"Kak ini mau kemana sih?" Tanya Bianca dengan wajah yang penuh dengan raut kebingungan.
"Kita kesana sekarang," Ucap Qyrha sambil memasukkan beberapa senjata ke dalam tas kecilnya, seperti pisau lipat, pistol, belati, bahkan samurai tombol lima.
"Hah kemana sih, Kak? Pake bawa senjata segala, kita mau nyusul Ibu apa mau perang?"
"Buat jaga-jaga aja kalo ternyata kita di jebak."
"Kenapa gak nyuruh anak buah aja sih, Kak?"
"Billa, seorang ksatria itu gak boleh ngandelin prajurit, sesekali ia harus turun tangan sendirian dan langsung bertarung di medan perang,"
"T-tapi Kak, aku gak jadi latihan dongg?" Tanya Bianca dengan nada yang sangat lesu.
Qyrha tersenyum saat mendengar itu.
"Kita terjun langsung mau?" Tawar Qyrha sambil tersenyum jahil.
"Hah? Ngga ahh, Kak, ntar aku kenapa-napa gimana?"
"Lohh harus berani kenapa-napa dong, Dek,"
Shabilla menepuk-nepuk bahu Bianca dengan sangat pelan sambil menggelengkan kepalanya.
"Jangan dengerin Kak Qyrha ya, Kak, dia orangnya nekat. Kakak ama Billa aja diem-diem di belakang Kak Qyrha,"
"Enak aja kamu," Ucap Qyrha sambil tertawa. Billa dan Bianca juga akhirnya ikut tertawa.
Hubungan mereka berdua bisa langsung akrab dengan cepat. Padahal mereka baru pertama kali bertemu, tapi Shabilla merasa sudah sangat akrab dengan Bianca. Dan kebetulan, Bianca juga merupakan gadis yang amat ramah dan mudah akrab dengan orang lain.
"Dah ayo siap-siap ganti baju,"
"Loh aku belom nyiapin koper," Ucap Bianca panik.
"Gausah, nanti di siapin disana, ayo cepetan ganti baju, kita harus buru-buru berangkat,"
Bianca dan Shabilla mengangguk kemudian keluar dari kamar Qyrha menuju kamar mereka masing-masing. Dan tinggal lah Qyrha di kamarnya.
Ia merenung ke arah bingkai foto yang di dalamnya terdapat foto dirinya dan Arthur. Foto itu di ambil oleh Luna yang memotretnya secara diam-diam.
Tidak ada yang menarik di foto itu, hanya ada Arthur yang mengusap kepalanya dengan lembut.
Qyrha mengusap foto itu dengan lembut, air matanya menetes tiba-tiba dan ia enggan untuk menghapus air mata itu.
"Kamu kenapa sih? Apa selama ini aku ngediemin kamu? Apa sikap aku ke kamu nunjukin kalo aku ngebenerin video itu? Kenapa kamu ngejauh, Arthur?"
"Aku gak tau yang aku tangisin itu bener apa ngga, yang jelas, ini sesek banget, Thur."
"Semakin aku nyoba buat lupain kamu, semakin kuat juga kenangan kita ngeremukin diri aku yang udah rapuh."
"Kenapa aku harus jatuh terlalu dalam sama kamu? Kenapa kamu itu susah banget buat aku lupain? Kenapa aku susah banget buat ikhlas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN MELIHAT CERITA HANYA DARI COVER DAN JUMLAH PARTNYA SAJA, INI PARTNYA BANYAK TAPI ISINYA SEDIKIT YA]. [WARNING⚠️ INI CERITA AMATIR PERTAMA SAYA, YANG SAYA BUAT SAAT MASIH KELAS 8 SMP, DAN SANGAT TEROBSESI AKAN ADANYA...