25. Recognition.

5.3K 292 0
                                    

Mereka bertiga kini telah sampai di Mansion. Dan ketika mereka sampai di markas, Qyrha langsung turun dan mengemudi dengan kecepatan tinggi meninggalkan Hans dan Evan. Tetapi, Qyrha berpamitan dahulu kepada Evan. Dengan alasan, Kaki nya berdenyut semakin sakit. Evan pun menyetujui nya.

Dan ketika Evan dan Hans sampai di Mansion, Evan bertanya kepada Sania dan Shabilla yang sedang mengobrol di ruang keluarga, ia bertanya apakah Qyrha sudah pulang atau belum. Dan ternyata, Qyrha sudah pulang sejak beberapa menit yang lalu dan langsung mengunci diri di kamar.

"Ada apa dengan kaki putriku?" Tanya Sania.

"Itu ulah wanita itu." Ucap Evan.

Sedangkan, Hans sedang mandi saat ini. Karena hari sudah menjelang sore.

"Ada yang harus kita bicarakan." Ucap Sania lalu memandang ke arah Shabilla. Lalu Shabilla mengangguk.

"Itu ulah kakak ku, Ayah." Ucap Shabilla lalu menunduk.

"Kamu ke kamar saja ya, Nak. Ibu yang akan membicarakan ini kepada Ayahmu. Kami tidak akan menyalahkanmu, Nak. Tenang saja, Nak."

"Baik, Bu. Aku ke kamar dulu."

"Iya, Nak. Istirahat ya, Sayang. Apa kau tahu, Evan? Tadi Shabilla membantuku mengurus keuangan untuk menghitung kerugian yang terjadi. Ia sangat pintar."

Sedangkan Shabilla sudah menaiki tangga menuju Kamar nya. Lalu, Sania pun menceritakan siapa Sasya yang sebenarnya kepada Evan. Evan pun terkejut mendengar semua pengakuan itu. Evan tidak menyangka kalau Sasya adalah wanita licik.

•••

"Lelah banget gue....." Ucap Qyrha yang sedang berada di kamar nya. Lebih tepatnya sedang berbaring di atas kasur nya.

"Apa gue bakal cemburu kalo misalkan pacar gue selingkuh?"

Qyrha masih memikirkan ucapan Ayah nya tadi. Ia penasaran. Apakah dirinya bisa mengalami kecemburuan juga? Tetapi, sepertinya itu sifat yang wajar bagi manusia. Tetapi, apakah Qyrha wajar untuk disebut sebagai manusia?

Yang lebih di pertanyakan oleh Qyrha adalah, siapa yang ingin memiliki hubungan dengan wanita seburuk Qyrha? Hanya pria bodoh yang ingin memiliki hubungan dengan wanita yang sudah membunuh ribuan orang. Wanita yang sangat kotor, dengan tangan yang sudah di penuhi berbagai macam darah.

Akankah ia memiliki masa depan yang cerah? Dan apakah ia akan hidup panjang? Apakah ia akan bahagia nantinya di kemudian hari?

Rasanya ia pusing jika memikirkan hal bodoh yang seharusnya tidak ia pikirkan. Intinya, ia harus merahasiakan semua identitasnya itu.

"Arghh udah ahh bodo amat!!" Kesalnya.

Kemudian ia langsung terlelap masuk ke dalam alam mimpi nya.

Sedangkan Hans, ia baru selesai mandi di dalam kamar nya. Lebih tepatnya, kamar tamu tempat dimana ia tidur selama ini.

"Kok nih AC kayaknya rusak dah. Gue habis mandi kok tetep panas sih?" Bingung Hans. Kemudian ia berjalan keluar kamar tanpa menggunakan baju. Ia hanya menggunakan handuk yang menutupi separuh tubuhnya. Tujuan nya saat ini adalah menuju kamar Qyrha.

Dan ketika Hans mengecek apakah pintu itu terkunci atau tidak, ternyata pintu itu tidak terkunci sama sekali. Ia pun langsung masuk ke dalam kamar Qyrha dan mendapati sang pemilik kamar sedang tertidur pulas dengan wajah lugu yang lucu di mata Hans.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang