149. What The?

1.1K 107 59
                                    

"Rha, jangan diem aja dong!!" Kesal Luna sambil menarik-narik lengan Qyrha.

Devina melirik ke arah mereka sambil memeletkan lidahnya. Nina yang melihat itu langsung melayangkan kotak pensilnya untuk berjaga-jaga.

"Tau lo!! Itu Arthur di deketin mak lampir terus!! Masa lo gak cemburu sih?!"

"Ngga," Ucapnya enteng sambil menulis salinan jawaban dari buku Nina.

"Rha!!" Geram Nina.

"Apaansih?"

"Samperin sih Arthurnya!! Lo masa gak panas pas tu ulet deket-deket sama pacar lo?!" Kesal Luna karena tidak percaya dengan sikap Qyrha yang sangat acuh.

"Ya biarin aja, kan Arthur masih milik gue, mau sedeket apapun ama tu cewek, kalo Arthur nya sayang sama gue, ya gabakal berhasil,"

"TAPI KAN, RHA, KALO ARTHUR NYAMAN GIMANA ANJING?!" Geram Nina sambil merekatkan gigi-giginya sebal.

"Ngga bakal,"

"Sepercaya diri itu lo sampe gatakut kalo Arthur gabakal ninggalin lo demi Dev?" Ucap Luna sarkastik.

"Yaelah, gituan doang gabakal bisa gantiin posisi gue,"

"Gila-gila, gue akuin tingkat kepercaya-dirian lo gede juga, salut sih, gue aja gue pepet terus si Hans,"

"Ahahahahha, belajar bahasa Belanda dulu mulai dari sekarang,"

Nina langsung memajukan bibirnya kesal. Mengapa harus Belanda?!

"Untung bahasa inggris gue jago, gapapa lah bahasa inggris juga jadi,"

"Ahahahahah kalo mau lebih serius sama Hans, lo harus cepet-cepet belajar bahasa belanda,"

"Susah anying,"

"Gemakkelijk,"
(Gampang).

"Hah apaan anjir?!" Kesal Nina.

Qyrha terkekeh, "Cari guru les kursus bahasa belanda dari sekarang,"

"Ohhh barusan lo ngomong bahasa belanda?"

Qyrha mengangguk dengan bangga.

"Kok bisa?" Tanya Luna aneh.

"Bisa lah," Jawab Qyrha enteng.

"Kok bisa lo sahabatan sama Hans yang dari Belanda?" Tanya Luna menyambungkan ucapannya.

"Y-yaaaa bisa aja, banyak kok yang ada sahabat di luar negeri,"

Nina meringis sebal, "Arghhh Eotteohke, gue gabisa bahasa belanda..."

"Ntar juga bisa, Nin, minta ajarin aja sama Hans," Ucap Luna menenangkan.

"Gak. Gabisa gini terus! Gue harus bilang ke nyokap kalo gue butuh guru private yang ngajarin bahasa belanda!!"

Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Devina pindah tempat duduk dan masuklah Afriza kemudian langsung duduk di samping Devina.

Ya begitulah mereka. Seperti pecundang.

Hans yang baru datang langsung berlari kecil ke tempat duduknya. Nina yang menyadari itu hanya bisa tertawa melihat wajah panik Hans.

Namun Arthur masih enggan menoleh ke arah Qyrha, biasanya Arthur suka mengedipkan matanya untuk memberikan Qyrha semangat. Tapi kali ini tidak.

Bahkan sampai menjelang waktu istirahat, Arthur tidak ada menoleh ke arah Qyrha. Apa saat perjalanan pulang kemarin ada yang terjadi pada Arthur?

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang