"Mandi gih, bau tau kamu belom mandi." Bisik Arthur ketika mereka berdua sedang duduk di sofa tempat dimana Qyrha tidur tadi. Qyrha hanya bisa merengut sebal ke arah Arthur. Sungguh ia tidak mampu berkata-kata lagi.
"Lun, nyesel gue nungguin mereka berdua pas baikan." Bisik Nina sebal.
"Sama gue juga, Nin. Tadinya gue gemes banget pengen mereka baikan, sekarang gue jadi sirik anjir!!" Sebal Luna.
"Liat deh, Lun. Qyrha yang tadinya pecicilan, ngeselin, bobrok, sekarang malu-malu gitu di depan Arthur." Ledek Nina dan Qyrha hanya mampu blushing saat ini. Sungguh, ia telah benar-benar kehilangan jati dirinya.
"Tapi gapapa lahh seneng gue. Gak sabar liat mereka mesra-mesraan di sekolah."
"Udah woy lo pada gausah ngegodain Qyrha, kan kasian nih anak, hahahah..." Goda Arthur.
"Ihh udah ahh mau mandi!!" Kesal Qyrha kemudian segera berlari menuju kamar mandi dan melupakan pakaian ganti yang seharusnya ia bawa.
"Thur, gue minta maaf ya, semalem yang bales chat lo itu gue bukan Qyrha." Ucap Luna.
"Gue udah nyangka kok, karna Qyrha gak mungkin selembut itu chattingannya sama gue."
"Hehehehe.. kayaknya lo sayang banget sama Qyrha. Semua sifat dia kayaknya lo hapal banget."
"Banget, Lun. Dia salah satu orang yang paling gue sayang banget setelah almarhumah nyokap gue sama adik gue."
"Jaga dia ya, Thur. Jangan pernah nyakitin dia, atau ngga, lo bakal abis ama bokap nya." Ucap Nina serius.
"Lahh gue kira lo yang bakal ngabisin Arthur." Sebal Luna.
"Ngga lah. Biar bokap nya Qyrha yang urus, hahaha..."
"Gausah di ajarin. Gue bakal jaga dia kaya gue jaga diri gue sendiri."
"Oke deh. Tugas kita udah selesai, Lun." Ucap Nina sambil mengajak Luna untuk bertos ria.
"Mendingan lo pada kemana kek gitu. Gue ama Qyrha mau berduaan dulu." Usir Arthur.
"Awas lo macem-macem!!" Ancam Luna dan Arthur terkekeh.
"Ngga, koper Qyrha yang mana woy?"
"Yang hitam sama abu-abu." Jawab Luna. Dan Arthur hanya mengangguk.
"Emang mau ngapain lo nanyain koper Qyrha?" Tanya Nina.
"Tadi dia masuk kamar mandi gak bawa baju ganti, kalo dia keluar pake handuk doang atau ngga kimono, bisa khilap gue."
"Oh." Jawab Luna.
"Dah yuk, Lun. Gue laper anjir pengen makan nasi uduk."
"Aneh-aneh aja lo!!" Sebal Luna.
"Nasi uduk makanan sejuta umat." Enteng Nina kemudian berjalan mendahului Luna.
"Woy tungguin!! Thur, jangan macem-macem lo!!"
Arthur hanya memberikan jempol sebagai jawaban. Sepeninggal mereka berdua, Arthur hanya duduk di sofa tadi sambil memainkan ponsel nya. Tak lama kemudian, terdengar teriakan Qyrha dari dalam kamar mandi.
"Aaaaaaaa!!" Jerit Qyrha.
Arthur langsung menghampiri Qyrha dan mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi itu.
"Rha?? Kamu gapapa? Rha, jawab!! Jangan bikin aku panik, Rha!!"
"Arthur, kamu di luar?!"
"Iya, Rha, ini aku. Kamu kenapa ngejerit?"
"Air nya mati, Thur!! Aku lagi keramas, perih banget kena mata aku!"
"Hah?! Serius, Rha? Kamu lap dulu mata kamu, terus pake kimono, nanti aku coba liat dulu apa yang rusak."
"Gak ada kimono, Thur! Ada nya cuma handuk tapi cuma sebatas paha gue doang!!"
"Aduhh gimana ini, kimono kamu dimana? Biar aku ambilin."
"Aku lupa, Thur. Kemarin aku taro di jemuran handuk coba kamu liat ada gak?"
Arthur hanya menurut lalu melihat tidak ada kimono apapun di jemuran ini.
"Gak ada, Rha. Kayanya di laundry deh, Rha."
"Yah, Thur, aku gimana ini? Yaudah aku pake handuk dulu yah kamu jangan ngintip aku!"
Please, tahan nafsu lo, Thur. - Batin Arthur.
"Yaudah, Rha! Lo keluar dulu, biar gue periksa."
Kemudian keluarlah Qyrha dengan memakai handuk yang hanya sebatas paha, Arthur meneguk ludahnya berkali-kali saat melihat Qyrha dari atas sampai bawah.
Sungguh, pemandangan yang tidak bisa Arthur percaya karena ia akan melihat pemandangan seperti ini.
"Arthur ihh buruan benerin! Dasar mesum!" Kesal Qyrha lalu mendorong Arthur untuk masuk ke dalam kamar mandi.
"E-eh i-iya, Rha." Gugup Arthur kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
"Rha, keran shower nya macet!!"
"Benerin, Thur, buruan!!"
"Sebentar, Rha." Ucap Arthur sambil mencoba untuk memutar paksa keran itu dan akhirnya pemutar keran itu terlepas saat Arthur berhasil membuka air itu, alhasil air menyemprot membasahi baju.
"Ahh, shit." Umpat Arthur.
"Thur, kamu kenapa?" Teriak Qyrha dari luar kamar mandi.
Dan jangan heran kenapa mereka berdua sekarang memanggil dengan 'Aku-Kamu', itu karena mereka sudah berjanji akan menunjukkan perasaan mereka di hadapan banyak orang. Dan tidak peduli dengan apa yang akan di bicarakan banyak orang nantinya.
"Mau kan komitmen sama aku?" Tanya Arthur lembut.
"A-aku ka-kamu?"
"Iya, Rha. Kita harus janji kalo bakal manggil pake Aku-Kamu. Jangan Lo-Gue, ya!"
"Ya-yaudah." Gugup Qyrha dengan pipi blushing.
"Yaudah kalo gitu. Kita harus janji buat gak besarin gengsi kita lagi, ya!" Qyrha hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ini, Rha!! Keran nya lepas!!"
"Hahh?? Gimana bisa?!" Kaget Qyrha kemudian menghampiri Arthur dan terkejut karena pakaian Arthur kini basah semua.
"Thur, udah biarin dulu. Nanti aku panggil tukang reparasi nya aja dehh. Baju kamu udah basah, Thur."
"Sebentar, Rha. Dikit lagi nihh." Qyrha terdiam. Dan beberapa saat kemudian, Arthur keluar dari kamar mandi dengan wajah yang basah, baju yang basah, dan itu semua menambah kadar ketampanan yang di miliki oleh Arthur.
Ganteng banget. - Batin Qyrha menjerit. Jujur, ini pertama kali Qyrha menyebut Arthur tampan.
"Udah nih, Rha. Baju aku pada basah nih hahaha..."
"Yaudah kamu pake handuk dulu nih satu lagi ada kok." Ucap Qyrha sambil memberikan handuk kecil.
"Iyah, Rha, yaudah kamu bilas dulu deh rambut kamu itu masih banyak sampo nya."
"Iya nih, hehehe, yaudah aku keramas dulu ya."
"Iya, Rha-"
"QYRHA SAYANG YUHUUUUU KITA BAWA SARAPAN BUAT LO AMA AR- WHAT THE FUCK APA YANG KALIAN LAKUIN HAHH?!! ARTHUR KOK BAJU LO PADA BASAH?! LO HABIS-"
"GAJELAS!" Bentak Qyrha cepat karena ingin menghentikan jeritan Luna yang tidak-tidak tentangnya.
Jangan lupa Vote+Comment+Share Story ini ke teman-teman kalian. Thanks♥️.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN MELIHAT CERITA HANYA DARI COVER DAN JUMLAH PARTNYA SAJA, INI PARTNYA BANYAK TAPI ISINYA SEDIKIT YA]. [WARNING⚠️ INI CERITA AMATIR PERTAMA SAYA, YANG SAYA BUAT SAAT MASIH KELAS 8 SMP, DAN SANGAT TEROBSESI AKAN ADANYA...