50. Feed The Food.

4.8K 228 38
                                    

Qyrha dibuat bingung dengan kepergian Geng Devina yang tiba-tiba.

"Kalian mau kemana hah?!!" Bentak Guru yang sedang mengajar, Pak Denis.

Qyrha yang sedang mencatat pelajaran Bahasa Indonesia pun akhirnya melihat ke arah mereka berempat.

"Kita izin sebentar, Pak." Ucap Shiska.

"Mau kemana hah?! Kalian tidak bisa bolos di pelajaran saya!! Balik ke tempat duduk masing-masing!!"

"Penting, Pak. Kali ini aja bolehin ya?" Mohon Viole.

"Bapak bilang nggak, ya nggak!!"

"Kita berempat di panggil Bu Vanesha, Pak. Disuruh ke ruang BK gegara tempo hari kita bully adik kelas." Enteng Devina yang mengetahui kalau Pak Denis takut dengan Bu Vanesha.

"Paling juga nemuin Cyntia yang lagi drop." Celetuk Qyrha yang masih stay menulis.

"Jaga omongan lo ya." Sinis Devina.

"Bener kok. Kan gue udah bongkar siapa jati diri si Fara." Ucap Qyrha sambil menatap remeh ke arah Devina.

"Awas ya lo kalo macem-macem ama kita." Ucap Ratu.

"Gak macem-macem kok. Cuma satu macem doang." Ucap Qyrha sambil terkekeh.

"Udah, Rha. Udah." Ucap Nina sedangkan Qyrha hanya melirik sekilas.

"Loh lohh, kok jadi malah ribut?!" Bentak Pak Denis.

"Tanya si Devina noh, Pak. Jadi gak nemuin Bu Vanesha? Pergi lo sana. Hushh hushhh..." Sinis Qyrha sambil mengusir Geng Devina dengan tangan nya.

"Awas ya lo!! Guys, Cabut!!" Ucap Devina lalu mereka berempat keluar bersamaan.

"Maksud lo apa, Rha?" Tanya siswi di sebelahnya, alias sahabat Nina, yaitu Luna Labella yang duduk di seberang Qyrha dan Nina.

"Liat aja nanti." Enteng Qyrha lalu melanjutkan menulisnya.

"Qyrha!! Kamu kenapa ngobrol?!!" Bentak Pak Denis.

"Ngga, Pak!! Saya lagi nulis nih. Bapa salah denger kali."

"Kamu ini!! Yasudah lanjutkan menulisnya."

"Udah nih." Ucap Qyrha sambil menegakkan buku nya.

"Mana? Sini Bapak liat. Mustahil kamu bisa nulis enam lembar folio sebuah cerita dalam lima belas menit."

"Bapak gatau saya sih." Ucap Qyrha sambil terkekeh lalu menyerahkan buku tulisnya ke hadapan Pak Denis.

Lo emang beda, Rha. - Batin Hans tersenyum.

"Hahh?!! Bagaimana bisa?? Cepat sekali kamu menulis cerita ini. Cerita nya pun menarik. Darimana kamu mendapat ide menulis cerita adegan seperti ini?" Heran Pak Denis karena isi cerita Qyrha bertema kekerasan pada anak dan anak tersebut sekarang menjadi kaya raya.

"Ngalamin sendiri, Pak. Yaudah, saya udah selesai kan, Pak? Saya mau naro buku-buku dulu di loker. Tadi kuncinya udah di kasih ama Hans." Ucap Qyrha sambil tersenyum datar lalu berjalan ke tempat duduk nya dan mengambil tas nya.

"Yasudah kamu boleh istirahat. Tas nya kenapa di taro di loker?"

"Males bawa tas tiap hari. Jadi, mending di taro ke loker kan, Pak? Saya juga bawa bekal. Mau makan dulu. Udah laper nih." Ucap Qyrha sambil menepuk perutnya.

Saat Qyrha berjalan dan sampai di ambang pintu, Qyrha berbisik kepada Pak Denis.

"Rahasiain cerita gue, Pak." Bisik Qyrha sambil tersenyum miris. Sedangkan Pak Denis hanya mengangguk kaku.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang