Arthur sudah berada di Bandara yang ia tuju saat ini. Mencari jadwal keberangkatan menuju Jepang, tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda Qyrha disana.
Arthur memutuskan untuk menelepon Qyrha, tetapi nomor ponselnya itu tidak aktif. Mungkinkah Qyrha telah memutuskan hubungan mereka lewat ini?
"Arghhh anjing kenapa bisa gini sih?!" Geramnya kemudian berlari menyisir seisi bandara yang cukup luas.
"Rha... Kamu dimana sih... Aku gamau kehilangan kamu, aku pengen ngelurusin semuanya... Aku tau aku gak boleh langsung percaya, aku harusnya percayain kamu, walaupun aku belom tau ini itu asli atau tipuan..." Racaunya.
30 menit Arthur berlarian tetapi tidak ada tanda-tanda kemunculan Qyrha di sini. Tidak peduli sudah banyak orang yang tidak sengaja ia tabrak. Ia hanya berteriak minta maaf di sepanjang jalan. Jika bukan disini, haruskah Arthur mencari ke Bandara lain?
Ya, Arthur harus mencarinya. Arthur langsung berlari menuju parkiran dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju Bandara terdekat lainnya.
Ia berdoa di sepanjang jalan, berharap Qyrha belum meninggalkannya. Ia merasa sangat bodoh saat ini. Arthur tersadar bahwa dirinya sudah sangat keterlaluan belakangan ini. Arthur tidak tahu betapa sakitnya ketika menjadi Qyrha.
Harus merelakan perasaannya demi sebuah ketidakjelasan yang Arthur buat. Tapi Arthur sama kecewanya dengan Qyrha. Seharusnya Qyrha tidak menjauhi dirinya dan membuat seolah-olah insiden itu adalah sebuah fakta.
Sesampai di bandara selanjutnya, Arthur buru-buru melanjutkan pencariannya. Ia berlarian kesana-kemari mencari Qyrha. Tak lupa menanyakan daftar keberangkatan penumpang menuju Jepang. Tapi tetap saja tidak ada nama Qyrha di sana.
Arthur tidak tahu lagi harus mencari Qyrha kemana. Ini sudah 4 jam setelah Qyrha memutuskan kontaknya tadi. Dan kemungkinan besar, saat ini Qyrha telah terbang menuju Jepang.
Arthur mengusap wajahnya kasar. Kemudian ia menyadari bahwa jaket yang ia pakai terbalik.
"Sial," Umpatnya kemudian melepaskan jaketnya dan ia sampirkan ke bahunya.
Rha, jangan bilang kamu mau netep disana?- Batinnya.
Tak lama kemudian, Arthur mendapatkan sebuah ide. Ia pun pergi meninggalkan bandara itu dengan cepat.
Arthur mempercepat mobilnya dan mencari gerai yang menjual kartu sim baru yang akan ia gunakan untuk menelepon Qyrha.
Dan akhirnya, Arthur melihat toko itu, ia buru-buru menepikan mobilnya.
"Permisi,"
"Ya? Ada apa, Mas?" Tanya seorang perempuan yang menjaga toko ini.
"Beli kartu ini," Ucap Arthur datar sambil menunjuk satu kartu yang berada di dalam etalase.
"Mau sekalian isi pulsa atau internetnya, Mas?"
"Ga."
Perempuan itu mengangguk kemudian menyerahkan kartu sim yang Arthur tunjuk tadi.
Arthur buru-buru memasang kartu sim itu pada ponselnya kemudian menelepon Qyrha. Tetapi hasilnya masih tetap sama. Nomor Qyrha sudah tidak aktif.
"Damn." Umpatnya sebal kemudian mengeluarkan selembar uang pecahan seratus ribu kepada penjaga toko itu. Kemudian Arthur segera memasuki mobilnya, tak peduli penjaga toko tadi meneriaki dirinya.
"Mas! Uangnya lebih!"
"Ambil!" Jawab Arthur seadanya. Kemudian langsung mengemudikan mobilnya kembali. Kini tujuannya tidak terarah. Ia tidak tahu harus kemana lagi mencari Qyrha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN MELIHAT CERITA HANYA DARI COVER DAN JUMLAH PARTNYA SAJA, INI PARTNYA BANYAK TAPI ISINYA SEDIKIT YA]. [WARNING⚠️ INI CERITA AMATIR PERTAMA SAYA, YANG SAYA BUAT SAAT MASIH KELAS 8 SMP, DAN SANGAT TEROBSESI AKAN ADANYA...