141. Shut Up Your Mouth, Bitch.

1.4K 130 21
                                    

"Hai, Anak Daddy," Sapa Qyrha sambil melihat ke arah Afriza yang duduk di bangku usang dengan wajah lesu. Kaki nya di ikat ke kursi, tangannya pun sama. Dan di atas kepalanya di sorot lampu yang hampir redup.

Afriza menoleh ke arah Qyrha dengan tatapan kebencian. Meskipun Afriza tidak tahu siapa yang ada di balik topeng itu, tetapi Afriza sudah membencinya. Qyrha tersenyum sinis.

"Bokap gue bakal dateng kesini sebentar lagi, ntar juga nih markas jelek bakal bokap gue beli! Lo ketuanya ya? Nanti tinggal tanda tangan aja buat kontrak."

"Shut up your mouth, bitch,"

Afriza tidak menanggapi, ia malah sibuk mengomentari tempat yang kini ia singgahi. Qyrha memutarkan bola matanya malas.

"Heh mulut kotor lu juga kagak pantes tinggal di tempat ginian, emangnya lo tau ini dimana?"

"Gak tau dan gak mau tau, lagian bentar lagi juga bokap bebasin gue. Penculik modelan kayak lo tuh palingan cuma minta duit, apalagi lo itu cewe, pasti matre." Jawab Afriza enteng. Qyrha membuang ludah ke sembarang tempat ketika mendengar ucapan yang sangat tidak masuk akal dari mulut Afriza.

"Hahahahah... bego-bego... bokap lo aja gabakal tau ini dimana, dan gak bakal ada juga di maps."

Afriza di buat melongo karena penuturan Qyrha. Di pikir-pikir, suara itu sepertinya sangat familiar di telinga Afriza. Tetapi ia lupa.

"Temen bokap gue Leader Mafia in the world, dia hebat, pasti bakal nemuin gue secepetnya."

Lagi-lagi Qyrha tertawa kencang mendapati jawaban polos dari Afriza. Bisa-bisanya ia menyebut nama Ayahnya dengan begitu santai, padahal Afriza sendiri sedang berada di Markas Leader Mafia tersebut.

"Whatever," Ucap Qyrha lalu segera meninggalkan Afriza.

"Heh, lepasin gue dulu goblok! Bangsat lepasin gue! Gue mau pulang!"

Qyrha menghentikan langkahnya kemudian berbalik ke arah Afriza sambil menodongkan pistol nya.

"Lo diem atau timah panas ini bakal bersarang di jantung lo sekarang juga?"

Afriza terdiam. Posisi nya saat ini berada di bawah Qyrha. Lebih tepatnya Qyrha yang berada di sebuah lorong kecil yang ada di atas dan mengelilingi tempat dimana Afriza duduk.

"Anjing pintar." Ucap Qyrha enteng kemudian pergi meninggalkan Afriza.

Qyrha tersenyum kaku di balik topengnya lalu bergumam saat sudah menjauhi Afriza.

"Padahal gue cuma mau nolongin lo," Gumamnya lalu berlari keluar ruangan itu.

Dan ketika ia sudah berada di luar ruangan itu, Evan menangkap basah dirinya.

"Kamu ngapain nangkep Afriza dan di tahan disini?" Tanya Evan dingin. Qyrha bingung harus berbuat apa. Ia gugup.

"Emhh anu, Yah, Qyrha cuma amanin Afriza disini."

"Yasudah kita bicara di ruangan Ayah."

Qyrha mengangguk kaku dan langsung mengikuti kemana Ayahnya berjalan.

Dan sampailah ia di ruangan pribadi milik Evan. Evan duduk di kursi kebesarannya dan Qyrha duduk di hadapan Evan dengan menundukkan kepalanya.

"Ayah tanya, kenapa kamu nyulik Afriza terus di bawa kesini?"

"Ahh Ayah, Qyrha numpang sebentar yah, Qyrha gak mungkin nyulik Afriza terus di bawa ke markas Qyrha yang di Belanda, ntar-"

"Markas kamu kan gak cuma di Belanda, Qyrha."

"Tapi kan Ayah, kalo di markas Qyrha yang di sini tuh fasilitasnya kurang lengkap, bakal mudah ke lacak dong, apalagi kalo Bokap nya si Afriza nyuruh Ayah buat ngelacak dia, Qyrha cuma gak mau nyerang Ayah."

"Pftttt, tapi kenapa kamu gak ngomong dulu sama Ayah? Kenapa kamu langsung bergerak tanpa bilang-bilang dulu?"

"Qyrha gak ada waktu, Ayah. Arthur lagi di puncak emosi."

"Ohh jadi ini gara-gara Arthur?"

Qyrha mengangguk.

"Terus kenapa kamu harus sampai seribet ini buat culik Afriza?"

"Karena Arthur mau bunuh dia, Ayah!!" Geram Qyrha karena tak tahan dengan pertanyaan-pertanyaan yang Ayahnya berikan.

"Anak SMA kok bunuh-bunuhan," Cibir Evan.

"Ck Ayah ini!! Arthur itu Leader BK!"

Evan terkejut bukan main saat mendengar penuturan yang Qyrha berikan. Tetapi, sedetik kemudian, wajahnya kembali netral.

"Bakal ada film judulnya 'Jodohku adalah sainganku' Ayah bener kan?"

Qyrha melongo saat mendengar perkataan konyol dari Ayahnya. Tak habis pikir, bisa-bisanya Ayahnya berpikiran seperti ini.

"Ayah!! Kenapa harus kesini-sini?! Fokus ke topik utama, Please," Kesal Qyrha.

"Kamu saja tidak berterus terang," Sindir Evan dan Qyrha berdecih sebal.

"Ck Ayah ini, jadi begini loh Tuan Evan yang terhormat,"

"Hahahahha... Kamu ini lucu sekali, oke lanjutkan Nona Qyrha yang tercantik,"

Qyrha memutarkan bola matanya kesal, Ayahnya ini tidak bisa sekali serius saja.

"Arthur tau kalo Afriza deketin Qyrha cuma buat kepuasan nafsu dia, and he is Leader Black Knight, Dad, you know right?"

"Ahh seperti itu, so?"

"Arthur pengen bunuh Afriza, Ayah... Qyrha gak mau ada yang nyakitin Afriza sebelum Qyrha."

Lagi-lagi Evan tertawa lepas saat mendengar penjelasan dari Qyrha. Bukan karena ceritanya yang lucu, tapi wajah kesal milik Qyrha mampu membuat siapa saja tertawa ketika melihatnya.

"AYAH! KENAPA KETAWA?!"

"Oke, Ayah berhenti, jadi kamu pengen kalo Afriza mati di tangan kamu?"

Qyrha mengangguk kesal.

"Kenapa tidak sekarang saja?" Tanya Evan sambil menaik-turunkan alisnya.

"Ahh gak seru,"

"Terus sampe kapan dia disitu? Sampe membusuk?"

Qyrha terdiam, ada benarnya juga apa yang Ayahnya bicarakan, bisa-bisa Afriza tewas karena tidak di beri makan dan akhirnya mati membusuk di ruang tawanan.

"Yaudah kasih makan aja,"

"Apa yang ada di pikiran kamu, Nak? Kamu kok pendek pikiran begini? Ada masalah apa?"

Qyrha menghembuskan nafasnya gusar, haruskah ia mengatakan hal ini pada Ayahnya.

"Ayah gak kaget pas tau siapa Arthur? Arthur kan orang jahat, dia bunuh siapa aja yang ganggu dia, gak peduli dari kalangan mana,"

"Hmm, sejujurnya sih Ayah kaget, tapi kalo Arthur sama kamu, ceritanya bisa berubah tiga ratus enam puluh derajat,"

"Maksud Ayah?"

"Cuma kamu yang bisa ngerubah Arthur jadi masuk di jalan yang benar, Nak, dia sekarang butuh kamu, kita lepasin Afriza lalu kita berangkat ke rumah sakit yah, sekalian ajak Ibu sama Billa,"

"Tapi Afriza nanti ngadu sesuatu-"

"Kita kasih sesuatu dulu, oke?"

Qyrha mengangguk paham kemudian keluar bersama Ayahnya menuju tempat yang tadi di bicarakan. Sungguh, Ayahnya ini benar, ia tidak dapat berpikir panjang, ia terlalu mengedepankan egonya.






Jangan lupa Vote+Comment+Share Story ini ke teman-teman kalian. Thanks♥️.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang