171. Event.

1.2K 121 55
                                    

Keesokan paginya, Qyrha telah bersiap untuk menghadiri acara yang terbilang cukup istimewa untuknya. Setelah 7 tahun tidak menghadiri acara ini, Qyrha cukup merasakan jantungnya yang sangat berdebar-debar.

Belum lagi, saat memikirkan apakah Arthur masih mengingat dirinya? Bagaimana jika Arthur masih mengenali seperti apa rupa wajah nya? Ahh tidak, sudah cukup banyak perubahan pada wajahnya itu.

Qyrha memandangi dirinya di cermin. Memakai rok hitam span selutut yang membelah pada belakang roknya. Di tambah dengan blazer kotak-kotak kecil berwarna abu-abu dan dalaman kemeja putih itu sukses membuat dirinya tampak seperti orang lain.

Qyrha saat ini bukanlah Qyrha yang tidak pandai memakai make up atau menentukan fashion.

Ia sudah menjadi gadis dewasa yang cukup ellegan saat ini. Kuku-kukunya yang sangat terawat, rambut nya yang selalu di curly, bahkan wajahnya pun seperti tidak bernoda sedikitpun.

Soal tubuh? Jangan ditanya. Tubuh ramping dengan bentuk yang sangat menawan itu sering kali menjadi incaran para pria di luaran sana.

Qyrha penasaran bagaimana bisa Arthur menjadi bisu? Qyrha tahu akan hal ini. Tetapi ia memilih untuk tidak mencari tahu itu dengan detail.

Kematian Evan dan Sania telah Qyrha luruskan tadi malam di dalam ruang keluarga. Disaat Shabilla telah tidur dengan nyenyak. Tapi Bianca turut ikut serta dalam pembicaraan ini.

Ahh iya, sejak 7 tahun lalu, hari dimana ia mengetahui kalau Evan dan Sania telah tiada, Qyrha langsung membuat pengumuman bahwa sayembara itu ia hentikan dengan alasan Evan dan Sania telah kembali bersama dirinya.

"Hufttt, gue ketemu lo gak ya? Kira-kira poster yang ada muka lo nya itu real apa ngga ya? Yakali lo berubah banget, m-makin ganteng juga,"

Sedetik kemudian, ia memukul bibirnya sendiri.

"Ngga, dia gak ganteng."

Tok tok tok...

Qyrha langsung berjalan ke arah pintu untuk membukakan siapa yang ingin menemuinya itu. Tidak ada siapapun disana, dan ketika Qyrha menoleh ke bawah, ada Jessika disana.

"Ehh Jessika, ngapain sayang?"

"Kakak canciiiikk bangeettt!!" Jeritnya.

Qyrha terkekeh sambil membawa Jessika masuk ke dalam kamarnya.

"Ada apa, Jessika?"

"Uhhmmm, Glandpa yang itu ndak baiikk," Bisiknya.

Qyrha mengerutkan dahinya. Mencoba untuk memahami apa yang Jessika maksud.

"Maksud Jessika apa sayang?" Bisiknya balik.

"Iyaa Kakakk... Jessika liaatt sendilii.. Glandpa ngoblol ama olaangg laiinn, Kak..."

"Ngobrol itu bukan kejahatan sayang.." Ucap Qyrha dengan sangat lembut.

"No! Glandpa emang ndak baik,"

"Yaudah, Jessika turun dulu yah, inget Jessika gaboleh lepas sama Mommy nya Jessika, harus pegangan terus, oke?"

"Otay!!" Ucapnya lalu berlari menuju keluar kamar Qyrha.

Qyrha pun seperti merasakan ada hal aneh yang akan terjadi nantinya. Entah apa itu, tapi Qyrha tidak yakin dengan apa yang Jessika bicarakan. Mengapa Jessika mengatakan jika mengobrol itu bisa menyatakan kalau orang itu tidak baik?

Qyrha sudah mempersiapkan ini sejak tadi pagi. Senjata minimalis seperti pisau lipat, jarum emas, pil berbahaya, beberapa pistol, bahkan ia menaruh satu bom kecil di dalam kemejanya itu. Mungkin bom ini akan berguna.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang