92. I Love You, My Hero.

3.3K 198 21
                                    

"Ehh, Sayang? Kau sudah siuman, Nak?"

Ya.

Sania datang dengan wajah terkejut karena melihat putrinya itu menangis.

Ahh, sepertinya bukan karena Qyrha menangis.

Tetapi, karena sudah terbangun dari koma.

Qyrha tertunduk.

"Hai, Nak. Mengapa menunduk? Tatap mata Ibu, Nak. Ibu rindu kamu. Tetapi, Ibu juga kecewa denganmu. Mana janji mu? Apa ini yang di maksud tidak ada luka sedikitpun?" Ucap Sania sambil mengangkat dagu Qyrha.

"Maaf." Lirih Qyrha.

Sania tersenyum lalu mengusap lembut kepala Qyrha.

"Huft... Kau ini. Ibu hampir gila saat mendengar kau koma, Nak. Ahh, yang benar saja!! Kau ini anak gadis! Ini salah Ibu. Salah Ibu karena mengenalkanmu ke dalam dunia kejam seperti ini."

Qyrha ingin mengatakan kalau ini bukan salah Sania, tetapi ia sangat sulit untuk bergerak.

"Ibu sayang kamu, Nak. Sayang sekali. Jika terjadi apa-apa pada dirimu, Ibu tidak segan-segan akan membunuh siapa saja yang telah menyakitimu." Ucap Sania sambil menangis.

Sungguh.

Qyrha ingin sekali menghapus air mata milik Sania yang menetes terlalu banyak.

Dan ini karena dirinya.

"Ibu.. jangan menangis. Qyrha minta maaf, Bu. Qyrha sayang Ibu juga."

"Ck! Bagaimana Ibu tidak bisa menangis? Melihat kau seperti ini adalah mimpi terburuk yang Ibu alami."

"Ini bukan mimpi, Bu. Ini salahku. Ibu jangan menangisi aku lagi.."

"See? Kau masih sama saja! Nakal!"

Qyrha hanya mampu tersenyum sangat tipis. Bahkan tidak terlihat.

Sania sudah mengusap air mata nya itu berkali-kali. Namun, tetap saja masih menetes.

"Kau tahu, Nak? Ibu menyayangimu melebihi segalanya yang Ibu punya. Ibu yakin bahwa kau adalah sosok yang Tuhan kirim untuk menjadi anak di dalam hidup Ibu. Ibu hanya ingin kau baik-baik saja. Ibu tidak ingin kau terluka. Bahkan jika kau hampir kehilangan nyawamu, Ibu akan memberinya. Walaupun Ibu akan kehilangan nyawa Ibu. Itu karena apa? Ibu sayang padamu, Nak. Ibu sudah menganggapmu seperti anak kandung Ibu. Ibu ingin kau menjadi gadis yang kuat, gadis yang pandai, tetapi Ibu tidak mau kau menjadi ceroboh seperti ini, Nak. Kau paham bukan apa maksud Ibu?" Ucap Sania menahan isak tangisnya.

Qyrha menangis.

Ini kecerobohannya.

Qyrha bodoh.

Membuat Ibunya menangis karena kesenangan duniawi yang telah ia capai.

Menangis sedih.

Dan, Qyrha sangat egois.

"Maafkan aku, Bu. Aku tidak bermaksud untuk membuat Ibu menangis. Aku egois, Bu. Maafkan aku..."

"Tidak penting meminta maaf jika kau akan mengulangi hal ini lagi."

Deg.

Qyrha tercengang atas apa yang Sania ucapkan.

"Aku jan-"

"Ibu tidak perlu janji mu."

"Huft... Baiklah. Aku memang anak tak berguna. Tak tahu diri. Anak yang bodoh. Hanya mampu menyusahkan Ibu. Hanya bisa membuat Ibu sedih. Aku anak yang egois. Tidak berguna. Merepotkan. Pembawa luka. Aku anak yang tidak bisa berpikir panjang. Dan aku anak yang payah." Ucap Qyrha sambil menahan tangis dan menatap mata Sania yang sudah berkaca-kaca.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang