173. Attack 2.

1.3K 106 74
                                    

Byuuurrrr....

"Bangun tolol!!" Bentak pria yang tadi menangkap Qyrha.

Namun tidak ada sahutan dari Qyrha. Baju yang sudah bersimbah darah, kaki dan tangannya terikat di kursi, serta ada beberapa luka sayatan kecil di lengannya.

"Gue tau lo gak akan mudah buat mati!!"

5 detik kemudian, suara tertawa bak iblis terdengar menyeruak memenuhi isi ruangan.

"Hahahhahahaha...." Tawa Qyrha menggelegar.

"Yah ketauan deh," Lanjutnya dengan enteng. Qyrha menatap sekeliling, ada banyak laser peluru yang menuju ke arahnya. Serta beberapa orang memakai pakaian serba hitam yang sedang menodongkan senjata.

"Rha..." Lirih Luna dengan kaki dan tangan yang sudah terikat ke kursi.

Tak hanya Luna yang di sekap.

Di ruangan gelap ini ada Nina, Hans, Alvino, Arthur, Keano, Eunjeong, Lasha, Kimberly, Richard, Bianca, Shabilla, bahkan Jessika pun ikut tertangkap.

Kaki dan tangan mereka terikat ke kursi, sama halnya dengan Qyrha.

Ahh berbeda dengan Arthur, dirinya tak sadarkan diri karena peluru itu berhasil bersarang di pelipis kepalanya. Dan tembakan tadi berasal dari orang yang menodongkan pistol kepadanya tadi.

Semua yang disini menatap Arthur dengan perasaan yang hancur. Mereka tidak yakin Arthur akan selamat.

Hanya ada dua lampu yang menyoroti ruangan ini. Lampu pertama, sebuah lampu kecil yang menyoroti Qyrha di bagian tengah ruangan.

Dan lampu kedua, sebuah lampu besar dan redup yang menerangi teman-teman Qyrha. Namun bedanya, teman-teman sekaligus keluarganya berada di ruangan yang berbeda dan hanya di batasi oleh kaca besar dan tebal. 

Qyrha menatap sinis ke arah pria yang ada di hadapannya ini. Tatapan yang sangat tajam seperti singa hendak memangsa makanannya. Namun sedetik kemudian, ia tersenyum ke arah mereka yang tertangkap.

"Hai semua," Ucap Qyrha antusias.

"Udah nyapa nya?" Sinis pria tadi.

"Udah lah. Sekarang lo mau apa? Gausah basa-basi, lo mau nyawa gue? Ambil nih. Gausah nyekap kerabat gue. Mereka gak punya salah. Terutama laki-laki yang anak buah lo tembak tadi!"

"Utututuuuu... itu pacar lo ya? Lemah banget!! Gak cocok sama Leader kayak lo."

"Gue bilang gausah basa-basi anjing!!"

"Kalo gue mau basa-basi gimana? Lo bisa apa sih pas tangan ama kaki lo di iket kayak gini?"

"Mana Boss lo? Suruh ke depan gue!"

"Sok jago." Bisik pria itu sambil menoyor kepala Qyrha lalu tertawa kencang.

"Gausah pegang gue dengan tangan kotor lo itu, Za."

"Hahahhaha akhirnya lo inget gue..." Ucap Pria itu seraya membuka topengnya. Dan saat itu juga mereka semua terkejut saat mendapati wajah siapa yang mereka lihat saat ini.

"Afriza?!!" Kaget Nina, Luna, Alvino, dan Hans.

"A-abang?" Lirih Bianca.

"Yaaa... Kalian kaget? Terharu? Atau... gak nyangka?" Sinisnya.

"Ckck!! Gue di iket gini bukan berarti gue gabisa apa-apa!!" Bentak Qyrha enteng.

"Gue cukup kaget sih, adek yang gue benci sejak dulu ternyata udah segede ini. Ternyata selama ini gue suka sama adek gue sendiri. Badan lo boleh juga."

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang