Arthur.
Si cowok rese itu mengikuti akun Instagram miliknya.
Qyrha rasa akan ada masalah yang menimpa dirinya.
Dasar bedebah.
Sialan.
Pembuat sakit hati dan tangisan.
Qyrha benci.
Benci dia.
Arthur.
Sesosok manusia yang amat ia benci setelah keluarga kandungnya. Tetapi, ia rasa membenci seseorang tak ada gunanya. Ia akan menambah dosa pada dirinya. Dosa yang sudah menggunung. Apakah dosa nya akan setinggi Gunung Himalaya? Gunung Everest? Atau Gunung kecil seperti Gurun-gurun?
"Kaget gitu kayaknya. Ada apa, Nak?" Aneh Sania. Qyrha hanya menggeleng.
"Kaget lah dia, Sayang. Orang pangeran nya baru aja follow Akun Instagram dia." Celetuk Evan dan membuat Qyrha menoleh kepada Evan yang terkekeh.
"Ngaco. Dia bukan pangeran aku."
"Terus apa? Raja?" Ledek Evan dan Qyrha mendengus. Sedangkan Hans ia penasaran, siapa yang di maksud Om Evan? Siapa pangeran Qyrha?
"Ga lucu, Ayah. Qyrha gasuka."
"Yaudah kamu Remove aja dari daftar Followers. Gampang kan?" Usul Evan dan Qyrha mengangguk menyetujui. Lalu tak lama, Orang itu mengikuti dirinya kembali. Qyrha memencet tombol Remove. Dan Arthur kembali mengikuti dirinya. Sampai akhirnya, Qyrha menyerah dan membiarkan Arthur mengikuti dirinya di Instagram.
"Nyerah." Kesal Qyrha lalu menaruh ponsel nya di meja yang berada di hadapan nya itu. Evan terkekeh.
"Udah sih. Lumayan buat nambahin followers." Ucap Evan dan mendapat senyuman sinis dari Qyrha.
"Bener juga!!"
"Hahahah... Kamu ini masih sama. Yaudah yuk, mau makan malam bersama kami, Hans?" Ucap Sania.
Hans yang sedaritadi bungkam akhirnya berbicara karena Sania bertanya padanya. Hans hanya memikirkan sesuatu yang mengganjal.
"Boleh, Tan. Hans laper, hehehe..."
"Yasudah, ayuk kita ke ruang makan." Langkah mereka terhenti saat Qyrha berbicara.
"Dia pasti kesini cuma numpang makan doang, Bu!! Liat aja!! Muka nya kusut di tekuk kek orang gila yang tempat tinggal nya di gusur ama pemerintah!!" Ucap Qyrha sarkastik dan membuat Shabilla tertawa.
"Kakak ngomongnya parah banget!! Gaboleh kayak gitu, Kak. Kak Hans orang baik, ganteng juga." Ucap Shabilla terkekeh dan mendapat tawaan dari semua minus Qyrha.
"Anak Ibu udah tau cowok ya." Goda Sania. Dan Shabilla menggeleng pelan.
"Kak Hans emang ganteng, Bu. Semua orang pasti bilang dia ganteng. Bahkan nenek-nenek juga."
"Bhahhahahaha.... Bener kata Adek gue. Nenek-nenek aja sampe naksir ama lo." Tawa Qyrha pecah.
"Akhirnya lo akuin gue ganteng." Sinis Hans. Hans tidak masalah jika dirinya di hina sedemikian rupa. Yang Hans inginkan hanyalah senyuman yang terus terukir indah di bibir Qyrha walaupun hatinya harus tersiksa.
Qyrha menatap Hans tajam. Hans salah paham akan dirinya.
"Maksud gue gak gitu. Kepedean lo, maksud gue-"
"Hushh udah gak usah di lanjut. Ayah udah laper nih cacing-cacing di perut Ayah udah minta di kasih makan. Kalau nunggu kalian selesai ribut, Ayah bisa mati kelaparan."
Qyrha dan Hans menyengir kuda yang membuat Evan menggelengkan kepalanya. Ada-ada saja. Mereka tidak seperti sahabat, melainkan musuh bebuyutan.
Tapi jangan salah, perhatian satu sama lain dalam diri mereka sangat besar. Mereka tidak masalah jika harus bertaruh nyawa untuk menyelamatkan sahabatnya jika dalam masalah.
"Yasudah, Ayok makan. Kalian pasti lapar. Bibi udah masak Ayam Goreng Serundeng banyak banget. Yuk makan!!" Ajak Sania. Semua pun hanya mengangguk menurut. Ayam goreng serundeng? Wahhh itu makanan favourite Qyrha!!
"Aku Ayam nya lima!!" Jerit Qyrha saat berebut kursi dengan Hans. Evan hanya bisa tersenyum dengan di paksakan mereka pasangan kucing dan tikus ini.
Sania dan Shabilla terkekeh sebentar lalu Sania memberikan sepiring nasi yang sudah berisi lauk pauk serta sayur bayam kepada suaminya, Evanio.
"Makasih, Sayang." Ucap Evan tersenyum lalu memulai ritual makan nya dengan tangan. Perlu di catat ya, Delvons Family lebih suka makan memakai tangan di bandingkan sendok.
"Aku, Bu!! Ayam nya lima!!" Jerit Qyrha. Sania terkekeh lalu menjawab.
"Ini buat Shabilla. Sayang, kamu mau apa, Nak?"
"Samain aja kaya Ayah, Bu." Ucap Shabilla tersenyum dan Sania mengangguk lalu memberikan seporsi hidangan yang sama seperti suaminya. Lalu Sania mengambil piring lagi, dan Qyrha menjerit kembali.
"Aku ayam nya lima, Bu!!" Jerit Qyrha dan Sania menggeleng cepat.
"Ini untuk Ibu, kamu bisa ambil sendiri." Ucap Sania menahan tawa.
Qyrha mengerucutkan bibirnya kesal dengan sang Ibu. Sedangkan Hans, bocah tengil itu sudah tertawa keras menertawai Qyrha.
"Ibu bercanda, ini untuk kamu, Nak." Ucap Sania sambil terkekeh lalu memberikan piring yang berisi nasi dengan 5 potong ayam bagian paha. And, perlu di catat juga. Delvons Family lebih suka membeli berkilo-kilo Ayam bagian paha di bandingkan membeli berekor-ekor Ayam.
"Yeayyy!! Tukan!! Ibu baik ama gue. Wleee..." Ucap Qyrha meledek Hans. Sedangkan Hans hanya tertawa lalu mengambil piring nya. Tetapi, gerakan itu tertahan karena Sania melarangnya mengambil nasi.
"Biar Tante aja yah!! Kamu duduk manis kayak Qyrha."
Hans melirik ke arah Qyrha yang sedang duduk seperti Preman pasar yang makan di Warung Tegal, alias Warteg.
Kaki kanan nya di biarkan naik ke bangku dan Qyrha melahap rakus makanan nya itu. Dengan mulut penuh, Qyrha mendelik tajam ke arah Hans.
"Apa lo liatin gue!!" Ucap Qyrha dengan mulut penuh makanan. Hans hanya terkekeh.
"Tante bercanda aja nih. Hans disuruh duduk kayak Qyrha gitu?" Geli Hans sambil menunjuk Qyrha dengan dagu nya. Qyrha menatap tajam ke arah Hans.
"Ehh tidak-tidak. Qyrha memang seperti itu kalau makan dirumah. Kamu jangan ikut-ikut dia ya!!"
Hans mengangguk sedangkan Qyrha mengerucutkan bibirnya. Dan yang lain hanya menjadi pendengar setia di antara mereka.
"Nih, Hans. Di makan yah!!" Hans mengangguk kemudian mengambil sendok untuk makan. Sedangkan Sania sudah mengambil bagian untuk dirinya makan malam ini. Qyrha menatap tajam Hans.
"Ckck. Sok Sultan gabisa makan pake tangan!!" Cibir Qyrha dan Hans terkekeh.
"Emang gue sultan." Enteng Hans. Hans memang tidak bisa makan dengan tangan, itu sebabnya ia menggunakan sendok.
"Dasar menyebalkan!!" Kesal Qyrha dan Hans hanya diam tidak menjawab yang memilih melanjutkan acara makan malam nya itu.
Sania dan Evan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka yang memang tidak bisa di ubah sejak kecil. Dasar kalian....
Jangan lupa Vote+Comment+Share Story ini ke teman-teman kalian. Thanks♥️.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN MELIHAT CERITA HANYA DARI COVER DAN JUMLAH PARTNYA SAJA, INI PARTNYA BANYAK TAPI ISINYA SEDIKIT YA]. [WARNING⚠️ INI CERITA AMATIR PERTAMA SAYA, YANG SAYA BUAT SAAT MASIH KELAS 8 SMP, DAN SANGAT TEROBSESI AKAN ADANYA...