109. Sad Memory.

2.3K 193 97
                                    

Qyrha Alifia Angkasa, anak perempuan kedua di keluarga yang bermarga Angkasa. Ayahnya bernama Pramudika Angkasa. Ibunya bernama Alyura Angkasa. Kakak laki-lakinya, sekaligus anak pertama, bernama Afriza Angkasa. Dan adik perempuannya, bernama Bianca Angkasa.

Ayahnya pemegang perusahaan terkaya nomor dua di dunia. Hidupnya penuh dengan kemewahan. Tak lupa dengan kesedihan.

Walaupun terlahir di keluarga kaya raya dan terlihat berpendidikan, hidup Qyrha tidak semulus yang kalian bayangkan.

Hidup dengan bayang-bayang penuh kebencian yang di tunjukkan secara terang-terangan oleh keluarganya.

Ayahnya membencinya.

Ibunya dan Kakaknya pun sama.

Hanya Adiknya yang senantiasa menjadi teman bermainnya. Walaupun terkadang, Bianca kecil sering di jauhkan dari Qyrha.

Ia hanya berdiam diri di kamar.

Menatap hujan.

Bermain hujan.

Dan hanya mengobrol dengan pembantunya.

Selama ini, hidupnya masih penuh misteri.

Apakah ia memang tidak diinginkan sejak lahir?

Dan apakah ia tidak di Adzani oleh Papanya?

Apa ia lahir dari ketidaksengajaan?

Siapa yang menggendongnya untuk yang pertama kali? Ahh, sepertinya orang itu adalah Bu Dokter yang sudah mengurus persalinan itu.

Mengapa hanya Kakak nya yang di beri kasih sayang? Sedangkan ia? Tidak di beri sedikitpun kasih sayang. Hanya uang, uang, dan uang.

Adiknya perempuan, tetapi tetap di beri kasih sayang. Mengapa ia yang sama-sama perempuan dengan adiknya tidak di perlakukan sebagaimana mestinya?

Bahkan, Kakaknya yang hanya berbeda 9 bulan dengannya pernah berkata, "Kamu tau ga? Kamu itu sebenernya anak pungut!"

Sungguh sakit rasanya saat itu. Walaupun baru berumur 5 tahun, tetapi Qyrha tau rasanya di perlakukan seperti itu.

Ia ragu untuk mempercayai itu. Karena neneknya yang sangat ia sayang pernah berkata, "Kamu tuh cantik banget. Mirip sama Mama mu waktu kecil. Hidung kamu mirip Papa mu. Cuma kamu yang mirip banget sama Papa dan Mama mu. Jadi, kamu harus nurut ya?"

Rasanya tenang jika mendengar kata-kata lembut yang Neneknya ucapkan. Pahlawannya.

Hingga akhirnya, Tuhan berkehendak lain. Tuhan lebih sayang Neneknya. Neneknya pergi di saat ia berulang tahun yang ke-6 tahun.

"Semoga Nenek tenang ya disana. Qyrha sedih Nenek meninggal di hari ulang tahun Qyrha. Walaupun di setiap Qyrha ulang tahun ga pernah dirayain." Ucap Qyrha kecil sambil mengusap batu nisan yang tertulis sebuah nama, 'Mona Alexania Binti Antonio Alexania'.

Qyrha masih mengingatnya. Mengingat dengan jelas. Hari dimana ia terjatuh dari sepeda dan tidak ada yang menolongnya padahal Afriza kecil melihatnya.

Dan hari dimana ia di tuduh sebagai pencuri di hari ulang tahun neneknya sendiri.

Hari dimana ia selalu ternistakan.

6 tahun lamanya Qyrha bertahan.

Qyrha tidak mengerti mengapa Kakaknya sebenci itu padanya. Melihat dirinya saja seperti melihat kotoran yang sangat menjijikkan.

"Abang, kenapa sih Abang gak pernah sayang sama aku? Temen-temen aku pada di sayang sama Kakaknya. Kok Abang gak gitu?"

"Aku tuh ga pernah pengen punya adik! Apalagi cuma beda tipis umurnya!"

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang