94. Prank 2.

2.8K 178 20
                                    

"Ya maaf, Qyrha gak sengaja,"

"Tapi, niat. Yhahahahaha..." Ucapnya.

Seperti yang kalian duga.

Siapa saja akan merasa kecewa ketika di permainkan seperti itu.

Bayangkan saja,

Kita sudah benar-benar peduli, lalu orang yang kita pedulikan malah mempermainkan perasaan kita.

"Ayok, Bill. Kita pulang. Ayok, Sania. Kau ikut pulang." Dingin Evan.

Qyrha terkejut.

Apa kejutannya separah itu?

Qyrha tidak bermaksud.

Sungguh.

Dan ia, sangat merasa bersalah saat ini.

"Aku minta maaf, Ayah. Aku tidak bermaksud untuk melukai perasaanmu."

"Ayah pikir kau sudah dewasa, Qyrha. Kelakuan mu sangat menunjukkan betapa kekanakkannya dirimu."

"Aku hanya ingin memberikan sedikit kejutan untuk kalian semua. Tetapi, sepertinya kejutan nya salah. So, i'm so sorry, Guys. It's a bad surprise. Aku berjanji tidak akan melakukan hal ini lagi." Ucap Qyrha menyesali perbuatannya.

"Ibu kan sudah bilang padamu, Nak. Ini keterlaluan. Dan kau masih bersikeras ingin melakukan hal ini. Dan lihat sekarang? Semua kecewa denganmu."

"San, kamu juga. Mengapa menuruti permintaan Qyrha? Kau sama saja seperti dirinya."

"Aku berpikiran hal yang sama dengan Qyrha, Van." Bela Sania.

"Tapi, apakah kejutan pura-pura meninggal dunia itu wajar?"

Sania memutarkan bola matanya malas.

Mengapa?

"Ayolah, Evan. Kau tampak seperti Leader Mafia yang sangat bodoh saat ini." Ledek Sania sarkastis.

Evan tergelak kaget.

"Kau meledekku?"

"I know you already know." Enteng Sania.

"I'm not kidding, My Wife."

"Drama." Sinis Sania.

"What?"

"Aku tau kau sudah tau kalau ini hanyalah drama, Evan."

"Entahlah."

"Jujur saja..."

"You know? Di saat panik, kelebihan itu tidak bekerja."

Qyrha dan Sania terkejut atas pernyataan dari Evan. Ternyata, Evan sangat kecewa saat ini.

Semua yang di sana hanya mampu diam dan mendengarkan. Tak ingin mengatakan sesuatu yang bisa saja menyinggung siapapun.

Mereka semua kecewa.

Hanya diam tak bersuara.

Meratapi semua yang telah terjadi.

"Ayah, maafkan aku. Aku minta maaf, Ayah. Aku tau sebenarnya kau sangat ingin memelukku bukan? Ayo Ayah, peluk aku! I miss you so much, My Hero..."

Raut wajah yang tadinya datar berubah santai.

Dan perlahan tersenyum.

Evan menggelengkan kepalanya sebal.

Qyrha tersenyum.

"C'mon, Dad. I miss you..." Ucap Qyrha lembut.

Evan memeluk Qyrha yang terdiam kaku di atas bankar rumah sakit.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang