119. Sunset.

2K 155 26
                                    

Setelah insiden pesan makanan aneh dan hampir membuat para chef stress mendadak, ketiga gadis ini memilih untuk berjalan-jalan keluar hotel.

Makanan tadi? Apa kalian tahu apa yang terjadi pada makanan itu?

Qyrha, Nina, dan Luna mengawasi para chef yang mulai kewalahan ketika tidak boleh menggunakan kompor dan spatula.

Telur ceplok tanpa minyak yang akhirnya di masak di microwave itu sangat aneh rasanya. Ntah mengapa rasanya lebih mirip telur ceplok yang di rebus dan ada sedikit bagian yang berwarna coklat hangus.

Mie instan yang di goreng dengan bumbu terpisah itu lumayan enak, tapi proses pembuatan bumbu nya tidak akan pernah kalian duga.

"Ayo semangat kalian! Anggap aja kalian lagi berkemah jadi gaboleh pake kompor sama spatula!" Heboh Qyrha menyemangati. Sedangkan Luna dan Nina hanya tertawa geli melihat wajah para chef yang kebingungan. Mau tidak mau mereka harus melayani tamu dengan baik kalau tidak mereka di pecat.

Makanan yang lain aman dan bisa dibilang cukup mudah dalam membuatnya, tetapi tidak dengan alat makannya.

Karena merasa kasihan dengan chef-chef yang telah di buat kebingungan, Qyrha memberikan uang tambahan karena mereka telah melayani tamu hotel dengan sangat baik.

Kini mereka bertiga memilih untuk bersepeda di pusat tempat istirahat yang letaknya agak jauh dari Hotel, sehingga mereka perlu naik taksi untuk kesana.

Sesampai disana, mereka tak lupa mengambil foto untuk di jadikan kenang-kenangan.

Setelah di rasa sudah cukup lelah setelah bermain sepeda, mereka duduk meneduh di bawah pohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah di rasa sudah cukup lelah setelah bermain sepeda, mereka duduk meneduh di bawah pohon. Padahal Nina berharap ada seorang wisatawan asing yang menghampiri mereka, tetapi kenyataan nya tidak.

"Gue kurang seksi kali ya?" Tanya Nina kepada dirinya sendiri tetapi di dengar oleh Qyrha dan Luna.

"Hahaha... Makanya jangan buku aja otak lo. Ngegym lah kali-kali." Ucap Luna meledek.

"Tenang aja, masih ada Arthur ama Hans." Ucap Qyrha enteng. Nina langsung tersedak air liurnya sendiri.

"Ohh iya! Arthur pasti nembak lo sebentar lagi!" Jerit Nina. Qyrha menggeleng cepat.

"By the way, kok lo malah ngejodohin Arthur ama Nina sih?!" Kesal Luna. Qyrha menaikkan sebelah alisnya.

"Ohh lo yang suka Arthur? Yaudah lo ama Arthur, Nina sama Hans."

"Ihh bukan gitu maksud gue! Lo tuh yah kenapa polos banget sih!! Maksud gue itu, Arthur kan sukanya ama lo, bukan ama si Nina-Nina ini!" Geram Luna.

"Apaan lo manggil gue si Nina-Nina?" Kesal Nina.

"Stt! Diem dulu lo! Gue kesel nih ama nih anak, udah tau Arthur udah ngode-ngode terus dari kemarin, lo nya aja gak peka!" Kesal Luna. Qyrha tertawa renyah.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang