134. Gone.

1.9K 148 44
                                    

Selesai makan siang, Qyrha pamit untuk tidur siang di kamarnya, sebenarnya, ia tidak benar-benar tidur. Ia hanya ingin beristirahat sebentar saja sebelum mendapatkan kabar yang seharusnya entah duka atau suka.

"Kalo misalkan kutukan itu gak mempan sama Arthur gimana?"

"Kan kalo orang dulu ngomongnya 'amit-amit tujuh turunan' nahh tapi kan Arthur turunan ke delapan, terus, hmm," Monolognya sedari tadi dan di akhir kalimatnya, ia menjeda ucapannya sambil berpikir.

"Arghh udahlah gatau gue!! Mendingan gue telepon Eun, kira-kira markas apa kabar ya?"

Qyrha pun memutuskan untuk menelepon Eun yang sekarang berada di Belanda.

"Eun,"

"Who?"
(Siapa?)

"Ck! Eun, gue gak bercanda,"

"Ahh kamu ternyata, ada apa?"

"Gimana markas?"

"Baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir."

"Perusahaan?"

"Normal juga."

"Kim? Richard?"

"Yaa, begitulah mereka, baik-baik saja tentunya."

"Gue mau nanya,"

"Silahkan,"

"Lo tau kutukan?"

"Tentu, apa masalahnya? Kamu di kutuk? Oleh siapa? Biar ku hajar orang itu,"

"Bukan itu, lo tau gak tradisi orang di kutuk bilang apa?"

"Aku di sana tidak pernah tahu-menahu tentang tradisi seperti itu, tetapi lumayan aku sedikit tahu tentang kutukan."

"Oke, gue mau nanya, kalo disini tuh banyak banget orang yang ngomong 'amit-amit tujuh turunan' kira-kira, kalo keturunan yang ke delapan bakal kena kutukan itu atau ngga?"

"Oh my gosh, kamu hanya ingin menanyakan itu? Memangnya siapa yang kamu maksud?"

"Jawab dulu pertanyaan gue,"

"Menyebalkan! Menurutku, di zaman modern seperti ini tidak mungkin ada kutukan yang masih berlaku, sepertinya kutukan itu akan habis termakan zaman."

"Gue juga mikir kaya gitu, tapi gue baru tau ada kutukan nyata kaya gini."

"Siapa yang kamu maksud?"

"Ngga, dah lo kerja lagi sono!! Gue cuma bosen terus pengen kerjain lo nanya gituan."

"Dasar kamu sangat menyebalkan!!"

"Wleee,"

Tut.

Qyrha mematikan sambungan itu dengan perasaan berkecamuk. Apakah benar yang di katakan Eun? Jika benar, Qyrha harus apa? Melanjutkan hubungan yang di dasari oleh kebohongan? Atau melepaskan karena ingin saling bebas?

"Kalo emang kata Eun bener, gue harus seneng atau biasa aja?"

"Arghh kapan penderitaan gue berakhir?!"

Qyrha membaringkan tubuhnya menatap langit-langit kamarnya sambil membayangkan kejadian demi kejadian yang pernah ia lewati. Sungguh aneh dirinya ini.

Qyrha melirik poster-poster idol favoritnya yang sudah ia lepas dari dinding. Karena kata Arghonio, poster-poster itu telah di isi oleh beberapa makhluk yang bertujuan tidak baik terhadap Qyrha.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang