hanya delusi.
"Rasakan!" Beatrice melesat dan berhasil memukul tubuh Merlin. Di waktu yang sama dia sudah menanam semacam kutukan pada gurunya itu. "Thorn of Darkness!"
Sempat terpikirkan oleh Merlin untuk menggunakan sihir teleportasi yang sama. Namun, dia terlambat.
Di sekujur tubuh Merlin, keluar semacam duri-duri kegelapan. Dia tampak sangat kesakitan di setiap tumbuhnya duri tersebut. Keluar secara paksa dari kulit dan merobek semua lapisan daging. Mantra kutukan yang mengerikan. Namun, itu belum cukup untuk membunuh Merlin.
Karena pergerakan Merlin terhenti, Mathilda sangat leluasa akan serangannya. Rentetan peluru air berhasil menembus tubuh sepupunya itu.
Nimue sangat tidak tega dengan apa yang terjadi pada kekasihnya. Namun, dengan berat hati. Di melayangkan satu mantra terhebatnya. "Muldulnir Heled!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
ФэнтезиSekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...