Ni orang apa maunya sih. - Batin Evan kesal menatap Alyura.
Keknya bakal ada kejadian nih. - Batin Sania..
"Ayo, Rha, makan dulu. Nanti lo sakit." Ucap Afriza dan Qyrha langsung menoleh ke arahnya.
"Gausah gue ga mood makan." Tolak Qyrha mentah-mentah.
"Loh Tante udah pesenin loh tadi nunggu lama di kantin. Masa kamu ga kasian ama Tante?"
Sania dan Evan menatap tajam ke arah Alyura.
"Gue juga ga nyuruh kan?" Tanya Qyrha sinis.
Muncullah sifat Qyrha yang asli.
Dingin.
"Ya ampun kamu ini yah, kok gemesin banget sih? Iza kamu nih milih cewe bisa banget ya. Mama seneng banget bakal punya calin mantu kaya dia."
Qyrha, Sania, dan Evan membulatkan matanya menatap aneh kepada Alyura. Dimana pikiran Alyura?
Ni emak-emak udah stress kali ya? - Batin Qyrha.
"Hahaha... Mama ini aneh-aneh aja ngomongnya. Maafin Nyokap gue ya, Rha. Emang suka ngaco kalo ngomong."
"Santuy." Jawab Qyrha asal.
Evan dan Sania saling tatap. Tak lama kemudian, mereka berdua mengangguk.
Tiba-tiba saja Qyrha mendudukkan posisi tubuhnya, kemudian melepas jarum infus dengan paksa dan membuat semua disana terkejut.
"Heyy, Nak, apa-apaan ini?" Panik Sania dan langsung mendekati Qyrha.
"Ayo pulang, Bu. Qyrha mau pulang."
"Ehh kamu kan masih dalam tahap perawatan, Qyrha." Ucap Alyura.
"Gausah, Tan. Qyrha mau pulang ga betah."
"Loh gabisa dong, Qyrha sayang. Kamu kan lagi dirumah sakit Tante. Jadi kamu harus nurut sama Tante."
"Yaudah kalo gitu, Handphone gue mana ya, Za? Lo liat ga?"
"Oh ini habis gue charger tadi."
"Thanks." Ucap Qyrha dan langsung merebut ponsel itu dan mengetikkan sesuatu di ponselnya. Hingga beberapa menit kemudian, mereka yang disana penasaran apa yang Qyrha lakukan.
"Okay, rumah sakit ini udah punya aku ya, Tan. Sekarang terserah aku mau ngapain aja kan?"
"Hah? Jangan bercanda dong, Qyrha."
"Qyrha gak bercanda kok. Nih liat sendiri." Ucap Qyrha sambil menunjukkan ponselnya yang memperlihatkan suatu dokumen yang berisi sebuah fakta kalau Rumah Sakit ini sudah menjadi milik Qyrha saat ini.
Alyura membulatkan matanya terkejut.
"See?"
Wajah Alyura memerah seketika. Afriza yang melihat itu langsung terkejut menatap aneh ke arah Qyrha.
"Ini pasti bohongan kan?" Tanya Alyura tidak percaya.
"Ini asli. Tante gak lihat ada tanda tangan departemen nya? Rumah sakit ini udah sah jadi milik aku."
"Kamu nih ya!!" Ucap Alyura sedikit membentak.
"Kenapa sih, Tan? Tadi saya mau pulang di tahan, bilangnya, "Kamu kan lagi di Rumah Sakit Tante. Jadi kamu harus nurut sama Tante." Dan sekarang ini udah jadi Rumah Sakit aku, Tan." Ucap Qyrha sambil menirukan nada bicara Alyura.
Alyura yang mendengar itu menggeram kesal dan mencoba untuk menahan amarahnya karena ia ingin Afriza dan Qyrha bersatu agar derajat keluarganya tidak turun.
"Kamu pasti berbohong kan?"
"Mana ada sih calon menantu Tante ini bohong? Qyrha kan anak jujur. Yakan Bu? Ayah?"
Ini sangat seru bukan?
Ibu yang satu ini sangat bodoh.
Apa dia tidak menganggap Evan dan Sania sebagai Leader Mafia? Tingkah lakunya sangat konyol.
"Kalo Tante pengen Rumah Sakitnya balik lagi atas nama Tante, Tante bisa kok besok ke Q-Al Cafe jam 4 sore ya. Kita meet. Okay?"
Ni anak sombong banget, untung aja gue sabar ngadepin nih anak. - Batin Alyura kesal.
"Okay. Gapapa udah buat kamu aja ya." Ucap Alyura di selingi nada tidak terima. Qyrha tersenyum.
"Ma, kok gitu?" Bisik Afriza. Dan Alyura langsung menyenggol lengan Afriza dan membuat suatu kode.
"Makasih, Tan." Ucap Qyrha di sertai nada mengejek.
"Maafin anak saya ya, Ra. Emang begitu sifatnya hehe." Ucap Sania mencoba mencairkan suasana. Karena sedaritadi, Evan dan Sania hanya menjadi pendengar sejati di antara mereka.
"Gapapa kali, San. Lagian aku cuma heran tadi kaget, San. Qyrha keren juga ya, San. Bisa ngeganti hak milik cuma beberapa menit doang."
"Siapa dulu bapa nya. Lagian memangnya anda lupa kami siapa?" Ucap Evan dengan nada tersulut.
Sania menyenggol Evan dan yang di senggol hanya tertawa kecil.
Mereka gatau aja kalo gue udah ganti hak milik ni rumah sakit jadi milik gue dari sebulan yang lalu. - Batin Qyrha.
Sombong amat ni keluarga. Kalo tujuan gue bukan buat ngejodohin anak gue, udah gue laporin nih keluarga. - Batin Alyura.
"Dah ya, Za. Gue balik. Biaya Rumah Sakit udah gue kirim ke Nomor Rekening lo barusan."
Evan dan Sania tersenyum penuh kemenangan menatap bangga ke arah Qyrha. Pasutri ini membantu Qyrha untuk berjalan ke arah luar meninggalkan Ibu dan Anak yang kebingungan.
"Rha, tunggu sebentar!"
Qyrha menoleh.
"Hm?"
"Malem minggu jadi kan?"
Qyrha tergelak kaget.
"Jadi." Ucap Qyrha tanpa berpikir kembali.
"Oke, see you."
"Too."
Sepeninggal Qyrha, Alyura langsung membanting pintu rumah sakit dengan kasar menatap geram ke arah Afriza.
"Emangnya kamu gabisa nyari calon yang lain gitu, Za? Kamu gak lihat dia gak sopan banget sama Mama? Dia sampe ngeganti hak milik rumah sakit keluarga kita!!"
"Tenang aja sih, Ma. Kalo Qyrha udah jadi milik Iza sepenuhnya, satu dunia juga bisa Mama kuasain. Mama kan tau sendiri kalo Om Evan tuh Leader Mafia, terus pemilik perusahaan terkaya nomor dua, saham nya banyak, nanti kalo Iza udah jadi Suami Qyrha kan gampang, Ma. Bayangin aja dulu."
Alyura tersenyum menatap putra satu-satunya itu. Tak di sangka, putranya itu benar-benar pintar.
"Kamu pintar banget, Nak. Gak sia-sia Mama ngedidik kamu."
"Iya dong. Anak siapa dulu dong!"
"Anak Mama!" Ucap Alyura lalu tertawa terbahak-bahak bersama Afriza.
Sayangnya, gue gamau jadi Suami Qyrha, gue cuma mau nikmatin, Hahahahaa.. - Batin Afriza.
Jangan lupa Vote+Comment+Share Story ini ke teman-teman kalian. Thanks♥️.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN MELIHAT CERITA HANYA DARI COVER DAN JUMLAH PARTNYA SAJA, INI PARTNYA BANYAK TAPI ISINYA SEDIKIT YA]. [WARNING⚠️ INI CERITA AMATIR PERTAMA SAYA, YANG SAYA BUAT SAAT MASIH KELAS 8 SMP, DAN SANGAT TEROBSESI AKAN ADANYA...