"Nyonya, apa yang kau lakukan?" Kaget Keano menatap telapak tangan Qyrha yang sedang Sania bersihkan.
"Ahh, tidak. Kau ini mengejutkan saja!" Cibir Sania sambil menutup botol kecil tadi dan menyelipkan di saku baju Qyrha.
"Nyonya? Kau melukai Qyrha?"
Sania menaikkan alisnya sebelah menatap heran ke arah Keano. Sedangkan Qyrha, ia menahan tawa sekaligus takut rahasianya akan terbongkar.
"Sok-sok an lo." Ledek Qyrha dan membuat Keano geram.
"Kau tidak perlu tau, No."
"Tap-"
"Sudah. Siapkan Jet sekarang juga." Potong Sania cepat.
"Loh untuk apa?"
"Pulang lah!!" Sinis Qyrha sambil meregangkan otot-ototnya khas orang bangun tidur.
"Lahh? Non udah gak lumpuh lagi?"
"Bacot." Umpat Qyrha kasar kemudian mengubah posisi nya menjadi duduk lalu menurunkan kaki nya perlahan dan mengayun-ayunkan kakinya.
"Tunggu apalagi, No? Ayo cepat lakukan! Sekaligus kau panggilkan yang lain kita akan pulang sekarang."
"Ba-baik, Nyonya, akan saya laksanakan." Ucap Keano lalu segera berlalu untuk melaksanakan perintah dari Nyonya besarnya itu.
"Sekretaris bobrok." Cibir Qyrha dan mendapat tawaan dari Sania.
"Hahahaha... Kau ini ada-ada saja. Ayo cepat bersiap, luka di wajahmu bagaimana? Apa obatnya masih ada?"
"Ada kok, Bu. Ibu tidak usah khawatir ya."
"Hmm, baiklah. Ayo keluar dan berpamitan.." Ucap Sania dan hanya mendapat anggukan sebagai jawaban dari Qyrha.
Qyrha mengganti baju nya dengan baju yang sempat Sania bawa dan tak lupa ia mengoleskan beberapa salep khusus yang ampuh dalam memudarkan bekas luka.
Tak lupa juga dengan sebotol kecil darah nya itu..
•••
"Arghhh... Lelahnya..." Ucap Qyrha seraya menghamburkan dirinya ke atas kasur kesayangannya itu.
Yap, Qyrha dan lainnya telah pulang ke rumah setelah mengalami drama dan perjalanan yang cukup panjang.
Dan saat ini menunjukkan pukul 6 pagi.
Qyrha teringat sesuatu.
Hari ini hari Rabu.
Qyrha langsung melompat dari kasur nya itu menuju kamar mandi untuk bersiap menuju sekolah.
Untuk apa?
Qyrha masih dalam kondisi di skors bukan?
Dan inilah rencana nya...
"Ayah, Ibu, Qyrha berangkat dulu yah?" Ucap Qyrha mengagetkan Sania dan Evan yang sedang berbincang di ruang keluarga.
"Loh? Kita baru pulang, Sayang. Kamu juga belum istirahat, luka mu belum sepenuhnya mengering. Dan kau bukannya sedang di skors?" Aneh Evan menatap putrinya yang satu itu.
"A plan.." Ucap Qyrha menyeringai.
Evan tertawa kecil sedangkan Shabilla yang tidak mengerti apa-apa hanya diam sambil menguap di pelukan Evan. Sania yang terkejut hanya memasang wajah garang.
"Yasudah-yasudah, hati-hati ya, Nak." Ucap Evan sambil tersenyum. Dan dengan sekejap, Sania langsung melotot tajam.
"Tidak akan Ibu izinkan. Evan?! Apa-apaan kau ini?! Anak gadis itu baru saja pulang dari rumah sakit dan luka nya belum sembuh dan kau mengizinkan dia untuk ke sekolah?! Sama saja kau ingin Qyrha semakin lemah!! Tidak akan Ibu izinkan." Omel Sania dan membuat Qyrha merengut sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN MELIHAT CERITA HANYA DARI COVER DAN JUMLAH PARTNYA SAJA, INI PARTNYA BANYAK TAPI ISINYA SEDIKIT YA]. [WARNING⚠️ INI CERITA AMATIR PERTAMA SAYA, YANG SAYA BUAT SAAT MASIH KELAS 8 SMP, DAN SANGAT TEROBSESI AKAN ADANYA...