168. Frans Aruna.

1.3K 120 81
                                    

Seorang gadis angkuh, dingin, tak tersentuh ini sedang berada di atap apartement miliknya. Menikmati hembusan udara yang sesekali menerpa rambut halusnya. Dan ia masih berada di negeri orang saat ini, lebih tepatnya Los Angeles.

Tidak ada yang ia lakukan disini. Bahkan rencana-rencana balas dendam yang telah ia rencanakan dengan matang, mampu ia undur.

Entah mengapa ia merasa dirinya terlalu hampa dan kosong. Tidak ada senyuman yang terukir di wajahnya. Senjata miliknya pun sudah jarang di gunakan. Tidak ada rencana penyerangan hanya untuk mendapatkan pendapatan.

Red Angel Mafia bergerak pasif saat ini.

Setelah kejadian 'itu', ia sering menangis sendirian di kamar, bahkan sampai pingsan. Sosok penguat dirinya sudah tidak ada lagi. Sosok penasehatnya, pembimbingnya, dunianya, telah pergi jauh darinya.

Flashback On.

7 tahun lalu.

Qyrha telah sampai di titik koordinat yang di tentukan. Laut Mati. Dan langit sudah menghitam.

Namun, yang ia temukan bukanlah suatu kebahagiaan, melainkan suatu kabar duka.

Sepasang suami istri yang sudah tergeletak kaku di atas karang putih. Tubuh sepasang suami istri itu telah membiru, banyak luka goresan disana, bahkan tubuhnya itu seperti melunak. Bau busuk juga hampir tercium di tubuh sepasang suami istri ini.

Qyrha terduduk dengan lemah. Badannya bergetar hebat saat ini.

Terdiam memaku di hadapan orang tuanya itu.

Sangat tidak di sengaja kalau Qyrha akan menemukan orang tuanya itu, ia hanya sedang berjalan di pesisir sambil menodongkan senjata untuk berjaga-jaga, karena keadaannya saat ini hanya sendirian.

Bianca dan Shabilla ia amankan di suatu tempat dimana tidak akan ada orang yang dapat melacak keberadaan mereka. Qyrha pun pergi tanpa memberitahu Keano. Bahkan Qyrha pergi menggunakan pesawat umum.

Namun sangat tidak disangka, karena ia malah menemukan mayat kedua orang tuanya sudah tergeletak tak bernyawa di atas batu karang.

Air matanya menetes deras. Ia menutup wajahnya dengan sangat kuat. Sungguh, rasanya tak mampu melihat keadaan ini. Sosok yang sangat amat ia cintai, kini sudah tak bernyawa.

Ia memeluk kakinya dengan kencang, udara di pesisir sangat dingin dan menusuk. Terlebih lagi, tidak ada pencahayaan disini. Hanya ada cahaya dari rembulan.

Rembulan itu yang menyaksikan tangisan Qyrha.

Semua kenangan bersama Evan dan Sania berputar mengisi otak Qyrha. Ia meletakkan senjatanya dengan pelan. Berjalan ke arah mayat orang tuanya itu.

Menyentuhnya dengan lembut.

Menangis di atas jasad mereka.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang