Qyrha sedang berjalan santai menyusuri koridor demi koridor menuju kelasnya yang berada di ujung.
Ia melihat Hans yang sedang berdiri di depan loker kelas nya itu.
"Woi, Hans!!"
Hans pun menoleh ke arah Qyrha lalu tersenyum.
"Ehh, Hai, Rha!!" Qyrha menghampiri Hans yang tersenyum padanya.
"Lo ngapain disini?" Tanya Qyrha.
"Ngambil baju olahraga."
"Lah buat apa?"
"Idih gemesin banget sih kamu. Sekarang kan pelajaran olahraga."
"What the fuck?"
"Lo lupa ga bawa?" Qyrha menggeleng menjawab pertanyaan Hans.
"Yaudah, Nih. Lo pake aja. Selow itu masih baru kan ini pelajaran olahraga kita yang pertama disini. Jadi, tu baju masih baru."
"Ehh gausah, Hans. Gapapa. Kali aja Kak Tara ngasih gue keringanan biar gak di hukum."
"Gabakal, Rha. Kak Tara dah beda. Dia sekarang disiplin. Gak mandang kenal atau ngga muridnya. Dia bakal hukum siapa aja yang ngelanggar aturan dia."
"Yahh, terus gue gimana dong?"
"Udah lo pake aja."
Qyrha tidak seegois itu. Qyrha tetap mementingkan sahabatnya itu.
"Ngga, Hans. Lo aja yang pake."
Hans menggeleng. Ia tetap menyodorkan baju olahraga nya itu kepada Qyrha.
"Gamau, Hans."
"Yaudah kalo gitu." Ucap Hans kemudian ia menaruh kembali baju olahraga nya.
"Lohh kok di taro lagi?"
"Lo dihukum, gue juga di hukum."
"Lo mau dihukum bareng gue?"
"Ya mau lah."
"Tau nih gue. Lo mendingan di hukum kan daripada ikutan materi ini?"
"Gue suka olahraga."
"Terus kenapa gak ikutan?"
"Gue lebih suka lo." Ucap Hans kemudian menarik tangan Qyrha untuk segera ke lapangan khusus permainan bola basket.
Hans menanyakan kepada Qyrha, ia habis kemana tadi. Qyrha pun menceritakan yang sebenarnya kepada Hans. Hans yang mendengar itu cukup terkejut kemudian ia menetralkan kembali ekspresinya.
Ternyata, di balik obrolan Hans dan Qyrha, ada yang mendengarkan diam-diam kemudian orang itu tersenyum sinis. Dia adalah Devina.
"Dasar centil. Semua cowo di embat." Sinis Devina lalu berlari ke arah lapangan dengan seragam olahraga yang sudah melekat di tubuhnya.
Sesampai di lapangan, ternyata Bisma sedang mengabsen murid-murid. Bisma memicingkan mata melihat Qyrha, Hans, dan Devina yang datang hampir bersamaan.
Hans masuk ke barisan siswa yang terdiri 12 orang dan Qyrha masuk ke dalam barisan siswi sebelah kanan yang terdiri dari 8 orang. Dan Devina masuk ke barisan siswi sebelah kiri yang terdiri dari anggota geng nya saja.
Sekarang, Bisma sudah mengabsen semuanya. Tibalah detik-detik penghukuman Qyrha.
"Qyrha?" Panggil Bisma.
"Saya, Kak!!" Teriak Qyrha mantap.
"Kamu kenapa gak pakai baju olahraga?!!"
"Gatau kemana, Kak!!" Jawab Qyrha asal sambil menyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)
Action[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN MELIHAT CERITA HANYA DARI COVER DAN JUMLAH PARTNYA SAJA, INI PARTNYA BANYAK TAPI ISINYA SEDIKIT YA]. [WARNING⚠️ INI CERITA AMATIR PERTAMA SAYA, YANG SAYA BUAT SAAT MASIH KELAS 8 SMP, DAN SANGAT TEROBSESI AKAN ADANYA...