Kuishinbo no Ken – atau bernama asli Miroku Muramasa – sebuah katana yang terhunus ganas menghadap Pangeran Neraka Belphegor. Erix Arthur sudah siap untuk bertarung, namun dalam hatinya ia meragukan hal tersebut. Saat ini, dengan kekuatannya yang sekarang, untuk berhadapan langsung dengan Asmodeus saja ia tidak mampu. Apalagi dengan lawan dengan tingkat kekuatan setara, bisa-bisa ia mati konyol. Selain itu, jika ia tetap melakukan pertarungan di istana ini, otomatis lima pangeran neraka yang lain akan menghampirinya. Dan itu bisa menjadi tiket geratis untuknya menuju kematian.
Dera, roh kucing yang sejak tadi nongkrong di kepala Erix, ikut mengerang dengan bulu-bulu yang mengembang.
"Tenangkan dirimu, Arthur," ujar Belphegor santai. "Aku mengundangmu ke mari bukan untuk bertarung."
"Lalu?"
"Aku ingin meminta pertolonganmu. Bukan sebagai pangeran neraka, aku minta sebagai sesama pemimpin," Belphegor cukup serius saat mengucapkan kalimat ini.
Erix menurunkan katananya dengan hati lega sekaligus penasaran. "Apa maksud ucapanmu?"
"Pasukan yang kau bantai, 70%-nya adalah pasukanku. Kau tidak perlu khawatir kalau aku akan balas dendam karena mereka termasuk orang-orang yang berpaling dariku. Dan 20% pasukan adalah pasukan Asmodeus sendiri. 10% sisanya adalah tambahan pasukan dari pangeran neraka yang lain," jelas Belphegor.
"Aku sungguh tidak mengerti apa yang kau maksud," ujar Erix.
"Jika dihitung dalam kekuatan bertarung, aku adalah Pangeran Neraka yang paling lemah. Namun kekuatanku ada pada jumlah pasukanku. Asmodeus lebih kuat dariku, namun ia tidak memiliki pasukan dalam jumlah besar. Semua pasukan Asmodeus musnah saat berperang denganmu. Tapi, bukan itu permasalahnya. Saat ini, pasukan yang tersisa, yang benar-benar berpihak padaku, tidak lebih dari 10.000 pasukan saja. Artinya sekarang, aku tidak punya apa-apa lagi. Aku adalah pangeran neraka yang telanjang,"
"Apa kau ingin menuntut keadilan karena aku sudah membantai orang-orangmu?"
"Tentu saja tidak. Aku sudah katakan sebelumnya, aku tidak akan membalaskan dendam mereka. Pasukan yang kau hancurkan adalah orang-orangku yang berpaling dariku. Mereka menganggap aku lemah dan mengabdi dengan pangeran neraka yang lain. Aku justru senang mereka hancur bersama Asmodeus yang aku benci."
"Lalu?"
"Masalahku ada pada orang-orangku yang tersisa. Mereka rakyatku yang paling setia, abdi setiaku. Saat pasukan lain memaksa mereka untuk ikut berperang, mereka memilih menuruti perintahku untuk tinggal bersamaku. Saat ini, mereka terisolasi dan terdiskriminasi karena keputusan mereka tersebut. Dan aku pun dicap sebagai pemimpin yang pengecut. Setelah aku tiada nanti, siapa yang akan menjaga mereka,"
"Maksudmu, kau akan meninggalkan mereka?"
"Aku akan memberi tahumu kebenaran tentang raja iblis. Sebagai gantinya, aku ingin kau menerima orang-orangku di pihakmu. Pastikan mereka sejahtera tanpa diskriminasi,"
"Aku akan melakukannya, namun tergantung seberapa berharganya informasi tersebut," ini sungguh naif, Erix tahu itu. Menerima pasukan musuh ke pihak sendiri sama saja membuat perjanjian dengan iblis. Tapi, Erix cukup penasaran dengan informasi yang di tawarkan.
"Terima kasih. Kalau begitu, ikut aku."
Butiran-butiran kegelapan muncul dan melayang di sekitar Erix lalu membalut tubuh pemuda itu. Sedetik kemudian, Erix sudah berada di sebuah ruangan luas dengan pencahayaan yang lumayan. Setidaknya tidak seremang beberapa ruangan sebelumnya. Entah itu sihir atau kemampuan, namun Erix cukup tertarik dengan apa yang Belphegor lakukan.
Tidak ada siapa-siapa di sini, hanya ia dan Belphegor. Di tengah ruangan luas itu, terdapat sebuah cermin besar yang di tonggak dengan dua tiang besar pula sehingga terlihat seperti pilar gerbang. Tinggi cermin itu mungkin mencapat 5 meter dengan lebar sekitar 3 meter. Terdapat empat simbol pada setiap sudut cermin, yang disatukan dengan garis melengkung pada sisi cermin. Aura mistis yang aneh, terus terpancar dari pantulan cermin tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasySekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...