137. Kissing.

2K 166 67
                                    

"Kok diem?" Ucap seseorang itu dengan suara yang sangat serak.

Ya, siapa lagi kalau bukan Arthur Pradipta Kusuma? Lelaki yang baru saja membuat detak jantung Qyrha berpacu semakin cepat.

"Hey, kenapa?" Ulang Arthur.

"Lo denger semuanya?" Tanya Qyrha.

Arthur tersenyum kaku menatap sosok gadis yang paling ia cinta setelah Almarhumah Ibunda tercintanya.

"Kamu mau ninggalin aku?" Ucap Arthur balik bertanya dan itu membuat lidah Qyrha kelu.

"Ng-"

"Katanya sih iyah, Bang." Celetuk Lasha karena jujur, ia geram.

"Kalo gitu mending tadi aku gausah bangun, Rha." Ucap Arthur dengan nada yang tidak bisa di mengerti.

"K-kok ngomong gitu?"

"Kamu yang kenapa..."

"Harap tenang Bapak-bapak Ibu-ibu, saya pamit keluar dulu, silahkan kalian lanjutkan pertengkarannya, saya lapar, dadah!!" Ucap Lasha cepat karena ia tidak ingin mengganggu moment yang seharusnya hanya di rasakan oleh Qyrha dan Arthur. Setelah Lasha keluar dari ruangan perawatan itu, Arthur menatap sendu ke arah Qyrha.

"Kenapa, Rha?" Lirih Arthur dengan nada nyaris tak terdengar. Qyrha diam menunduk dan berdiri menjauhi Arthur.

Arthur mencoba untuk mengatur nafasnya berkali-kali.

"Aku udah sadar dari tadi pagi, dan pas aku bangun tadi, aku kira aku cuma mimpi ngeliat bidadari tercantik di dunia lagi tidur pake gaun yang seharusnya di pake buat ngerayain ulang tahun aku, aku ngedipin mata berkali-kali, dan ternyata emang kamu," Lirihnya.

"Kamu yang kelihatan capek banget, pasti kamu abis bergadang dengan perasaan khawatir, dan kamu masih sempet buat genggam jemari aku, sampe-sampe, suhu badan kamu membekas di jemari aku,"

"Rasanya hangat, padahal ngarepnya di peluk sih sampe pagi, hehehe," Ucap Arthur di selingi tawa renyah khasnya.

"Aku terlalu asik merhatiin wajah bidadari tercantik yang aku punya, sampe ngga nyadar kalo aku berhasil sadar, dan aku berhasil lumpuhin kutukan itu. Aku lupa bilang yah sama kamu, kutukan ini berasal dari keluarga almarhumah Bunda, dan anak laki-laki Bunda cuma aku, dan aku berhasil ketemu jodoh aku."

"Makasih yah, kamu udah berhasil bantuin aku buat ngelumpuhin kutukan sialan itu."

"Tapi, kalo kamu mau pergi dari aku, maaf, Rha, aku gabisa ngelepas kamu gitu aja."

"Thur..." Akhirnya Qyrha angkat bicara.

"Kenapa..."

"Aku gak mau kamu dalam masalah, aku gak bisa-"

"Gak bisa apa... Bukannya kamu udah tau siapa aku? Aku bakal selalu jagain kamu, apa karena orang tua kamu Leader Mafia in the world, kamu jadi takut keluarga kita bakal terancam?"

"Ngga gitu..."

Arthur frustasi saat ini. Tidak. Ia tidak bisa kehilangan sosok terindah dalam hidupnya untuk yang kedua kalinya. Ia tidak ingin Qyrha meninggalkannya.

"Kalo begini akhirnya, tadi aja aku ciuman sama Dev, Rha, biar aku mati sekalian, buat apa aku udah ketemu jodoh tapi jodoh itu gak bisa buat di ajak hidup sama-sama?"

Rasanya sakit ketika Arthur harus melontarkan kata-kata itu untuknya. Qyrha hanya mampu diam membisu.

"Kenapa diem? Aku bakal selalu jagain keluarga kita kelak, Rha. Kamu jangan takut."

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang