Intervisio 3th

405 67 63
                                    

"Dia sudah pergi," ujar Bahamut.

"Sekarang kita kembali ke pekerjaan kita masing-masing," sahut Lucius dan langsung memisahkan diri dari rombongan. Ia berjalan cepat menuju tenda pimpinan dan mulai bekerja mengecek beberapa dokumen untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai target.

Selina ikut dengan Lucius dan langsung menuju tenda komunikasi setelahnya. Di sana ada banyak sekali alat-alat semacam radar yang menerima gelombang radio.

Untuk mengurus tenda ini, Selina tidak sendiri. Ada beberapa wanita dari ras Manusia dan Drake yang tertarik dalam bidang tersebut.

Bahamut yang sedikit kecewa karena ditinggal Erix, sekarang terbang dalam wujud boneka dragonnya menuju menara pengintai. Di sana ia hanya memantau keadaan hutan belantara dan bersantai.

Jareth, Timberpawl, Eragog dan Zenda langsung menuju tempat latihan. Pagi ini mereka akan melatih beberapa prajurit baru yang nantinya akan berperang merebut istana Camelot.

Sama halnya dengan Merlin sebagai guru, Beatrice dan Alatar segera mempersiapkan materi ilmu pengetahuan untuk pengajaran mereka.

Mathilda kembali ke tendanya bersama prof. Alvor. Tugas mereka untuk meneliti batu yang didapat dari perut Salgadon – monster kadal titan milik Agares – masih dalam tahap penguraian.

Aegina, Ilrune, Banshee dan Maui menuju greenhouse untuk memastikan tanaman yang tumbuh di rumah-rumah kecil itu tetap sehat tanpa ada penyakit yang mengganggu.

N'Jou memimpin para War Gorilla, Malaikat Jatuh Burung Ababil, Arthurian dan Kaum Trainer untuk melanjutkan pembangunan. Asger dan Haldur ikut membantu mereka. Dan Gavin memimpin ras Dwarf untuk kembali membuat armor dan beberapa peluru. Geppetto ikut bersama para dwarf. Karena battle arm-nya sudah hancur, sekarang dia ingin membuat yang baru dari logam sisa tubuh Collosus. Ia berencana membuat yang lebih modern, setidaknya mendekati armor suit miliki Lucius.

Shin juga memisahkan diri. Sepertinya untuk sekarang raja dragon muda itu ingin bersantai karena perang besar beberapa hari lalu benar-benar menguras energinya.

Hiel dan Edward kembali ke kesibukan mereka untuk meninjau ulang gerbang portal supaya tidak ada yang terlewati, yang bisa saja memicu sebuah masalah kelak.

Ifrit terbang bebas ke mana pun ia mau. Sudah lama ia tidak merasakan kebebasan seperti ini setelah sekian lama terkurung dalam lampu minyak milik Belphegor.

*****

Pagi ini, Kotaro dan beberapa ninja bawahannya, berniat untuk kembali ke desa. Kelompok itu sudah siap untuk berangkat.

"Kakak ...!" panggil seorang gadis yang melesat cepat menghampiri kelompok ninja itu. Ia tidak sendiri, ada gadis lain yang sedikit lebih tua darinya. Namun sayang, panggilannya tidak sampai ke tujuan.

Gadis itu melempar shuriken ke arah Takekage. Dengan cepat Kotaro menepis shuriken tersebut dengan kunainya. Karena serangan itu pula, beberapa ninja langsung bersiaga, tapi mereka langsung melunak saat melihat dua kunoichi manis yang sedang mendekat. Lagi pula, mereka mengenal dua gadis tersebut.

"Kakak!" panggil gadis itu lagi.

"Sanae! Ageha!" seru Kotaro melihat kedua adiknya itu.

"Nyonya Toyotami sekarang sudah kembali ke Wilayag Byakko. Jadi, kediaman di Kota Hardov kosong. Kami memutuskan untuk menemuimu," jelas Sanae.

"Jadi, apa yang kita lakukan di garis depan?" tanya Ageha. Si bungsu itu tampak ceria seakan ingin bermain. Padahal garis depan adalah tempat yang sangat berbahaya.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang