Prolog.

37.1K 892 22
                                    

Enjoy this story, Guys...

Don't forget to give a reaction please...

------------------------------------------

Qyrha.

Gadis berumur 16 tahun yang sudah memiliki cukup banyak rahasia dalam hidupnya.

Dengan tingkat kepandaian di atas rata-rata, hal inilah yang membuat dirinya hebat dan yakin bahwa ia akan sukses selalu walaupun dunia ini semakin rapuh.

Lulus S3 di umur 15 tahun? Why not?

Ketika kalian melihat dirinya, kalian hanya melihat ia sebagai gadis remaja yang polos dan manja. Dengan wajah yang sangat cantik dan mulus walaupun tanpa perawatan ataupun make up, pasti kalian akan berpikiran bahwa ia hanyalah gadis yang suka menghamburkan uang hanya untuk membeli perawatan wajah.

Tetapi, itu salah.

Gadis manja? Oh, no.

Gadis kuat? Yeah.

Manik matanya bagaikan kristal yang membeku di pegunungan es. Tubuhnya yang melekuk indah dan sepertinya Tuhan menciptakannya dengan sangat hati-hati dan dengan sangat detail. Bibirnya yang manis bagaikan delima yang merekah. Pipi yang selalu bersemu merah ketika terkena panas matahari. Dan ternyata, hanya dengan memiliki wajah cantik tidak menjadikannya hidup bahagia di dunia ini.

Kejadian demi kejadian telah di laluinya.

Berbagai pahit manis kehidupan sudah ia rasakan.

Kecut dan pahitnya perjuangan untuk hidup sudah ia taklukan semuanya.

Jarang ada kesan bahagia dalam alur hidupnya, hanya sebuah ketidak-adilan yang ia dapat. Dimana keadilan untuk dirinya? Karna ia juga berhak untuk mendapatkan keadilan dalam suatu keluarga.

Dan dimana letak keharmonisan sebuah keluarga? Qyrha tidak pernah mendapatkan itu. Tidak ada kasih sayang yang tumbuh dalam hidupnya.

Dimana tangisan selalu hadir dalam skema hidupnya. Alih-alih, sebenarnya ia sudah tidak sanggup menjalani hidup dengan beban berat di kepalanya. Beban yang selalu bertambah di setiap harinya.

Hati yang membeku.

Perasaan yang telah mati rasa.

Senyum yang memudar.

Pandangan yang selalu di pergunakan untuk menatap tajam para musuhnya.

Lengkap sudah dirinya. Hambar.

"Hidup itu harus kayak air sungai yang terus mengalir, ia akan menabrak apapun itu. Dan yang hanya dipikirkan hanyalah hidup lurus dengan mengikuti alur yang telah diberikan."

Banyak uang juga tak menjadikannya merasakan bahagia yang seutuhnya, tapi ia harus hidup dengan semestinya. Walaupun tanpa kasih sayang yang seharusnya terukir dengan lembut di dalam hatinya.

Tapi, apa yang bisa ia lakukan sekarang ini? Menantang Sang Pencipta yang telah memberikan dirinya kesempatan untuk hidup? Menantang Sang Pencipta yang telah menciptakan dirinya dengan penuh kasih sayang?

Oh, astaga.

Ia pernah berpikir, "Kalau saya mati, saya tidak bisa balas dendam."

Dan hanya itu dan itu yang ada di otaknya.

Dendam, dendam, dan dendam.

Rencana balas dendam yang ia sudah rencanakan dengan matang-matang untuk menghabisi keluarga kandungnya.

Memang gila.

Tetapi, mereka itu jauh lebih tidak waras dari dirinya.

Berpikir dengan pola pikir yang pendek hanya bisa membuatmu terjerumus ke dalam kebodohan dan juga kematian.

Tindakan bodoh yang membuat dirinya mengalami penderitaan yang buruk. Sebuah siksaan di dalam keluarganya dan ia hampir mati di tangan Ayah Kandungnya.

Hingga akhirnya, ia memutuskan pergi dan berusaha untuk memulai kehidupannya yang baru. Mencoba untuk tetap tersenyum pada dunia yang tidak adil pada dirinya.

Dan ketika ia sudah pasrah, cahaya kehidupan datang pada dirinya.

Membuat gadis kecil yang tidak mengerti apapun menjadi gadis yang berwujudan seorang iblis.

Iblis yang menjelma dari kejadian di masa lalu, dan membuat dirinya merasakan alter ego yang sesungguhnya.

"Sakitilah manusia di sekitarmu, maka kau akan merasa sangat puas. Lebih baik lagi, kau sakiti perasaannya, buat hancur hatinya, buat runtuh harga dirinya, buat manusia itu hancur lebur bagai gedung yang terkena atom."

Mencari gara-gara dengan seorang iblis? Itu tidak akan mungkin untuk di lakukan.

Tetapi, bagaimana jika kamu mencari gara-gara dengan iblis berwujud gadis dengan wajah polos yang sepertinya tidak tau apa-apa dan hanya bisa membuat keributan semata?

Pasti geram bukan?

"Lo gak akan bisa nandingin gue. Kalo lo mau kayak gue, lo harus ngerasain apa yang gue rasain dulu!"

Dan disinilah kisahnya dimulai.

Saat ini ia seharusnya sudah berada di tempat persinggahannya, dan bukan untuk mengulang sekolah yang pada akhirnya membuatnya menemukan cinta pertamanya.

Cinta yang membuat dirinya merasakan 'hidup' kembali menjadi gadis remaja yang labil.

Cinta yang membuat dirinya merasakan keindahan duniawi semata.

Cinta yang membutakan segalanya.

Rasa takut tidak pernah punah menghantui dirinya, dadanya selalu berdebar ketika rasa itu semakin besar dan menuntut.

Menuntut dirinya untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya pada lelaki yang sangat ia cintai.

Tetapi, lidahnya kelu untuk berbicara, dan seperti ada yang menjahit kedua bibirnya.

Berserah diri kepada takdir bukanlah hal yang salah kan? Dan itu yang akan Qyrha lakukan selanjutnya. Kalau memang Dewi Fortuna selalu ada di pihaknya, dia pasti akan selalu beruntung bukan? Kalau tidak...

Ahh, sudahlah.

Qyrha tidak pernah membiarkan siapapun menghakiminya ataupun berkomentar sesuka hati tentang dirinya.

"Gue sayang sama lo, gue gak bisa maafin diri gue sendiri kalo hati lo sampe tergores pas tau siapa gue. Jodoh pasti ketemu kok. Berdoa terus ya! Semangat!"

Hingga pada akhirnya, takdir Sang Maha Kuasa yang menentukan segalanya. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Qyrha akan hidup bahagia dengan alur cerita yang sudah di takdirkan untuknya? Atau sebaliknya?

•••

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang