34. A Sudden Exam.

5.2K 274 4
                                    

Bel masuk sudah berbunyi. Itu tandanya, seluruh murid harus memasuki kelasnya masing-masing.

Di dalam Kelas 11 IPS 3 sudah banyak yang kembali ke kelas nya. Tetapi, geng Devina tak kunjung datang.

Sampai akhirnya, guru sejarah datang ke dalam kelas Qyrha. Dan mendapati ada beberapa anak tidak masuk di kelasnya.

"Siapa yang belum memasuki kelas?" Dingin guru itu.

"Devina, Viole, Ratu, dan Shiska, Bu." Jawab siswa berambut culun dengan kacamata bulat tebal itu. Yang di duga adalah ketua kelas disini. Dan guru yang sedang mengajar disini adalah wali kelas.

"Anak itu." Gumam guru itu.

"Ahh biarkan saja. Mereka biar Bu Vanesha yang mengurus. Ibu dengar ada 2 murid baru, Ya?? Ayo perkenalkan nama kalian!" Ucap guru itu.

Sedangkan Qyrha ia sedang menelungkupkan wajahnya di meja belajarnya. Sepertinya Qyrha tertidur. Hans sudah maju lebih dulu memperkenalkan dirinya.

"Dua kali, Bu?" Tanya Hans polos. Sedangkan guru itu hanya menepuk jidat nya. Dan mengundang para tawa dari murid-murid sekelas.

"Ya iya dong!" Kesal guru itu.

"Oke, nama saya Hans Jemian."

"Sudah, Bu." Lanjut Hans. Sontak itu membuat murid sekelas menertawakan nya.

"Gak ada kelanjutan nya?"

"Gak ada, Bu. Si culun emang begitu ngenalin diri nya dari awal." Ucap Justin.

Lo gak tau aja siapa gue makanya lo bilang gue culun. - Batin Hans.

Hans memang ke sekolah dengan berseragam rapih ala anak baik. Oleh karena itu, murid sekelas menatap Hans aneh. Mengapa murid baik seperti Hans memasuki kelas seperti ini?

"Justin!! Lebih baik dia daripada kamu!!" Bentak guru itu.

Hans hanya tersenyum miring yang mematikan sambil menatap Justin. Justin yang melihat itu terkejut.

"Lo gak tau siapa gue." Ucap Hans tanpa suara menatap Justin.

Gerak gerik bibir Hans cukup terbaca oleh semua murid. Mereka semua pun menutup mulutnya tak percaya.

"Loh kalian kenapa nutup mulut kayak gitu? Emhhh, Hans. Dimana teman mu yang satunya?" Ucap Guru itu.

"Ibu masa gak tau si Trouble Maker duduk nya dimana?" Ucap salah satu siswi bermake up tebal. Dan bernametag 'Fanya'.

"Itu loh, Bu. Duduk sebelah Jalang sekolah kita." Sinis siswi berambut pendek yang bernametag 'Ghia'.

Guru itu hanya menatap aneh. Ia bingung mengapa diri nya harus berada di kelas ini menjadi wali kelas. Dimana ia harus terus menerus di panggil ke ruang kepala sekolah jika salah satu murid nya membuat masalah.

Memang, kelas ini hanya berisi 20 orang. Tetapi bagi guru ini, 20 murid serasa 40 murid. Yaaaa, dua kali lipat mungkin.

Justin merupakan salah satu murid yang tiada hentinya memasuki ruang BK. Guru ini pun lelah rasanya harus menghadapi tingkah konyol Justin.

"Katakan saja, dimana Qyrha?"

Semua murid kecuali Hans dan Nina langsung menunjuk ke arah Qyrha. Guru itu pun hanya manggut-manggut.

"Nina, bangunkan sebelahmu." Ucap guru itu. Nina hanya mengangguk.

"Rha, bangun dong. Bu Wendy nyuruh lo kenalan." Ucap Nina hati-hati. Sedangkan Qyrha tak bergeming sekalipun.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang