"Ehh Hans, Gimana kabar Papa Mama kamu?" Tanya Sania yang kebetulan sudah selesai mengurus Shabilla.
"Baik, Tante." Ucap Hans.
Kini mereka semua sedang makan malam bersama di ruang makan. Hans lanjut bercerita tentang semuanya.
Sebenarnya Hans sudah menceritakan kepada Evan dan Sania kalau dahulu Hans dan Qyrha bertetangga di suatu komplek. Tetapi, Hans malah kembali bercerita tentang itu dan membuat Qyrha muak.
Karena kesal, Qyrha membanting garpu dan sendoknya ke piringnya dan membuat mereka semua terkejut.
"Ehh, pas itu kan Hans ama Qyrha suka main di-"
Pranggg..
"Astaga, Nak. Kamu kenapa?" Heran Sania.
"Gatau!! Tanya aja ama ni curut!!" Kesalnya.
"Udah jangan kesel-kesel, Sayang. Mending ceritain gimana kamu ngabisin David?" Bujuk Evan.
"Ayah aja yang bercerita, Qyrha males."
"Ahh ayolah, sejak kapan kamu jadi kayak gini?" Goda Sania.
"Ntah." Ucap Qyrha.
Lalu sudah tidak ada lagi yang berbicara saat ini. Mendengar Qyrha yang sepertinya sudah merajuk, Hans berhenti menceritakan kejadian dimana mereka bahagia dengan keluarga masing-masing.
"Emhh, Om, Tante, emang Qyrha mau di sekolahin lagi?"
"Ya, begitulah." Ucap Evan.
"Yaudah, Hans ikut sekolah disini. Terus boleh gak milih kelas sendiri?"
"Ouh, tentu boleh. Emang kalian pengen masuk kelas apa?"
"IPS 3." Ucap Hans dan Qyrha hanya memutarkan bola matanya malas.
Pasalnya, rumor yang mereka dengar, kalau kelas IPS 3 di Angkasa High School adalah kelas yang berisi anak nakal, pemalas, urakan, gaduh, dan ada beberapa jalang berada di kelas itu, serta guru yang sangat jarang masuk kelas.
Qyrha memang setuju karena ia tidak perlu susah-susah mengulang pelajaran ketika SMA karena alasan guru yang jarang masuk tersebut.
Tetapi, Qyrha mungkin tidak nyaman jika di kelilingi murid yang urakan. Terlebih lagi, salah satu jalang yang berada di kelasnya itu merupakan anak donatur besar.
Rumornya, jalang itu sering membully jika ada orang yang lebih cantik dari dirinya. Dan mereka akan membully orang itu habis-habisan bersama gengnya.
Dan itu pasti akan terjadi pada dirinya. Bukan terlalu percaya diri karena mengatakan dirinya itu cantik. Toh, itu memang benar. Qyrha memiliki paras kelewat cantik.
Takut? Oh, tidak. Qyrha hanya malas menghadapi mereka. Dimana jika Qyrha membalas perbuatan mereka, Qyrha akan terkena fitnah jika Qyrha lah yang membully mereka.
Tetapi, Qyrha harus menghadapi itu. Ia harus menjadi dirinya sendiri.
Lakukan balas dendam jika itu membuat hidup mu tenang.
Jadi, tentu saja ia akan menjadi dirinya. Ia tidak peduli jika ia harus di Drop Out dari sekolah itu. Dan mungkin, sekolah itu akan berubah ketika dirinya datang untuk menuntut ilmu disana.
Semua bisa di suap dengan uang.
Money is everything. And, Time is Money.
(Uang adalah segalanya, dan waktu adalah uang).Hans juga sudah bersikeras membujuk Qyrha agar mau menempati kelas itu bersamanya. Dan akhirnya Qyrha mau.
"Huft..." Hembusan nafas keluar begitu saja dari mulut Sania.
"Ibu rasa, kita tidak perlu membuat Qyrha kembali sekolah."
Seketika mood Qyrha naik saat mengetahui kalau Ibunya pun tidak setuju.
"Tuhkan!! Kata siapa Ibu setuju ama Ayah?? Ayah cuma ngarang!!"
"Tapi, setelah Ibu pikir-pikir, bagus juga kamu sekolah lagi." Ucap Sania dan kembali membuat Qyrha badmood.
"Fucking, bitch." Umpatnya pelan.
"Why are you so angry? We're going back to school."
(Kenapa lo marah banget? Kita akan kembali bersekolah)."Ahh males ahh, gak ada yang dukung Qyrha! Qyrha itu gak mau sekolah lagi bisa ngertiin gak siihh?! Qyrha males ketemu si Afriza itu!"
Semua yang disana hanya diam seketika. Melihat raut wajah Qyrha yang berubah drastis.
"Ahh Ayah cuma pengen kamu punya temen lagi, Nak. Emang gak bosen cuma punya sahabat 4 orang doang?" Ucap Evan sambil terkekeh sebentar.
"Bener itu. Ibu ama Ayah cuma pengen kamu ngerasain lagi masa remaja kamu. Di tambah ada Hans, kan jadi lebih seru " Ucap Sania membenarkan ucapan Evan.
Ck! Seru apanya? - Batin Qyrha.
"Nahh, iya tu. Ada gue, Rha. Gue kan ikut sekolah disini."
"Terus lo mau tinggal dimana ntar? Lo mau pulang pergi dari Belanda ke Indonesia cuma mau sekolah gitu?"
"Ya enggak lah! Bangkrut ntar gue."
"Terus? Gue keberatan ya kalo misalkan lo tinggal disini. Mending kalo bayar sewa."
"Tenang aja kali, gue bakal beli apartement deket sini kok."
"Yasudah-yasudah, kalian sudah selesai kan makannya? Ibu beresin ini dulu."
"Biar Qyrha aja, Bu."
"Biar kita berdua aja, Tante." Ucap Hans meralat ucapan Qyrha. Qyrha langsung membulatkan mata ketika Hans mengucapkan itu. Sedangkan Evan sudah bersiul menggoda mereka.
"Kita? Lo aja kali." Ucap Qyrha lalu segera berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
"Lohh tadi katanya kamu mau beresin ini, Nak?" Panggil Sania.
"Kan tadi Hans pengen, yaudah Hans aja sana!"
"Udah, Hans. Biar tante aja. Kamu pasti tadi pengennya berdua kan ama Qyrha? Maafin dia ya, emang begitu anaknya."
"Ahahahhaha kamu pasti paham kan ama sifatnya, kamu harus tahan-tahan emosi kalo deket dia."
"Iya, Om, Tante. Hans gapapa kok. Biar Hans aja yang naro piringnya. Sekali-kali kan.." Ucap Hans lalu mengambil piring-piring kotor itu dan segera berjalan menuju dapur.
"Hans cocok gak sih jadi pendamping Qyrha?" Celetuk Sania.
"Hah? Kamu ini ada-ada saja. Qyrha masih kecil loh, San. Jangan di jodoh-jodohin gitu. Lagian mereka kan cuma sahabat."
"Ahh iya, kamu bener. Aku lebih menyetujui Arthur bersama Qyrha. Tetapi, Hans juga baik."
Sedangkan Evan hanya menatap horor ke arah istri nya itu. Karena baru saja Evan mengatakan kalau Qyrha masih kecil dan tidak perlu ada perjodohan.
"Kamu kenapa liatin aku gitu?" Semprot Sania.
"Ngga. Yasudah aku ke kamar dulu."
Ketika Evan sudah berjalan sejauh 4 langkah dari meja makan, Sania berbicara.
"Iya-iya aku denger.. Kalo aku gaboleh jodoh-jodohin Qyrha kan gegara dia masih kecil? Lagian aku cuma bercanda kok."
Evan menoleh ke belakang sebentar lalu tersenyum ke arah istrinya. Lalu ia pun berbicara.
"Aku pun lebih setuju jika Qyrha bersama Arthur." Ucap Evan lalu segera menaiki tangga.
"Hah? Bener-bener si Evan. Tadi nyuruh supaya gak jodoh-jodohin, tapi sekarang setuju." Monolog Sania sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Evan yang sedang menaiki tangga.
Jangan lupa Vote+Comment+Share Story ini ke teman-teman kalian. Thanks♥️.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN MELIHAT CERITA HANYA DARI COVER DAN JUMLAH PARTNYA SAJA, INI PARTNYA BANYAK TAPI ISINYA SEDIKIT YA]. [WARNING⚠️ INI CERITA AMATIR PERTAMA SAYA, YANG SAYA BUAT SAAT MASIH KELAS 8 SMP, DAN SANGAT TEROBSESI AKAN ADANYA...