"Lo berdua kan anak IPA, kenapa ikut belajar ama anak IPS?" Tanya Luna dengan nada tersulut emosi.
"Ya emang salah?" Tanya Arthur balik.
"Ya ngga, aneh aja."
"Lo berempat kan bisa belajar di sono. Gue ama Arthur disini. Gausah ngerasa ke ganggu deh." Ucap Alvino sambil membuka buku nya.
Arthur sedari tadi memerhatikan Qyrha yang hanya melamun menatap ke arah jendela di pojok ruangan. Ia pun menghampiri kekasihnya itu.
"Hey, kamu ngapain disini?"
Qyrha hanya menoleh ke arah Arthur lalu tersenyum tipis.
"Di tanya kok malah senyum. Kamu kenapa? Pusing ya ama pelajaran kamu?"
"Hah? Ngga, Thur. Aku gapapa, cuma ada masalah sedikit."
"Masalah apa? Cerita aja ama aku."
"Kalo tiba-tiba aku putusin kamu tanpa sebab gimana?"
Arthur terkejut bukan main. Ia menatap Qyrha sendu.
"Loh kok kamu nanya gitu?"
"Eh udah ahh. Gapapa. Cuma bercanda doang." Bohong Qyrha. Ini terlalu sulit baginya. Dirinya sudah terlalu tertanam pada diri Arthur. Ia sudah terlalu cinta pada diri Arthur.
"Aku gasuka kamu ngomong gitu."
"Iya, aku minta maaf ya." Ucap Qyrha lalu mengecup pipi kanan Arthur.
"Nahh gini dong minta maaf nya pake cium. Tumben amat." Ucap Arthur sambil terkekeh.
"Woii!! Dasar lo emang ya!! Cium-ciuman aja!! Kita tuh lagi belajar oyy!!" Sewot Luna.
Qyrha dan Arthur hanya tertawa menanggapi sindiran Luna.
"Makanya minta Vino tembak." Sindir Qyrha lalu bertos ria dengan Arthur. Alvino merasa dirinya terpanggil dan menoleh.
"Anjir langsung nengok!!" Jerit Nina sambil tertawa di ikuti yang lain nya.
"Apaan sih lo, Rha. Gajelas amat."
"Ululululuu ngambek ya? Vin, jadi orang peka dikit napa..." Ledek Qyrha sambil memeletkan lidahnya.
"Gajelas, kalo gue pacaran ama tu pulpen sastra, bisa-bisa gue di kasih makan puisi cinta tiap hari." Dengus Luna.
"Anjir ahahahahahah pulpen sastra!!! Panggilan sayang cieee..." Gelak Hans.
"Gue ama Qyrha udah lama jadian. Masa lo pada gamau nyusul?" Celetuk Arthur sambil mengacak rambut Qyrha.
"Iya dah iya yang pacaran mah. Putus aja, nangis-nangis lo."
Qyrha dan Arthur terdiam saling tengok.
"Lahh malah saling tengok, aneh lo." Heran Hans.
"Kata Arthur, jodoh itu gabakal kemana." Ucap Qyrha santai lalu berdiri untuk mencari beberapa buku sejarah.
"Kalo lo ama Qyrha emang bukan jodoh?" Celetuk Luna.
"Qyrha emang udah di takdirin ama gue."
"Pede gila!! Kok lo demen ama dedemit ginian sih?!" Geli Luna.
Qyrha tertawa sambil membawa setumpukan buku-buku persiapan ujian.
"Buset lo mau baca semuanya?" Pekik Nina terkejut.
"Iyalah emang nape? Gue kan bodoh. Jadinya harus bener-bener belajar."
"Bodoh kok nilai ujian semester selalu seratus di pelajaran apapun." Sindir Alvino. Qyrha terkekeh lalu mendekati dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN MELIHAT CERITA HANYA DARI COVER DAN JUMLAH PARTNYA SAJA, INI PARTNYA BANYAK TAPI ISINYA SEDIKIT YA]. [WARNING⚠️ INI CERITA AMATIR PERTAMA SAYA, YANG SAYA BUAT SAAT MASIH KELAS 8 SMP, DAN SANGAT TEROBSESI AKAN ADANYA...