Keesokan harinya, Qyrha bangun pagi setelah tidur panjang dan melalui beberapa proses pemulihan.
Luka-luka dan lebam sudah mulai membaik.
Qyrha telah bersiap untuk pergi ke sekolah.
Tetapi, Qyrha tidak menggunakan seragam.
Hanya memakai kaos putih yang di balut dengan sweter abu-abu dan celana jeans warna hitam. Tak lupa dengan topi berwarna hitam dan masker untuk menutupi wajahnya.
Qyrha mengambil tas selempang yang telah di isi oleh kartu ATM, Handphone, dan kunci mobil.
Rambutnya ia kuncir kuda.
Ahh, rambutnya sudah berubah warna sejak ia datang ke Belanda.
Hijau yang di padukan dengan ungu.
Setelah bercermin dan mengatakan kalau ia sudah siap untuk melancarkan rencananya, Qyrha keluar kamar untuk menyambut Ayah dan Ibu nya.
Sesampai di ruang makan, ternyata ada sesosok makhluk menyebalkan yang bernama Hans.
"Hai, Nona keras kepala," Sapa Hans yang sudah melihat Qyrha sejak ia menuruni tangga.
Qyrha menoleh kanan kiri lalu menunjuk dirinya sendiri.
"Gue?" Tanyanya.
"Ck! Lo pikir gue ngomong ama tiang?!"
"Sewot amat! Ngapain lo dateng kesini pagi-pagi? Numpang sarapan?!" Sinis Qyrha menatap garang ke arah Hans.
"Gue masih punya banyak duit buat sekedar makan. Yang gue omongin disini tuh, kenapa lo nekat banget?"
Sania dan Evan menoleh satu sama lain sambil tersenyum.
Sedangkan Shabilla ia hanya fokud dengan makanan nya dan sesekali melirik perdebatan kecil itu.
"Nekat? Nekat apaan sih, Hans?"
"Nyerang markas pengedar narkoba sendirian di Belanda emang menurut lo bukan nekat?"
"Sotau."
"I know..."
"Udah basi woy! Kemana aja lo selama 4 hari ini?!" Sewot Qyrha sambil menyuap sepotong roti.
"Lo yang gak kasih tau gue.. lo gak anggep gue ada atau gimana sih? Gue ini sahabat lo.. sahabat sedari kecil.. yang selalu nemenin lo kemanapun.. dan lo gak ngasih tau gue perihal kemarin? Gue kecewa sama lo, Rha.."
"Kalo gue bilang ama lo, bakal lama. Gue pasti bakal di larang ama lo."
"Gue larang karena gue sayang ama lo." Ucap Hans tanpa sadar dan membuat Qyrha terkejut.
"Ekhem.." Deheman Evan membuat dua remaja itu menoleh.
"Upss, Ayah ganggu kalian debat yah? Yaudah lanjutin gih." Ucap Evan sambil tertawa kecil.
"Udah deh Hans. Gausah lebay." Ucap Qyrha.
"Lebay kata lo? Selama lo di skors, setiap pulang sekolah gue selalu ke rumah lo, dan ternyata lo gak ada. Kata Om, lo pergi ke Mall. Besoknya gue kesini lagi dan ternyata lo gak ada lagi, Tante bilang, lo pergi buat makan ke Cafe lo, pas gue cari di Cafe lo, lo gak ada. Dan besok nya gue ke sini lagi, lo ama sekeluarga lagi pergi. Dan sampai akhirnya, gue liat berita di TV kalau markas pengedar narkoba hancur abis-abisan dan pelakunya Leader TQD, dan gak salah lagi tuh lo! Gue sengaja gak nyusul lo kesana karena Nyokap gue sakit dan besok nya gue telepon Om Evan, katanya lo kritis. Gue bingung, Rha. Nyokap juga kritis. Akhirnya, gue bisa ketemu lo hari ini. Dan gue udah nyiapin omelan khusus buat lo!"
Qyrha terdiam menyimak omelan dari Hans.
Dan Qyrha akui, ia memang gila saat itu.
"Gue akuin emang gue salah pas itu, Hans. Gue minta maaf."
"Gue gamau lo kenapa-napa.."
"Yahh, udah kenapa-napa nih. Liat gak nih lebam ama sayatan?"
"Bodo amat lah, Rha."
"Katanya sayang sama gue?"
"Lah kapan gue bilang itu?" Tanya Hans dengan wajah yang memerah. Sepertinya Hans malu atau gengsi?
"Tadiii?" Goda Qyrha sambil tersenyum-senyum. Evan dan Sania tersenyum balik.
"Apaan ngga." Elak Hans.
"Dikira gue tuli?"
"Terserah dah. Om, Tante, Hans pamit sekolah dulu, nanti telat nihh."
"Alibi." Desis Qyrha.
"Cot! Hans pamit ya, Om, Tante.." Ucap Hans sambil menyalimi tangan Sania dan Evan yang tersenyum geli.
Sepeninggal Hans pergi tanpa menoleh ke arah Qyrha, Sania dan Evan langsung meledek Qyrha sampai Qyrha blushing.
"Ekhem, ada yang khawatir nih, San."
"Katanya dia sayang." Goda Sania.
"Liat ga tadi muka panik nya, San? Keliatan banget kalo dia bener-bener sayang sama Qyrha."
Qyrha melihat Sania dan Evan dengan tatapan horor.
"Sayang sebagai sahabat, Bu." Jawab Qyrha.
"Ahh ga mungkin sayang sebagai sahabat. Ayah bisa liat kalo dia bener-bener tulus sama kamu."
"Ibu juga bisa liat kalo Hans emang sayang sama Qyrha ya, Van?"
"Kayanya bau-bau jadian nih.." Ledek Evan.
"Cieee Kakak... Kak Hans kiyowo banget sih, sampe begitu khawatirnya, sayang loh Kak kalo Kak Hans di sia-sia in. Udah cakep, perhatian, baik, sayang sama Kakak. Udah jadian aja, Kak." Cerocos Shabilla menggoda Qyrha yang sudah mulai blushing.
"Hehh masih kecil!!" Ucap Qyrha sambil menahan senyum.
"Tapi ada bener nya juga loh, Nak. Hans cocok kayanya ama kamu. Dia sayang banget kayanya." Balas Evan.
"Ngga-ngga. Ibu lebih setuju kalo kamu jadian ama Arthur."
Qyrha membulatkan matanya dalam sekejap.
"Ibu kok antusias banget sih jodohin Qyrha ama Arthur?"
"Abisnya Ibu gemes liat kalian berdua."
"Kamu ama Arthur itu emang udah di garisin buat jadi satu."
Qyrha membelalak kaget.
Arthur dan dirinya sudah di garisi menjadi satu di dunia ini?
Ini kenyataan atau hal gila?
"Gak mungkin."
"Ga ada yang ga mungkin, Nak." Ucap Sania menasihati.
"Ahh aneh, kok Ibu bisa tau kalo aku ama Arthur tuh jodoh?"
"Cieee kepo banget, kita liat aja ya nanti. Kamu berjodoh atau ngga." Ledek Evan hingga membuat Qyrha menaikkan alisnya.
Qyrha tak habis pikir dengan yang Evan katakan.
Jika benar,
Hal itu harus menjadi bahagia atau kesedihan?
Jika memang ia dan Arthur berjodoh, mengapa sampai saat ini Qyrha tidak memiliki rasa kepada Arthur?
Apa memang belum saatnya?
Ntahlah.
Yang harus di lakukan sekarang adalah pergi ke sekolah. Untuk menggemparkan seisi sekolah.
Qyrha segera berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk berangkat sekolah. Tanpa seragam.
Setelah berpamitan, Qyrha segera bergegas menuju mobilnya dan berangkat menuju sekolah. Karena jam dinding, sudah menunjukkan pukul 7 lewat 5 menit.
Jangan lupa Vote+Comment+Share Story ini ke teman-teman kalian. Thanks♥️.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN MELIHAT CERITA HANYA DARI COVER DAN JUMLAH PARTNYA SAJA, INI PARTNYA BANYAK TAPI ISINYA SEDIKIT YA]. [WARNING⚠️ INI CERITA AMATIR PERTAMA SAYA, YANG SAYA BUAT SAAT MASIH KELAS 8 SMP, DAN SANGAT TEROBSESI AKAN ADANYA...