128. Anathema.

2.1K 164 40
                                    

"Lohh kok kamu gak mau?"

"Hak gue kan buat nolak?"

"Tapi, Rha, aku udah mesen khusus buat tanda baikan kita."

"Udah sih, Thur, orang Qyrha nya juga gak mau." Jawab Luna dengan sewot karena mereka geram dengan dua sejoli di hadapannya ini.

"Diem." Jawab Arthur dingin.

"Udah simpen aja, Thur. Gue gak perlu cincin dari lo."

"Pokonya kamu harus pake!!" Kesal Arthur kemudian menarik tangan Qyrha untuk ia pakaikan cincin itu. Qyrha yang kesal akhirnya diam tak berkutik.

"Kamu tuh tambah cantik kalo pake cincin ini." Ucap Arthur senang ketika melihat cincin nya sudah terpasang sempurna di jari manis milik Qyrha.

"Gue pake cincin ginian udah kaya tunangan anjir." Ucap Qyrha sambil memandang jari nya geli.

"Ntar beda lagi kalo tunangan, pas nanti aku nembak kamu supaya jadi pacar aku, nanti beda juga cincin nya, apalagi pas nikah, aku bakal bikin cincin yang indah buat kita." Ucap Arthur menerawang ke masa depan.

"Hehh babi aer!! Ngarep lo ketinggian!!" Cibir Nina kesal.

"Liat aja, Qyrha bakal jadi istri gue." Jawab Arthur sambil mencium jari jemari Qyrha.

Sedangkan Qyrha, ia hanya bisa terdiam dengan wajah datar, mencoba untuk mengerti ini semua. Kenapa ini terlalu cepat? First kiss nya telah di ambil oleh Arthur. Lalu? Pemasangan cincin tanda berbaikan?

"Alay! Mentang-mentang tajir melintir, lo mau beliin cincin buat Qyrha sampe segimana emang? Sampe jari nya full sama cincin pemberian lo?" Sinis Luna.

"Ide bagus, Lun!! Tumben otak lo encer!"

"Gila lu!!" Ejek Nina sambil menatap geli ke arah Arthur.

"Biarin aj-" Ucapan Arthur terpotong oleh Qyrha.

"Kalian berisik banget sih!! Gabisa apa gak debat sehari aja?!" Geram Qyrha dan itu sukses membuat mereka bertiga terdiam.

"Udah gue mau tidur! Thur, lo balik ke kamar lo!" Sambungnya.

"Ngga, aku mau disini."

"Stop ngomong pake aku-kamu, Thur!! Udah batalin aja perjanjian itu!! Gue geli dengernya!"

"Gak bisa lah! Janji tetep janji!"

"Tapi gue geli, Thur." Ucap Qyrha sambil bergidik ngeri.

"Yaudah gimana kalo 'Sayang'?" Goda Arthur.

"Makin goblok!" Kesal Qyrha.

"Hahahha... Yaudah kita batalin tuh perjanjian, tapi kita tetep baikan kan?" Ucap Arthur akhirnya dan itu membuat Qyrha lega.

"Iyah, Thur. Kita baikan!!"

"Eits, tapi ada syaratnya."

"Syarat apaan lagi bego?"

"Kamu harus di anter jemput ama aku." Ucap Arthur dan membuat mereka yang di sana terkejut.

"Yaudalah gue mau! Asal lo gausah pake aku-kamu lagi!!" Putus Qyrha cepat. Toh, ia bisa mengurusi hal itu di lain waktu.

"Kurang duit lo, Thur? Make nganter jemput Qyrha segala. Lo pasti ngarep di bayar kan ama Qyrha?" Cecar Nina dan itu membuat Arthur tertawa.

"Sinting lo. Mana ada gue minta bayaran."

"Nahhh tau nih gue. Pasti lo ada mau apa-apa kan dari Qyrha? Ngaku lo!! Lo nanti pasti mau curi-curi ciuman kan?!" Cecar Luna karena mengetahui gerak-gerik Arthur.

"Ngga, Lun. Sumpah! Gue gak niat kaya gitu! Gue tulus mau anter jemput Qyrha, kalo soal ciuman, gue udah tenang karena Qyrha bakal jadi jodoh gue sehidup semati."

Qyrha membelalak kaget.

"Hehh apaan maksud lo?!" Kaget Nina.

"Lo gak perlu tau, ini rahasia keluarga gue."

"Rahasia apa, Thur?" Tanya Qyrha penasaran.

"Nanti aja gue kasih tau, kalo cara turun-temurun itu berhasil dan lo udah jadi istri gue beneran, baru gue kasih tau."

"Kasih tau atau kita gak baikan!"

"Ehh jangan gitu dong, Rha."

"Makanya kasih tau!!" Kesal Qyrha dan itu membuat Arthur menghembuskan nafasnya kasar.

"Lo ama Nina keluar ya, gue mohon. Ini rahasia keluarga Kusuma." Ucap Arthur memohon kepada Luna.

"Kita kan mau tau, Thur!!" Kesal Nina.

"Gue bilang keluar!" Bentak Arthur.

"Ck! Iya gue keluar!" Kesal Luna lalu mengajak Nina untuk keluar dari kamar itu. Dan sepeninggal mereka berdua, kini tinggallah Arthur dan Qyrha berduaan.

"So?" Tanya Qyrha penasaran.

"Jadi, di keluarga gue punya satu kutukan."

"Kutukan?!" Pekik Qyrha kaget.

"Iya."

"Mana ada kutukan di jaman sekarang!! Ngaco lo!!"

"Gue gak bohong. Gue yang di udah garisin jadi keturunan ke delapan di keluarga Kusuma juga dapet kutukan itu."

"Lo pewaris ke delapan? Terus kutukan apa?"

"Jadi gini, konon kata kakek gue, dulu nenek moyang gue punya sahabat dekat, dan tiba-tiba aja sahabat dari nenek gue nyatain perasaan nya, tapi nenek gue nolak dan nganggep kalo mereka cuma sahabat dan nenek gue juga gak bakal di setujuin kalo berhubungan sama yang beda kasta."

"Terus-terus?"

"Sahabat nenek gue murka dan ngutuk nenek gue beserta anak cucu nya, kalau cucu laki-laki bakal mati tepat di umur tujuh belas tahun kalo mereka gak berhasil dapetin ciuman dari orang yang sekiranya bakal jadi jodoh mereka."

"Tunggu, lo udah cium gue, berarti lo udah yakin kalo gue bakal jadi jodoh lo?"

"Yaa gitu deh." Ucap Arthur sambil menggaruk tengkuknya.

"Kalo bukan gimana?"

"Lo jodoh gue."

"Kenapa lo seyakin itu?"

"Karna lo udah bales ciuman gue."

Qyrha tergelak kaget.

"Tapi, Thur, kalo gue emang bukan jodoh lo, lo bakal meninggal?"

"Kayak pewaris-pewaris terdahulu, Rha. Mereka meninggal karena belom bisa nemuin jodoh di umur tujuh belas tahun."

"Tapi, Thur, kalo lo percaya ama kutukan itu, seengganya pasti lo udah pernah cium-cium orang lain ya?"

Arthur tertawa geli.

"Lo yang pertama." Jawab Arthur enteng. Dan itu sukses membuat pipi Qyrha bersemu merah.

"Gue gak percaya, katanya Dev pernah mau cium lo kan?"

"Gue ngehindar lah. Kalo gue mau di cium ama sembarang orang, gue bakal tetep mati di umur tujuh belas tahun. Dan gue juga harus pastiin kalo jodoh gue dapet ciuman pertama dari gue. Dan gue masih suci."

Qyrha hanya manggut-manggut paham. Tak di sangka Arthur memiliki rahasia besar dalam hidupnya.

Kutukan yang menentukan hidup dan mati.

"Tujuh belas lo kapan?"

"Sabtu depan."

Qyrha terkejut.

Ini terlalu cepat bagi dirinya.

Ia sudah terlanjur jatuh ke dalam hati Arthur, dan kalau ia bukan jodohnya? Bagaimana nasib Arthur?

Ia tidak rela jika Arthur harus meninggal hanya karena kutukan itu.

Bagaimana jika Qyrha memang bukan jodohnya?







Jangan lupa Vote+Comment+Share Story ini ke teman-teman kalian. Thanks♥️.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang