148. Why?

1.1K 91 17
                                    

"Astaga, Rha. Saham perusahaan Papa kan ada di mana-mana. Dan udah pasti tu perusahaan bakal turun ke tangan aku. Secara kan, aku anak pertama."

"Usaha sendiri dong!!"

"Yang penting kan mapan kata kamu." Ucap Arthur kemudian menggesek-gesekkan hidungnya ke tengkuk Qyrha.

"Ihh Arthur!! Geli ahh."

"Udah sepuluh bulan, tapi gue ga pernah denger Qyrha manggil lo sayang-sayangan, Thur." Ledek Luna.

"Arthur sayang." Goda Qyrha sambil mencium pipi kanan Arthur.

"See?" Ledek Arthur kepada Luna yang mendengus kesal.

"Dasar pada mesra-mesraan!! Gue ama siapa dong?!!" Jerit Nina histeris.

"Emang ada yang mau ama lo?" Ledek Hans sambil menulis sesuatu di bukunya. Nina menatap Hans kesal.

"Gue gaplok anjir!! Sumpah Hans dari kemarin ngeselin banget!! Gapernah ngebiarin gue sendirian!! Kenapa sih lo gangguin gue terus?!!"

"Ya karena gue suka sama lo, lo gaboleh di sukain orang lain selain gue, makanya gue harus deketin lo terus."

"Ahh nipu anjing gamau!"

"Bener. Gue suka ama lo." Ucap Hans sambil tersenyum hangat kepada Nina. Nina pun blushing. Ternyata lelaki yang ia idam-idamkan menyatakan perasaan nya padanya.

"Aaaaaa sayang Hans!!" Jerit Nina lalu memeluk Hans. Hans pun membalas pelukan Nina.

"Belom mukhrim!!!" Teriak Qyrha, Arthur, Luna, dan Alvino bersamaan. Hans dan Nina pun hanya terkekeh.

"Dasar anak SMA!! Buruan bego belajar!! Srbulan lagi Ulangan Nasional, bisa-bisanya mesra-mesraan," Sindir Alvino sarkastik. 

"Bener itu!! Setuju gue!!" Jerit Luna.

"Yaudah dah belajar lo semua biar pinter." Ucap Qyrha.

6 remaja ini akhirnya menuntaskan kegiatan mereka. Yaitu belajar bersama untuk persiapan Ujian Nasional. Tak terasa masa SMA akan berakhir dengan begitu cepat. Tak ada hentinya Qyrha bersyukur, kalau bukan karena Ayah Ibunya, Qyrha tak akan mungkin mendapatkan sahabat seperti mereka semua.

Siang sudah berganti menjadi sore, sore sudah berganti menjadi malam, matahari telah bersembunyi di balik malam.

Semua berpamitan untuk pulang dan tinggal lah Qyrha, Shabilla, dan para pembantu yang berada di dalam rumah sebesar istana itu.

Jujur saja, Qyrha merasa kesepian sejak orang tuanya itu pergi liburan, tetapi Qyrha juga tidak bisa melarang kepergian mereka. Mereka butuh istirahat dari kesibukan mereka selama mereka hidup.

Shabilla mengetuk pintu kamar Qyrha. Qyrha membuka pintu kamarnya untuk Shabilla dan mempersilahkan Shabilla untuk masuk.

"Kak, kangen Ibu ama Ayah." Adu Shabilla sambil menatap langit-langit kamar Qyrha.

"Sama sih, Kakak juga. Tapi, kamu gaboleh sedih lahh. Ibu ama Ayah kan cuma istirahat dari kesibukan mereka, Bill. Kamu gaboleh cengeng yah. Kan ada Kakak, kalau kamu butuh apa-apa, bilang Kakak aja."

"Ahh aku gak lagi butuh apa-apa, Kak. Tapi, kalo mereka istirahat selamanya gimana?"

"Ehh hushh gaboleh ngomong kayak gitu. Mereka pasti balik kok kesini. Kamu tenang aja yah."

"Tapi, Shabilla takut, Hikss..."

"Gausah takut, ada Kakak."

"Aku mau belajar beladiri, Kak." Ucapan Shabilla membuat Qyrha sangat terkejut bukan main.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang