90. Huft.

2.8K 190 13
                                    

Dingin.

Hanya itu yang mampu menggambarkan suasana saat ini.

Dingin. Menusuk. Tajam. Hampa.

Qyrha masih terbaring lemah di atas bankar itu.

Raga nya telah pulih perlahan.

Tetapi jiwanya, entah berada dimana.

Ia ingin kembali tetapi tak ingin.

12 jam telah berlalu.

Tetapi Qyrha masih belum tersadar juga.

Membuat semua orang panik bukan main.

Mereka tahu resiko yang akan Leader mereka tanggung.

Dan ini salah satunya.

Mengalami koma.

"Rha, bangun." Sinis Eun sambil menggoyang-goyangkan tubuh Qyrha.

"Bangun!! Gak usah drama!! Acting mu tidak bagus." Lanjutnya.

"Eun... Don't saying it again... Nona hikss..." Tangis Kim pecah ketika menatap kembali Qyrha.

"Tidak usah lemah, Kim." Ucap Eun sinis.

"Hikss hikss..." Kim malah mengencangkan tangisnya itu. Membuat Richard yang baru sampai di dalam kamar Qyrha terkejut.

"Kim, why are you crying?" Kaget Richard.

"Huwaaaaaa!!" Rengek Kim.

Eun yang melihat itu hanya tersenyum sinis. Kim sangat cengeng. Menurutnya.

"Sudah, Sayang. Jangan menangis lagi, ya!!" Ucap Richard sambil memeluk Kim hangat.

"Nona, hiks... Nona kita belum sadar juga... Please, wake up.... Hiks...." Ucap Kim di balik pelukan Richard.

"Okay, okay. Don't cry again. Mrs is okay. You look, she is smiling. She is just sleeping, My Dear." Ucap Richard mencoba untuk menenangkan Kim yang tak ada hentinya menangis.

Sementara itu, Keano menatap sendu ke arah Qyrha. Ia rindu ketika Qyrha tiada hentinya mengomel padanya. Ia rindu masa-masa dimana Qyrha berceloteh panjang dan Keano hanya menjawab dengan singkat. Keano rindu semua wajah Qyrha. Terutama wajah lucu milik Qyrha ketika Qyrha emosi padanya.

Semoga Nona akan segera bangun sebelum Tuan dan Nyonya datang kesini. - Batin Keano.

Dan mirisnya, ketika Keano selesai dengan doanya itu, Ponsel nya berbunyi.

Keano terkejut bukan main.

Pasalnya, itu adalah Evan.

Evan meneleponnya.

"Bahaya." Ucap Keano dan di dengar oleh semua yang disitu.

"What?" Tanya Richard.

"Ada apa? Apa ada yang menyerang markas?" Tanya Eun.

"Lebih dari itu." Ucap Keano misterius dan membuat semua yang disana terkejut.

"Katakan, ada apa?!" Kesal Eun.

Keano menunjukkan Ponsel nya. Dimana Evan meneleponnya.

"Ohh, Shit." Umpat Eun.

"Saya angkat dulu." Ucap Keano lalu menjauh dari mereka semua. Semua mengangguk mengiyakan. Keano pun keluar dari ruangan Qyrha.

"Halo, Tuan?"

"Yak, Keano. Dimana rekan ku? Para pengawal tidak mau memberitahuku dimana rekanku berada. Apa terjadi sesuatu?" Tanya Evan khawatir.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang