Asger dan Haldur tampak sedang berjalan beriringan menaiki deretan tangga menuju reruntuhan istana kuno di Wilayah Genbu, Kekaisaran Sakuran. Werebeast werelion dan werebeast lepus itu tidak sendirian. Di belakang mereka terdapat empat makhluk yang merupakan bawahan Erix Arthur.
Dia adalah raja goblin Jareth, ratu harpy Herpia, leader war gorilla N'Jou dan Nagini. Seperti biasa, Nagini tampak anggun dan seksi dengan busana belli dance India yang ia kenakan.
Di depan reruntuhan istana – yang lebih pas disebut reruntuhan pagoda – berbaris banyak sekali pasukan samurai. Sedangkan di depan gerbang, terdapat dua orang samurai gagah yang sudah menunggu mereka.
"Wah, wah, wah, aku tidak menyangka yang datang adalah para penghianat pasukan raja iblis," ujar laki-laki kurus berzirah samurai merah. Terdapat dua buah katana di sisi kiri dan kanan pinggangnya.
"Jangan begitu Kojiro. Mereka adalah utusan terbaik Dungeon Hallow yang terkenal," sahut laki-laki paling gagah diantara semua lelaki di sana. Ia mengenakan zirah samurai merah dengan topeng shinigami yang diikat di bahu kiri pada zirahnya.
"Maaf, Shuten Doji-sama." Laki-laki tadi menundukkan kepalanya seketika.
Miyamoto Musashi adalah pemimpin Wilayah Genbu. Jabatannya pun setara dengan Toyotami Genji. Jika Wilayah Byakko menyebut pemimpin mereka sebagai Shogun, maka di Wilayah Genbu, Miyamoto Musashi dijuluki Shuten Doji.
"Selamat datang anggota Dungeon Hallow Party," ujar Musashi menyambut kedatangan enam makhluk itu.
"Maaf membuat Anda menunggu, Tuan Shuten Doji," ujar Asger. "Kami sudah siap. Kapan kita akan menjelajah dungeon ini?"
"Sekarang," jawab Musashi. Dua orang samurai datang mendekat dan memberikan sebuah pedang besar pada pemimpin mereka. Musashi menerima senjata tersebut dan diletakkan di bahunya. "Aku meminta dua permohonan dari kalian. Pertama, jangan mati. Dan keduan, biar aku yang membunuh bos dungeon ini."
"Baiklah. Kami akan melakukan yang terbaik," jawab Asger.
Musashi berbalik dan mulai melangkah menuju reruntuhan pagoda tersebut, meninggalkan Kojiro dan semua pasukan samurainya.
Di dalam reruntuhan, terdapat lima orang elf yang menjaga sebuah gerbang kegelapan diantara puing atap pagoda. Kelima elf ini akan menjadi penjaga gerbang dan akan memantau semua orang yang akan masuk ke dalam dungeon.
"Inikah Dungeon Reruntuhan Doryodo," ujar Haldur.
Miyamoto Musashi masuk lebih dulu. Baru setelahnya Asger dan Haldur, baru keempat anggota yang lain.
Jareth tampak lebih gagah sekarang, mengenakan zirah kulit dan chain mail. Dengan kesiapan itu, ia tidak akan takut dengan apa pun yang akan menghadangnya. Begitu pun dengan N'Jou, ia juga sudah dilengkapi dengan armor kulit. Membuat dirinya jauh lebih perkasa.
Sebuah tanah lapang di kaki gunung berapi yang tandus, itulah pemandangan pertama yang semua makhluk itu lihat setelah melewati gerbang dungeon. Langit-langitnya tampak dipenuhi dengan awan warna merah membuat latar belakang tempat itu remang kemerahan. Namun, beberapa makhluk berotot yang berkeliaran di sana, langsung menghampiri penyusup yang masuk ke wilayah mereka.
Mereka terlihat seperti orang yang suka angkat beban, membuat otot-otot mereka menyembul dan kekar. Warna kulit mereka ada yang merah, ada juga yang biru, dengan sebuah tanduk yang mencuat di kepala mereka.
"Jadi lawan kita adalah oni?" ujar Jareth. "Sepertinya kau lebih cocok berhadapan dengan mereka, Tuan N'Jou."
N'Jou mendengus, "Tapi bukan berarti kau bersantai, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow 2
FantasiSekuel Dungeon Hallow ~Tamat~ Kelanjutan kisah pertualangan Erix yang terdampar di dunia lain bersama pelayannya, Lucius Ventus. Namun, perang besar antara Pasukan Gabungan Leavgard dan Asmodeus membuat sang tokoh utama lenyap dalam pelukan Haruka. ...