111. Flashback.

2K 164 25
                                    

"Heh kamu." Panggil Dika ke arah Qyrha yang sedang duduk di sebrang dirinya. Dika saat ini sedang mempersiapkan dokumen-dokumen penting yang akan di tampilkan besok pagi.

"Aku, Pa?"

"Iyalah siapa lagi? Dan berhenti panggil saya Papa."

"Hm ada apa?"

"Kamu berani bersikap dingin terhadap saya?!" Bentak Dika karena terkejut akan jawaban Qyrha.

"Tadi aku gaboleh panggil Papa kan? Yaudah aku udah nurut, mau apa emang nya?"

"Bikinin saya kopi."

Qyrha terkejut. Karena ini adalah kali pertamanya ia disuruh oleh Papa nya itu. Wajah Qyrha berbinar senang. Sedangkan Iza menatap sangat tidak suka dengan Qyrha.

"Tumben banget kamu nyuruh itu anak?" Tanya Alyura.

"Biar belajar."

Qyrha yang mendengar itu cukup sedih. Karena Qyrha tau apa maksud dari ucapan Papanya itu. Ia disuruh belajar untuk menjadi pelayan.

"Yaudah sebentar ya, Qyrha bikinin."

Sepeninggal Qyrha, mereka semua yang disana berbincang-bincang seperti biasa. Aca yang bermain boneka dan Iza bermain game di ponsel.

"Ini kopinya, Papa." Ucap Qyrha dari jauh. Mendengar Qyrha yang akan berjalan kesini, Iza mempersiapkan kaki nya agar Qyrha lewati dan membuat Qyrha tersandung. Hingga,

Byurrr...

Tumpahlah secangkir kopi panas di atas laptop milik Dika yang berisi file-file penting yang akan ia siapkan untuk pertemuan besok. Tentunya untuk membuat perusahaan nya semakin maju.

"Kamu!!" Bentak Dika garang dengan wajah merah padam. Qyrha gemetar ketakutan. Seluruh pikirannya penuh dengan ketakutan akan amukan Papanya.

Dan habislah Qyrha.

"Awhhh, Pa sakit!! Qyrha minta maaf, Pa! Bukan salah Qyrha... Qyrha minta maaf... Hiks... Hiks... Ampun, Pa! Ampun! Ini bukan salah Qyrha, Papa..." Rintih Qyrha dengan tangisan yang begitu hebat. Pasalnya sekarang ia sudah di seret ke suatu ruangan dimana ruangan itu kosong dan hanya ada keluarga mereka dan Bi Inah yang memantau.

Cambukan sudah memenuhi sekujur tubuh Qyrha. Lagi-lagi ia harus merasakan cambukan itu. Cambukan kesedihan.

"Kamu ini ya! Emang anak gatau diri! Anak pembawa sial! Anak gatau malu! Dokumen itu sudah saya siapkan dari jauh-jauh hari, dan dengan sekejap kamu menghilangkan semuanya!! Dasar pembawa sial!" Bentak Dika tepat di wajah Qyrha.

Qyrha yang melihat wajah Papanya itu hanya mampu menangis sambil berteriak kesakitan karena rambutnya tidak berhenti di jambak oleh Papanya itu. Sungguh ini sangat sakit.

"Ini semua salah Abang, Pa!! Qyrha gak berniat buat rusakin dokumen Papa!! Hiks... Hiks... Lagian pasti ada salinan nya kan, Pa?"

"Pinter ya kamu!! Udah jelas-jelas kamu yang bawa kopi!! Dan perlu kamu catat, dokumen itu belum saya salin kemana pun!!" Bentak Dika sambil mencambuk di bagian kaki Qyrha.

"Tapi, tapi, Qyrha sumpah, Pa! Qyrha gak sengaja.. Abang jahat!! Hiks... Hiks..." Lirih Qyrha lemah.

"Saya menyesal tidak membunuh kamu sejak di dalam kandungan istri saya! Kamu hidup hanya untuk membuat saya bangkrut! Dasar beban keluarga!"

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang