75. Football 2.

2.7K 166 2
                                    

"Semangat boys!! Gue dukung kalian!! Ayo semangat!! Woooo!! Yang menang bisa selfie ama gue!!" Teriak Qyrha sangat keras sampai mengundang para siswi yang membencinya untuk membully nya lagi dan lagi.

Ini memang dalam jam KBM. Tetapi entah kenapa, banyak siswi yang berkeliaran untuk menonton pertandingan ini.

Sebutlah aku terlalu norak atau keganjenan, tapi percayalah. Tak ada niat sedikitpun di dalam diriku untuk merusak kebahagian orang. Aku hanya ingin bermain-main. - Batin Qyrha tersenyum.

Banyak tatapan tajam yang di tujukan padanya, tetapi Qyrha hanya diam saja. Ia malas untuk meladeni tatapan itu semua. Sampai pada akhirnya, dalam hitungan detik, bola sepak itu tertendang keras ke arah kepala Qyrha.

Tukkk..

"Awwhhh.." Rintihnya sambil memegangi kepala nya itu. Dan mendapat tawaan dari beberapa siswi kecentilan disana.

Qyrha tidak selemah yang kalian bayangkan, jika terkena bola ia langsung lemas dan ambruk ke tanah. C'mon, she is a strong girl, Friend.

"Hahaha... Mampus keganjenan sih!!"

"Rasain lo!! Karma is real!!"

"Mampusin guys!!"

"Anjir sialan!! Hahahha... Humor gue anjing!! Hahaha anjir kocak sialan gue ngakak!! Baru tadi keganjenan ehh sekarang kena bola. Hahahaha... Mampusss...."

Dan masih banyak lagi cibiran demi cibiran dari kakak kelas yang di lontarkan kepada Qyrha. Tapi, yang lebih penting adalah memberi pelajaran kepada orang yang telah membuatnya di tertawakan.

Arthur? Ia ingin menolong Qyrha tetapi ia lebih mementingkan gengsi nya. Sebenarnya, ia tidak benar-benar marah dengan Qyrha. Hanya saja, ia ingin melupakan Qyrha demi Afriza. Tetapi hatinya, menolak untuk melupakan Qyrha.

"Bedebah sialan!! Siapa yang nendang bola ke gue!! Jawab!!" Bentak nya dengan 8 oktaf dan itu membuat siapa saja disana merasa terkejut.

Pasalnya, bola itu cukup tertendang sangat keras ke arah kepalanya. Tetapi, ia seperti dalam keadaan baik-baik saja. Ya, mereka tidak tahu saja, kalau Qyrha menahan nyeri dengan sekuat tenaga nya.

Arthur akhirnya perlahan demi perlahan mendekat ke arah Qyrha. Tetapi, Qyrha tidak mengetahui itu.

Sudah lumayan banyak murid yang mengerumuni Qyrha saat ini, karena beberapa kelas sedang ada Free Class. Otomatis, banyak murid yang berkeliaran saat ini.

"Idih sok kuat najis jable jalan baru." Cibir Devina yang kebetulan lewat sana saat ingin menuju ke toilet bersama Ratu.

Qyrha langsung menatap tajam ke arah Devina dan Ratu. Arthur hanya melihat dalam diam. Melihat apa yang akan Qyrha lakukan. Tetapi hati nya terus menerus meminta dirinya untuk memberikan pelajaran kepada siswa itu.

"Lo diem atau lo mati."

"Lagian, gue juga mau lewat doang ke toilet. Ehh ngeliat lo kena bola itu suatu pemandangan yang indah. Hahahahah...." Sinis Devina lalu tertawa meremehkan ke arah Qyrha.

"Udah lah, Dev. Cabut yuk. Kita aduin aja ntar sama Pak Bakri kalo nih cewek sebenernya keluyuran." Ucap Ratu.

"Terserah, gue gak takut." Tantang Qyrha.

"Ehh iya gue baru inget. Lo itu virus yang udah ngebuat beberapa anak jadi nentang sama kita. Dan temen lo yang namanya, Nina and Luna itu tuh. Udah berani ngebentak gue. Lo terima akibatnya nanti." Sinis Devina lalu menarik tangan Ratu agar menjauh dari Qyrha.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang