95. Blood.

2.6K 180 18
                                    

Saat ini, waktu menunjukkan pukul 10.34 Waktu Indonesia Barat.

Waktunya jam istirahat di Angkasa High School.

Kejadian demi kejadian sudah Qyrha lihat.

Dari kejadian yang membuat Qyrha mual sampai bangga.

Qyrha cukup bangga dengan tindakan yang cukup berani yang telah Nina keluarkan.

Tetapi, ada suatu keadaan dimana hal itu sangat menyesakkan dada Qyrha.

Arthur.

Sedang bersama Cyntia.

Berpelukan.

"Kenapa.." Lirih Qyrha tak sadar.

Tindakannya itu sudah membuat semua yang di sana melongo keheranan.

Apa yang Qyrha ucapkan barusan?

Apa yang Qyrha lakukan?

Qyrha menjatuhkan harga dirinya.

Gadis kuat dan tangguh itu melemah ketika melihat sepasang manusia yang sedang berpelukan mesra.

"Ciee.. ciee..." Ledek Eun.

Qyrha tersadar kemudian langsung merubah raut wajah nya menjadi datar. Sedatar mungkin. Sampai mengundang gelak tawa semuanya.

"Ekhemmm.. patah hati nih ceritanya.." Ledek Evan.

"Ayo-ayo, siapa cepat dia dapat." Ledek Keano sambil cekikikan.

Qyrha menatap datar ke arah Keano.

Sedangkan yang lain tertawa kecil melihat raut wajah yang di paksa untuk sedatar mungkin padahal raut wajah itu sangat ingin menunjukkan kesedihannya.

"Dahlah mau tidur. Capek." Rajuk Qyrha kemudian memalingkan wajahnya sedikit.

"Hahahaa... Kau ini... Udah besar ya anak Ibu. Yaudah kalo kamu perlu privasi, kita bakal keluar deh supaya kamu tenang yah, Nak?" Tanya Sania.

"Qyrha butuh nya cuma Ibu..." Lirih Qyrha dengan nada bicara yang semakin lemah dan serak. Sepertinya Qyrha menahan tangis.

"Yasudah-yasudah, ayo kita keluar dulu mungkin Ratu kita mau curhat," Ledek Evan sambil tertawa kecil.

"Ayah..." Rengek Qyrha kesal.

"Cieee Kakak lagi dilanda cemburu..." Ledek Shabilla dan membuat tawa menggelegar dari semuanya. Semakin membuat Qyrha ingin menangis.

Lo kuat. Lo bukan sadgirl. - Batin Qyrha.

"Hushh. Anak kecil gaboleh tau cinta-cintaan." Ucap Sania di selingi tawaan kecil.

"Udah deh pada keluar sono!!" Rajuk Qyrha.

Sania menahan tawanya saat itu. Ia tidak mau membuat Qyrha semakin sedih.

Setelah yang lain keluar kecuali Sania, Qyrha menatap kosong ke arah Laptop Kim yang kini masih menghadap ke arah Qyrha.

Sania menutup Laptop itu.

Membuat mata Qyrha mengikuti arah Laptop itu.

"Gausah diliat kalo sedih, Nak." Ledek Sania.

"Hmm, Bu? Qyrha kemakan omongan Qyrha sendiri ya? Tapi, Qyrha gak tau harus lakuin apa. Qyrha kenapa sih kok sedih pas lihat adegan konyol itu? Apa, apa, apa Qyrha jatuh cinta? Tapi kan gak mungkin. Qyrha baru ketemu tu orang sekitar semingguan."

"Namanya juga cinta, gak mandang waktu seberapa kita ketemu, gak mandang derajat, gak mandang siapa dia, gak mandang status dia. Cinta itu reflek dari mata turun ke hati. Dan sekarang itu yang kamu rasain."

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang