169. Back.

1.3K 118 85
                                    

"Cucuku, lagi apa?" Tanya Frans sambil memberikan secangkir teh hijau.

"Ehh Kakek, ngga ada apa-apa kok. Emang lagi pengen aja disini,"

"Boong ihh ama Kakek, kamu besok mau menghadiri acara tahunan perusahaan kamu kan? Sayang dong, masa harus di wakilin mulu? Emang kamu ga cape harus main petak umpet terus?"

"Gak kerasa ya Kek, udah tujuh tahun aja Qyrha disini,"

"Iyah umur kamu juga udah nambah tuh, kamu gak ada niatan buat menikah? Kakek punya loh kenalan-kenalan hebat, kali aja kamu mau," Ucap Frans sambil terkekeh.

"Ihh Kakek apaan sih, Qyrha mau sendiri dulu,"

"Sendiri sampe kapan, Cucuku? Sampe kayak Kakek gini? Peot gak ada yang ngurusin di masa tua?"

"Kan ada Qyrha, Kek,"

"Loh justru itu kamu harus menikah. Palingan sebentar lagi Kakek juga meninggal di makan usia,"

"Ihh baru ketemu loh kita!!" Jerit Qyrha sebal.

"Hahahhaah lagian umur Kakek udah mau 140 ini,"

"Hah? Tapi Kakek masih seger kok,"

"Seger apanya, udah peot begini, ini mah karena Kakek dulunya rajin olahraga, dan rajin latihan juga,"

"Berarti nanti Qyrha juga tetep awet muda dong?"

"Hahahahah kamu ini, sudah ayo siap-siap, kita akan pulang hari ini."

"Pulang ke?"

"Indonesia lah! Kamu punya tanggung jawab yang besar disana. Jangan kayak pengecut gini dong!"

"Billa masih kuliah, Kek,"

"Yaudah kamu susulin dong, Bianca mana?"

"Kayanya dia lagi latihan, Kek."

"Ohh yasudah biar Kakek yang menyusul Bianca."

Qyrha mengangguk kemudian berdiri dan meninggalkan Frans yang tersenyum tipis.

Bianca dan Shabilla sudah resmi menjadi anggota mafia. Keano dan Eunjeong masih belum tahu dimana Qyrha sampai saat ini. Bahkan Richard dan Kimberly pun sama. Bedanya, mereka telah di karuniai anak perempuan yang usianya kini sudah menginjak 5 tahun. Sedangkan Keano dan Eun masih belum menikah.

Beberapa jam kemudian, mereka telah siap untuk pulang ke tanah air. Qyrha beserta yang lainnya memilih untuk menaiki pesawat yang biasa. Sebenarnya bisa saja Qyrha meminta anak buahnya untuk menjemput Qyrha disini. Tapi ia tidak mungkin meminta untuk di jemput. Karena selama ini, setiap ada misi besar, Qyrha selalu menentukan titik pertemuan dimanapun itu.

Jadi, persinggahannya masih terjaga.

"Udah siap kan?" Tanya Frans.

Qyrha mengangguk.

"Yaudah yuk!"

Kemudian mereka menaiki pesawat itu, menikmati perjalanan di udara. Tetapi ada perasaan yang sangat mengganjal di benak Qyrha. Entah apa itu ia tidak tahu.

Qyrha menoleh ke belakang, tempat Kakek Frans dan Shabilla. Mereka sedang tertidur bersama. Qyrha memandangi wajah Kakek Frans yang tertidur, dan sepertinya Kakek Tua itu tidak benar-benar tertidur.

Hingga setelah berjam-jam kemudian, mereka telah sampai di Bandara Soekarno-Hatta dengan selamat. Setelah membereskan semuanya, kini mereka sedang menunggu Keano untuk menjemput mereka.

Qyrha menghirup udara tanah air yang begitu khas. Sudah lama sekali rasanya ia meninggalkan negeri tercintanya itu. Banyak yang berubah disini. Semuanya tidak lagi sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Sehingga membuatnya penasaran, apa saja yang sudah terjadi selama 7 tahun ke belakang ini.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang