102 : Gerbang Fleur-de-lis

199 40 82
                                    

Sebuah pintu besar yang terbuat dari batu dan diukir dengan simbol fleur-de-lis besar di setiap daunnya, terpampang gagah di hadapan Erix dan beberapa orang bawahannya.

Sekarang ini mereka berada di ruang lain yang jauh lebih ke dalam dari Kuil Peri Danau, merupakan tempat penyimpanan pintu ajaib yang dapat mengantar seseorang pergi ke segala tempat, bahkan bisa menempuh ruang dan waktu.

Tujuan Merlin, Mathilda, Aegina, Edward dan Hiel mengantar Erix ke tempat ini adalah supaya raja mereka itu pergi ke masa lalu untuk mengendalikan energi kegelapan. Jika yang lain tampak khawatir, Lucius justru biasa saja. Tidak hanya mereka, Erix juga ditemani dua kekasihnya, Haruka dan Prilly.

"Master Merlin, kau yakin ini aman?" tanya Erix khawatir. "Aku mengalami beberapa pengalaman buruk yang berhubungan dengan lorong waktu."

Pada dua kejadian sebelumnya – pertistiwa gerbang ajaib Belphegor dan gerbang ajaib Raja Cernunnos – sudah membuatnya trauma untuk pergi ke waktu yang berbeda.

"Tentu saja aman, Tuan," sahut Merlin meyakinkan.

"Aku tidak akan kehilangan ingatanku, kan?" tanya Erix lagi. "Atau berubah menjadi anak kecil."

"Apa yang Anda bicarakan, Tuan. Tentu saja tidak akan terjadi hal-hal seperti itu. Pintu ini sudah dengan pengamanan lebih sempurna dan menjamin keselamatan Anda," timpal Nimue. Dia cukup yakin akan teknologi kuno leluhurnya tersebut. Dan juga, bersama Merlin dan Mathilda, dia sudah mengecek kesiapan alat sihir yang ada.

"Baiklah, kalau kalian berkata seperti itu." Setidaknya, 20% dari 80% keraguan di hatinya sudah menghilang. Namun, itu tidak menutup kecemasan yang jauh lebih besar. Trauma itu tidak akan menghilang dengan mudah.

"Apa kau sudah siap?" tanya Haruka. Ia mendekati Erix dengan wajah sendu.

"Owh, jangan menangis. Aku tidak akan lama." Erix mencoba menenangkan kekasihnya itu.

"Tapi kali ini berbeda, kau pergi ke masa lalu," timpal Prilly yang juga khawatir. "Dan itu sangat jauh."

"Aku sudah pernah ke masa lalu dua kali ...."

"Dan kau menjadi anak kecil," potong Haruka cepat. Dia ingat betul kejadian itu, yang merupakan pertemuan pertamanya dengan Erix.

"Anda tidak perlu takut Putri Sakura, kali ini aman." Merlin mencoba meyakinkan Haruka. Karena jika putri pertama kaisar dari Kekaisaran Sakura itu tidak merelakan kepergian Erix, kemungkinan besar Erix juga tidak akan pergi dan itu akan menjadi suatu malapetaka karena Erix tidak akan menyempurnakan kekuatan dari energi kegelapannya.

"Baiklah kalau begitu." Karena yang berbicara ini guru besar dari sekolah sihir Alexa, Haruka pun menyerah.

"Tuan, ingat apa yang aku katakan sebelumnya. Kau akan tiba di malam beberapa hari sebelum bulan purnama darah bersinar. Fenomena alam yang sangat pas untuk meningkatkan kekuatan kegalapan di tubuhmu. Karena pada dasarnya, fenomena ini akan memanggil kegelapan dari sisi yang paling tergelap," jelas Aegina.

"Tenang saja, semua informasinya tersimpan di kepalaku," jawab Erix sangat yakin.

"Di otak konyol," sahut Nimue bercanda.

"Apa kau sudah siap?" tanya Edward agak berteriak karena jaraknya yang cukup jauh. Dia sudah memegang satu kristal yang menempel di dinding dekat engsel pintu, kunci untuk membuaka pintu besar tersebut.

Erix berbalik menghadap gerbang yang begitu gagah. Ia menghirup napas dari hidung dan menghebuskannya dari mulut untuk menenangkan dirinya yang agak gundah. "Baiklah, aku siap."

Nimue melangkah menghampiri sisi lain gerbang, bersembrangan dengan Edward. Di sana ada sebuah kristal warna warni dan langsung ia sentuh. Di waktu yang sama, Edward juga sudah menyentuh bagiannya.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang