Seorang gadis kecil sedang duduk di balkon kamarnya. Kamar bernuansa putih dengan berbagi peralatan yang tak biasa. Serta beberapa hiasan kamar bertema Korea.
Menikmati semilir angin yang berhembus. Meniup pelan rambut coklatnya yang lembut nan indah.
Menatap ke arah langit yang biru, walaupun telah ditutup oleh awan gelap.
"Emhh, sebentar lagi mau hujan." Gumamnya.
Bukannya masuk ke dalam kamar, Gadis ini malah masih diam di tempat. Ia suka hujan. Tapi, tak suka petir. Ibarat menyukai kopi tanpa gula, menyukai pelangi tanpa harus datang hujan, menyukai tidur tanpa harus memejamkan mata.
Duaarrr...
Tiba-tiba saja Gadis itu menutup telinganya dengan kuat. Sungguh, ia sangat benci dengan petir. Jika bisa, ia ingin menghapus petir untuk selamanya.
"Damn." Umpatnya kasar kemudian ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya.
Saat di dalam kamar, ia melihat-lihat berbagai senjata yang ia miliki. Rasanya ia rindu melakukan aksi menegangkan yang seringkali ia lakukan.
"C'mon, apakah tidak ada misi yang harus ku jalankan? Mengapa Ayah tidak mengizinkanku untuk ikut bersamanya dan menjalankan misi bersama?"
"Aku gadis yang kuat. Apakah saat peristiwa 'itu' aku kurang kuat di mata Ayah?"
"C'mon, Ayolah aku rindu."
Drttt..... Drtttt....... Drtttttt
Sakunya bergetar. Sontak membuatnya terkejut. Pasalnya ia sedang melamun sambil menatap berbagai senjatanya.
Ternyata itu adalah Ayahnya. Ralat, Ayah angkat.
Ayah angkatnya sedang berada di Luar kota saat ini. Dan gadis ini hanya bersama Ibu angkatnya. Ayah angkatnya itu saat ini sedang bermain dengan para tikus-tikus kecil. Itu sebabnya hanya ia yang pergi, tidak dengan istrinya.
"Apakah harus ku angkat?" Gumamnya.
"Ahh, sebaiknya ku angkat saja siapa tahu Ayah ingin mengajakku untuk menjalankan misi bersama."
Gadis itu pun menyentuh tombol hijau di layar ponselnya. Terdengarlah suara berat milik Sang Ayah.
"Halo, Nak?"
"Iya, Ayah? Ada apa?"
"Ayah tidak bisa pulang ke rumah malam ini. Kamu jaga Ibu mu yah, Sayang. Ayah tau kamu bisa menjaga ibu mu. Jika ada apa-apa, kamu hubungi Ayah, dan Ayah akan mengirimkan anak buah Ayah untuk ke rumah kita. Kamu paham, Nak?"
Sial, ku kira ayah ingin mengajakku. - Batin nya.
"Iyaaa Ayah... Qyrha pasti jaga Ibu kok. Ibu juga kan ngga selemah yang Ayah kira..."
"Hahaha.... Iya sayang, Ayah tau Ibu mu kuat. Sama seperti mu. Dan suatu saat Ayah akan memberikan kedudukan Ayah dan Ibu padamu. Ayah tahu kau ingin ikut Ayah, tapi belum waktunya, Sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN MELIHAT CERITA HANYA DARI COVER DAN JUMLAH PARTNYA SAJA, INI PARTNYA BANYAK TAPI ISINYA SEDIKIT YA]. [WARNING⚠️ INI CERITA AMATIR PERTAMA SAYA, YANG SAYA BUAT SAAT MASIH KELAS 8 SMP, DAN SANGAT TEROBSESI AKAN ADANYA...